Sijunjung Kembali Raih Penghargaan Kabupaten Peduli HAM, Layakkah Kita Bangga?

"Pegiat HAM begitu gencar bersuara jika bukan menyangkut urusan kaum Muslimin. Sebaliknya, jika menyangkut urusan kaum Muslimin mereka diam seribu bahasa."


Oleh. Warsiti Illah

NarasiPost.Com-Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) kembali meraih penghargaan Kota Peduli Hak Asasi Manusia (HAM) 2020 dari Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia. Kabupaten Sijunjung menjadi salah satu Kabupaten/Kota dari 11 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat yang meraih penghargaan Kota Peduli Hak Asasi Manusia (HAM).

Penghargaan tersebut diserahkan oleh Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno dan diterima langsung oleh Bupati Sijunjung Yuswir Arifin di Auditorium Kantor Gubernur Sumbar. (04/01/20)

Bupati Sijunjung, Yuswir Arifin, selepas menerima penghargaan mengatakan bahwa penghargaan yang diraih ini merupakan wujud apresiasi pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah yang terus berupaya memberikan yang terbaik dalam pemenuhan HAM di masyarakat.

Dengan diraihnya penghargaan ini, berarti Kabupaten Sijunjung yang berjulukan Ranah Lansek Manih ini sudah mendapatkan penghargaan tersebut sebanyak 4 kali,” terangnya.

Ia beranggapan hal itu merupakan keberhasilan Pemerintah Kabupaten Sijunjung mempertahankan predikat sebagai Kabupaten Peduli HAM. Hal tersebut menjadi bukti atas komitmen pemerintah daerah dalam memenuhi hak-hak dasar masyarakat.
Ia pun mengucapkan terima kasih atas penghargaan tersebut. Penghargaan itu, sebutnya merupakan hasil kerjasama seluruh elemen pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan kabupaten.
Lantas haruskah kita bangga dengan penghargaan tersebut?

Kalau kita melihat dari kacamata ideologi kapitalis, tentu kita bangga dengan keberhasilan meraih penghargaan tersebut sebagai masyarakat yang peduli kepada HAM, wajar. Sebab hal itu sebagai bagian dari sistem kapitalis yang memiliki cara pandang menjunjung kebebasan. Mulai dari kebebasan beragama, kebebasan berperilaku, kebebasan berpendapat, dan kebebasan kepemilikan. Maka dengan penghargaan ini menampakan kepada dunia bahwa masyarakat Sijunjung adalah masyarakat yang menjunjung HAM termasuk masyarakat yang toleran, moderat, dan tidak radikal. Karena sejatinya muatan ide HAM menggariskan begitu.

Akan tetapi kalau kita melihat dari pandangan Islam, ini adalah hal yang patut dikritisi. Meski soal toleransi dalam aspek kemanusiaan dan keagamaan dalam batasan syariat, hal itu merupakan suatu keharusan karena masyarakat Sijunjung adalah mayoritas penduduknya Muslim dan Islam itu sangat memuliakan manusia, dan membiarkan perbedaan agama. Akan tetapi ide HAM hari ini yang telah disebutkan tadi, bahwa ia lahir dari ideologi kapitalisme. Maka jelas ini berbeda lagi.

Mengokohkan propaganda HAM kepada masyarakat Sijunjung jelas merupakan ide yang harus ditolak. Sebab ide tersebut justru berbahaya dan bertentangan dengan ajaran Islam. Kebebasan beragama bisa melahirkan banyak pemurtadan dan aliran sesat, kebebasan berpendapat memunculkan penghinaan terhadap Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, kebebasan kepemilikan melahirkan privatisasi dan juga perampokan baik itu individu asing bahkan aseng atas sumber daya alam milik rakyat, sedangkan kebebasan berperilaku mengakibatkan dibebaskannya pacaran sehingga menjadikan para pemuda-pemudi melakukan seks bebas. Akhirnya tak mustahil lahir pula problem lanjutan, berupa maraknya aborsi.

Maka, bukankah sudah seharusnya menjadi pemikiran kita bersama bahwa ide HAM sejatinya bukan datang dari Islam dan bukan datang dari yang hak, yaitu aturan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sebagaimana Allah sampaikan didalam Al-Qur'an Surat Al munafiqun ayat 8 yang artinya :

"Kemuliaan itu bagi Allah dan Rasul dan kaum mukmin namun orang-orang munafik itu tidak paham".

Kebanyakan dari kita sangat disayangkan kurang memahami kandungan ayat tersebut sehingga kebanyakan dari kita merasa bangga, seraya mendukung ide HAM ala kapitalisme tadi, padahal jelas bertentangan dengan ajaran Islam. Ditambah lagi, perjalanan HAM selalu inkonsistensi dan berpeluang dijadikan alat politik dalam implementasinya. Sebab pada realitanya, HAM lebih dominan merugikan Islam dan kaum Muslim.

Pegiat HAM begitu gencar bersuara jika bukan menyangkut urusan kaum Muslimin. Sebaliknya, jika menyangkut urusan kaum Muslimin mereka diam seribu bahasa.

Maka, marilah kita renungkan bersama tuntunan dari Allah subhanahu wa taala dalam Al-Qur'an di surat An-nahl ayat 89 yang artinya : "kami telah menurunkan kepadamu Alkitab yaitu Al-Quran sebagai penjelas atas segala sesuatu petunjuk dan rahmat serta kabar gembira bagi kaum Muslim."

Dan juga di surat Al Anfal ayat 27 yang artinya:
"Hai orang-orang beriman janganlah kalian menghianati Allah dan rasul-Nya".

Berdasarkan ayat di atas Allah mencela ketika kita meninggalkan aturan-aturan yang datang dari Allah dan berpaling kepada aturan-aturan buatan manusia juga berdasarkan ayat tadi menunjukkan kepada kita untuk menegakkan akidah dan syariah Islam di dalam kehidupan kita Wallahu A'lam Bishawab.[]


Photo : Pinterest

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Previous
Kerusuhan Pendukung Trump, Hasil Nyata Demokrasi
Next
Kematian adalah Sebuah Keniscayaan
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram