Menjadi Sugar Baby, Apa yang Sedang Kaucari?

"Dunia memang sangat menyilaukan bagi mereka yang tipis imannya. Banyak harga diri dan kesucian tergadai demi mengejar nafsu sesaat seperti maraknya sugar baby dan sugar daddy."

Oleh: Irma Sari Rahayu

NarasiPost.Com-Pernah mendengar istilah sugar baby nggak? Awalnya, saya kira sugar baby itu sejenis makanan manis yang rasanya enak. Ternyata saya salah. Sugar baby adalah istilah untuk perempuan yang menjadi simpanan, selingkuhan atau pacar laki-laki yang mapan atau kaya secara ekonomi (disebut sugar daddy). Pekerjaannya beragam,  mulai dari pengusaha bahkan pejabat. Kebanyakan, sugar baby ini masih pelajar SMA dan mahasiswa seperti kamu, lho. 

Fenomena sugar baby memang bukan hal yang baru. Bedanya, dulu mereka malu-malu kucing untuk mengakui. Kalau sekarang, justru semakin terang-terangan bahkan bangga. Apalagi saat ini sudah zamannya media sosial. Banyak lho, para sugar baby ini yang pamer barang mewah pemberian daddy mereka, terus posting deh. 

Kenapa sih mereka mau menjadi 'sugar baby_? Apa nggak malu, ya? Ternyata gaya hidup hedonis penuh kemewahanlah yang membuat para remaja tergiur. Apalagi melihat idola di media sosial yang kerap menampilkan gaya hidup mewah, seperti handphone mahal, mobil mewah, fashion branded, dan jalan-jalan ke luar negeri hampir tiap bulan. Duh, siapa sih yang nggak pingin?

Nah, dengan menjadi sugar baby, semua kemewahan yang awalnya cuma impian bisa dirasakan. Nggak perlu capek kerja banting tulang, uang mengalir sendiri. Kayaknya enak, ya? Masalah dosa urusan nanti. Yang penting bisa happy.

Coba deh simak penuturan sugar baby yang dikutip dari Solopos.com. Fania (bukan nama sebenarnya) mengaku pernah berkencan dengan delapan sugar daddy demi mendapat kemewahan yang diidam-idamkan. Sampai-sampai, Fania bilang sudah nggak tertarik lagi sama cowok yang sebaya.

Ina berbeda lagi. Ia mengaku pernah mendapat uang 15 juta rupiah yang dihabiskan untuk belanja, nongkrong atau jalan-jalan ke luar negeri. Hedon banget, ya, kehidupan mereka?

Lebih mengerikan lagi kalau para sugar baby ini tidak hanya sekadar kencan menemani ngobrol para sugar daddy. Faktanya, mereka juga harus bersedia untuk melakukan hubungan intim, meskipun harus sesuai kesepakatan antara dia dan daddy.

Seperti yang diakui oleh Ralina. Ia membuat kesepakatan dengan daddy-nya seperti hubungan intim dalam waktu semalam atau sesuai kontrak yang disepakati. Nah, kalau sudah sampai sejauh ini, bayarannya bisa tinggi, apalagi kalau masih pelajar SMA (kumparan.com). Na'udzubillah min zalik. 

Miris, ya. Remaja yang selayaknya menjadi aset untuk membangun negara, malah terjerumus pada kemaksiatan, mengejar kebahagiaan semu yang memabukkan. Bahagia itu bukan karena berlimpahnya harta, Kawan. Tapi karena Allah rida pada kita. Harta banyak tapi Allah nggak rida, buat apa? 

Masih banyak juga sih, yang beranggapan, mumpung masih muda, bisa foya-foya. Tapi siapa yang mengetahui batas usia kita hidup di dunia? Banyak kok remaja-remaja yang meninggal di usia muda. Nah, sudah punya bekal apa kita untuk persiapan menghadap Allah nantinya? 

Bukan hanya murka Allah saja yang didapat, Sobat, tapi ada faktor lainnya. Apa kamu nggak takut terkena penyakit kelamin karena gonta-ganti pasangan? Sekalipun kamu pakai pengaman, kalau Allah sudah berkehendak, kita nggak bisa mengelak. Memangnya kamu sanggup menanggung resikonya? Resiko malu, dijauhi keluarga, teman, dan rasa sakit itu sendiri. Belum lagi hukuman yang harus diterima karena sudah berzina, seperti yang Allah kabarkan dalam surat An Nur ayat 2 yang artinya:

"perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap satu dari keduanya dengan seratus kali deraan. Dan janganlah kamu belas kasihan kepada keduanya didalam menjalankan (ketentuan) agama Allah yaitu jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhir. Dan hendaklah dalam (melaksanakan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman".

Masih berani menantang Allah? Sudahlah, yuk jauhi maksiat! Lebih baik jadi remaja taat. Banyak kajian-kajian online yang bisa kita ikuti. Masa pandemi jangan jadi alasan bagi kita untuk nggak mau ngaji. Surga bukan cuma untuk orang tua saja, Kawan. Jadi, mumpung masih remaja, saatnya menjadi hamba yang bertakwa. Raih rida Allah semata, karena kenikmatan dunia hanya tipuan saja. Wallahu a'lam.[]

 

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Irma Sari rahayu Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Keindahan Komunikasi Suami Istri
Next
Vaksin Covid-19, Bukan Senjata Andalan
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Gal Jerman
2 years ago

Top ,.. top top ... post! Keep the good work on !

bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram