Peer Pressure di Circle Remaja

Peer Pressure

Peer pressure positif atau teman yang memberikan positive vibes akan membuat seseorang menjadi pribadi yang lebih baik, hidup produktif, dan berkualitas.

Oleh. Fitria Zakiyatul Fauziyah CH
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Berteman adalah fitrah yang dimiliki setiap individu. Kita tidak dapat kokoh berdiri sendiri dan menjalani kehidupan tanpa adanya teman. Ada yang bisa, tetapi tetap saja rasanya hampa. Ibarat ada satu sisi yang hilang dari diri kita.

Pada saat seseorang menerima peer pressure, mereka cenderung akan melakukan sesuatu yang berisiko besar untuk dapat diterima oleh teman-temannya dengan mudah. Lebih dari itu, ketika peer pressure ini menyasar pada hal-hal negatif, seperti mencoba merokok, minuman keras, tawuran, atau menyebabkan ingin bolos sekolah, peer pressure jelas menjadi pemicu kenakalan remaja.

Seperti yang terjadi di Bantul, yakni pelajar SMA sebanyak tiga orang diduga hendak tawuran sehingga diamankan warga dan petugas kepolisian. Dalam kejadian tersebut, ditemukan satu keris aksesori yang disita oleh petugas. Remaja diduga akan tawuran sepulang futsal, akan tetapi berhasil digagalkan sejumlah warga, tepat di depan Ruko Salakan Jalan Parangtritis, Sewon. Adapun ketiga remaja tersebut tidak ditahan, melainkan sanksi berupa pembinaan terhadap para remaja itu sebelum dipulangkan. (detik.com, 18/02/2024)

Apa Itu Peer Pressure?

Dilansir dari laman hallosehat.com, peer pressure terdiri dari dua kata, yaitu peer yang bermakna teman sebaya dan pressure yang artinya tekanan. Dapat dikatakan bahwa peer pressure adalah tekanan yang bersumber dari teman sebaya.

Teman sebaya bukan berarti teman dengan usia yang sama atau setara. Ini bisa jadi seseorang dengan kemampuan atau status sosial serupa. Maka tekanan ini dapat mengarah pada sesuatu yang positif maupun negatif. Tekanan positif berarti mereka mengajak pada pribadi yang lebih baik dan sebaliknya.

Tekanan teman sebaya negatif dapat berdampak buruk, khususnya terjadi di usia remaja. Pasalnya, ini adalah masa seseorang mudah terpengaruh oleh teman sebayanya. Selain itu, usia remaja juga merupakan momen ketika seseorang mencurahkan banyak waktu menjelajahi berbagai hal, seperti dikutip dari laman Talk it Out NC.

Jenis-Jenis Peer Pressure

Tanpa disadari seseorang mungkin pernah mendapatkan atau melakukan tekanan pada teman sebaya. Lantaran, tekanan teman sebaya bisa diidentifikasi menjadi enam jenis.

Berikut ini beberapa identifikasi peer pressure:

Pertama, spoken peer pressure (tekanan dengan lisan), yakni saat teman sebaya secara langsung membujuk atau meminta untuk melakukan hal tertentu.

Kedua, unspoken peer pressure (tekanan tidak terucapkan), yaitu ketika seseorang dipersuakan dengan tindakan teman sebaya dan dibebaskan memilih mengikuti atau tidak.

Ketiga, direct peer pressure (tekanan secara langsung), pada umumnya merupakan tekanan yang berpusat pada perilaku. Tekanan ini dapat dilakukan secara spoken atau unspoken, tetapi seseorang diminta untuk mengambil keputusan pada saat itu juga.

Keempat, indirect peer pressure (tekanan tak langsung) merupakan tekanan yang tidak secara langsung ditunjukkan pada seseorang, tetapi sesungguhnya seseorang itu juga diminta untuk memutuskannya.

Kelima, positive peer pressure (tekanan positif), yakni dorongan teman sebaya agar seseorang melakukan perilaku positif atau baik. Keenam, negative peer pressure (tekanan negatif), yaitu dorongan teman sebaya agar seseorang berperilaku negatif.

Contoh Peer Pressure

Tekanan teman sebaya akan menjadikan seseorang melakukan tindakan yang sebenarnya tidak diinginkan, dengan tujuan dapat diterima oleh teman sebayanya.

Inilah beberapa contoh tekanan teman sebaya yang acapkali membuat seseorang keberatan untuk tunduk patuh melakukannya.

  1. Mencuri.
  2. Merokok.
  3. Minum alkohol.
  4. Melakukan bullying pada teman sebaya lainnya.
  5. Melanggar peraturan sekolah.
  6. Melakukan tindakan kriminal.
  7. Melakukan hubungan seksual.
  8. Membatasi pergaulan dengan orang lain.
  9. Menyakiti orang lain, seperti tawuran, berkelahi, dan sebagainya.

Seseorang yang mendapatkan paksaan teman sebayanya untuk bertindak seperti di atas awalnya akan merasa tertindas. Namun, keinginan mereka untuk memenuhi perintah teman sebaya dan dianggap setara akan menaklukkan rasa takut tersebut. Akhirnya, mereka akan tetap melakukannya.

Dampak Peer Pressure

Positive peer pressure akan menjadikan seseorang menjadi pribadi yang lebih baik. Sementara itu, terdapat berbagai dampak buruk jika seseorang senantiasa menerima tekanan negatif dari teman sebayanya, yakni sebagai berikut:

  • Gangguan akademis atau pekerjaan, akan menyebabkan hilangnya fokus sehingga mengganggu konsentrasi dan prestasi akademis atau pekerjaan. Lalu, penarikan diri, beberapa orang sering merasa tidak nyaman ketika tidak dapat memuaskan tuntutan dari teman sebaya sehingga memilih untuk mengasingkan diri dari lingkungannya.
  • Kecemasan: tekanan untuk melakukan tindakan yang dapat membuat seseorang merasakan kekhawatiran atau kecemasan. Jika dibiarkan begitu, akan berdampak pada gangguan mental.
  • Kenakalan remaja: tekanan negatif dari teman sebaya, seperti penyalahgunaan alkohol, obat-obatan, tawuran atau berkelahi, hingga aktivitas seks bebas.
  • Hilang rasa percaya diri: seseorang yang mendapat tekanan negatif akan menderita penurunan rasa percaya diri sebab merasa tidak bisa tampil sesuai dengan keinginan diri sendiri.

Cara Mengatasi Tekanan dari Teman Sebaya

Jika sudah terjebak dalam situasi dan kondisi tekanan teman sebaya negatif, jangan khawatir.

Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah dan menghadapinya:

Pertama, berani mengatakan tidak. Saat keadaan tertekan untuk bertindak yang sebenarnya tidak diinginkan atau berisiko, maka jangan takut untuk berkata tidak. Sehingga teman sebaya dapat menerima keputusan tersebut, terlebih dahulu usahakan untuk mempersiapkan alasan tidak dapat melakukannya.

Kedua, menawarkan pilihan. Beberapa orang yang melakukan peer pressure sebenarnya sedang mencari celah untuk lebih dekat dengan seseorang. Maka, saat diri dapat menilai bahwa tindakannya bersifat negatif, cobalah menggiringnya untuk melakukan hal lain.

https://narasipost.com/motivasi/09/2023/temanmu-cerminmu/

Ketiga, selektif dalam berteman, apabila orang di sekeliling terus menekan untuk melakukan perilaku yang menyimpang, jangan ragu untuk cut off interaksi dengan mereka. Selain itu, berusaha juga untuk mencari teman baru yang positive vibes atau memberikan peer pressure positif.

Keempat, belajar untuk self reward. Beberapa orang dituntut memenuhi tekanan negatif dari teman sebaya karena menginginkan perhatian atau apresiasi. Maka, sebelum memelas pada orang lain, wake up terlebih dahulu apresiasi pada diri sendiri. Dengan begitu, seseorang teguh pendirian dan harga diri yang tinggi.

Membangun Generasi Berkualitas

Islam di Indonesia memanglah mayoritas. Namun sayang, banyak yang masih gagal paham pada ajaran Islam. Kerap kali didapati pemilahan ajaran Islam, antara agama dengan aspek politik, ekonomi, budaya, ataupun aspek kehidupan lainnya, jauh dari ajaran Islam.

Ada empat target dan kunci khususnya untuk kalangan remaja.

Pertama, ifsadul akhlak (merusak akhlak) adalah kondisi kaum muslimin dikacaukan pada sisi moral dan etika sehingga tidak lagi berakhlak sesuai dengan ajaran Islam.

Kedua, tahthimul fikrah (menghancurkan pemikiran) yaitu memorak-porandakan pemahaman kaum muslimin dengan mencuatkan berbagai macam ajaran-ajaran (isme-isme) yang asing dan bertolak belakang dengan ajaran Islam, seperti ateisme, hedonisme, materialisme, liberalisme, kapitalisme, dan lain-lain.

Ketiga, idzabatus syakhshiyah (melarutkan kepribadian) adalah sikap hidup kaum muslimin dijadikan labil sehingga enggan untuk taat syariat dan beramar makruf nahi munkar, bahkan abai, serta toleran atau ikut-ikutan kepada orang yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Keempat, ar-riddah (murtad) adalah melepaskan agama, menyingkirkan, mengingkarinya, hingga keluar agama Islam.
Faktor utama yang menentukan kualitas generasi Islam adalah iman dan keilmuannya. Oleh karenanya, dalam sistem pendidikan Islam, tidak dikenal adanya dikotomi pendidikan seperti yang biasa terjadi dalam sistem hidup sekuler. Di dalam pandangan Islam tidak hanya ditujukan untuk memperoleh ketinggian teknologi dan ilmu pengetahuan saja.

Target penting pendidikan generasi yang memiliki keimanan yang kokoh, kemudian dari dorongan keimanan tersebut teknologi dan ilmu pengetahuan dipelajari, dikuasai, dan dikembangkan. Maknanya, keimanan menjadi landasan bagi keilmuan seseorang.

Gambaran generasi berkualitas menurut perspektif Islam adalah sebagai berikut:

Pertama, generasi yang ber-syakhsiyah Islam (berkepribadian Islam) adalah generasi yang memiliki keimanan kokoh terhadap Islam (akidah Islam), dan mempunyai tekad kuat menjadikan akidah Islam sebagai dasar dan standar dalam pola pikir (aqliyah) dan pola sikap (nafsiyah). Seluruh kegiatan dan persoalan dalam kehidupan diatur dan diselesaikan berdasarkan ajaran Islam. Menjadi sangat penting penanaman pemahaman yang utuh dan kokoh terhadap akidah Islam adalah penentu utama terwujudnya generasi berkualitas.

Kedua, generasi berjiwa pemimpin yang tinggi. Islam datang dengan membawa seperangkat petunjuk yang menyeluruh dan sempurna, menjamin terselesaikannya seluruh persoalan kehidupan sampai akhir zaman. Pemahaman Islam yang terinternalisasi pada dirinya akan membentuk sikap bertanggung jawab. Baik menjadi pemimpin bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, bahkan umat di seluruh penjuru dunia.

Ketiga, hidup berdasarkan akidah Islam. Akidah Islam menjawab seluruh pertanyaan mendasar atau simpul besar kehidupan manusia, yaitu dari mana asal manusia? Untuk apa hidup di dunia? dan akan ke mana setelah kehidupan dunia ini? Islam memberikan petunjuk yang sempurna, yang mampu menyelesaikan seluruh permasalahan hidup manusia di dunia.
Dengan pemahaman Islam, generasi pertama umat, generasi para sahabat, telah mampu memimpin peradaban dunia dua negara adikuasa pada masa itu, yaitu Persia dan Romawi. Mereka memukul mundur kedaulatan kerajaan Kisra Persia dan melengserkan kekuatan Romawi hingga ke Konstantinopel, serta menyatukan bangsa-bangsa di bawah naungan panji Islam. Ini adalah bukti konkret keberhasilan pendidikan generasi berkualitas dalam pandangan Islam. Wallahu a'lam bish-shawwab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Fitria Zakiyatul Fauziyah CH Kontributor NarasiPost.Com dan Mahasiswi STEI Hamfara Yogyakarta
Previous
Islamofobia Mencekam di Negara Hitam
Next
Wedang Cemoe, Minuman Unik dan Berkhasiat
4.2 5 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

5 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Deena
Deena
8 months ago

Pentingnya memilih teman yg baik. Teman yg baik akan mengajak pd kebaikan. Teman yg buruk akan menjerumuskan pd keburukan.

Sartinah
Sartinah
8 months ago

Masyaallah, betul. Miris memang pertemanan para remaja hari ini. Ada sebagian yang pertemanannya mambawa kebaikan, tetapi banyak pula yang akhirnya terjerumus dalam keburukan karena terpengaruh pertemanan yang buruk.

Firda Umayah
Firda Umayah
8 months ago

Tulisan yang bagus. Remaja saat ini memang harus diajari agar punya prinsip untuk berteman demi kebaikan saja.

Dewi Kusuma
Dewi Kusuma
8 months ago

Wah bener banget pertemanan itu mesti dilandasi dengan akidah Islam. Biar kehidupan, pertemanan itu jadi aman dan nyaman

bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram