Kekuasaan dan kepemimpinan, dua konsep yang sering kali dianggap serupa, namun sebenarnya memiliki perbedaan yang mendasar. Keduanya harus dipahami dari sudut pandang yang berbeda, yaitu pemahaman konsep dan metode penerapannya.
Oleh. Maman El Hakiem
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Seorang yang sedang berkuasa, boleh jadi bukan tipe seorang pemimpin, apalagi kekuasaan tersebut didapat dari sebuah sistem yang hanya berdasarkan pada hasil suara mayoritas dari rakyatnya, semisal sistem demokrasi yang mengadopsi jargon "suara rakyat suara Tuhan."
Jargon demokrasi tersebut menandakan bahwa kehendak rakyat menjadi hukum yang harus dijalankan oleh penguasa terpilih, walaupun rakyat yang dimaksud faktanya hanya segelintir orang yang telah "membeli" suara rakyat pada pemilihan umum yang digelar secara periodik. Kelompok kecil masyarakat tersebut dikenal dengan oligarki, mereka menjadi investor dari kekuasaannya tersebut.
Sekalipun demokrasi telah terbukti menzalimi rakyatnya, namun masih saja dipertahankan dengan mencoba berulang kali ganti pemimpin. Ibaratnya mesin kendaraan yang bermasalah, malah sopir yang selalu digonta-ganti secara periodik. Di sinilah pentingnya kita memahami perbedaan antara kekuasaan dan kepemimpinan agar tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama.
Bedanya Konsep dan Metode
Bicara tentang kekuasaan dan kepemimpinan, dua konsep yang sering kali dianggap serupa, namun sebenarnya memiliki perbedaan yang mendasar. Keduanya harus dipahami dari sudut pandang yang berbeda, yaitu pemahaman konsep dan metode penerapannya.
Secara konsep atau pemahaman, kekuasaan merupakan kemampuan untuk memengaruhi orang lain, terlepas dari apakah mereka setuju atau tidak. Kekuasaan dapat bersumber dari posisi, pengetahuan, atau sumber daya tertentu.
Sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan untuk memandu, mengarahkan, dan menginspirasi orang untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan berkaitan dengan kualitas kepribadian dan kemampuan untuk memotivasi.
Sementara dari sudut pandang metode penerapan, diraihnya kekuasaan bisa diperoleh dari berbagai sumber seperti jabatan formal, kekayaan, atau koneksi politis. Kekuasaan bisa diperoleh tanpa perlu memiliki kualitas kepemimpinan.
Sedangkan sebaliknya, kepemimpinan lebih fokus pada karakter, keterampilan interpersonal, dan kemampuan untuk membimbing orang lain. Kepemimpinan tidak selalu terkait dengan kekuasaan formal. Kekuasaan menitikberatkan pada kontrol dan pengaruh, sering kali terkait dengan kepentingan pribadi.
Sebaliknya kepemimpinan berkaitan juga dengan bagaimana membimbing kelompok atau masyarakat untuk mencapai visi bersama dan membangun hubungan yang harmonis sehingga terwujud dari tujuan kekuasaan tersebut.
Kekuasaan bisa bersifat sementara dan dapat hilang ketika sumber kekuasaan tersebut tercabut. Sedangkan kepemimpinan lebih bersifat jangka panjang karena membangun dasar kepercayaan dan penghargaan dari orang lain. Namun demikian, realitas kekuasaan dan kepemimpinan sering kali saling terkait. Seorang pemimpin dapat memiliki kekuasaan, tetapi bukan berarti semua yang memiliki kekuasaan bisa dianggap pemimpin. Pemimpin yang efektif mampu menggabungkan kekuasaan dengan kepemimpinan yang inspiratif, menciptakan dampak positif dalam kehidupan bermasyarakat atau bernegara.
Sistem Kepemimpinan Islam
Dalam sistem Islam, konsep kekuasaan memiliki karakteristik unik yang tercermin dalam prinsip-prinsip ajaran Islam.
Berikut adalah beberapa aspek penting terkait kekuasaan dalam sistem Islam:
Pertama, kedaulatan atau pemegang hukum berada pada hukum syarak. Sumber kedaulatan atau pembuat aturan hukum dalam sistem Islam adalah Allah Swt. Hukum-hukum Islam dan norma-norma etika berasal dari ajaran agama, dan pemimpin yang berkuasa harus mematuhi prinsip-prinsip yang telah ditentukan oleh hukum syarak, yaitu seruan dari Allah Swt. berupa perintah atau larangan yang berkaitan dengan perilaku kehidupan manusia yang harus diterapkan di dunia.
Dari segi karakter kepemimpinan, di dalam sistem Islam seorang pemimpin harus menjadi pelayan umat dan menjadi solusi atas segala persoalan yang dihadapinya secara adil. Seorang pemimpin yang mendapat kekuasaan, namun menerapkan aturan hukum yang bukan berasal dari Allah Swt. maka termasuk pemimpin yang zalim. Hal ini disebutkan dalam QS. Al Maidah, ayat 45 yang artinya., "Siapa saja yang tidak memutuskan hukum berdasarkan wahyu yang telah Allah turunkan, mereka itulah kaum yang zalim."
Dengan demikian, konsep kepemimpinan dalam Islam sesungguhnya merupakan amanah untuk dapat merealisasikan aturan Allah Swt. Adapun metode atau penerapan sistem kepemimpinan dalam Islam harus ditempuh dengan adanya penyerahan kekuasaan dari tangan umat. Ini disebutkan di dalam kitab at Takatul al Hizbi karya Syekh Taqiyuddin An Nabhani, mengenai adanya tahapan terakhir dakwah istilamu al hukmi, di mana umat menyerahkan kekuasaannya untuk diatur dengan aturan syariat Islam.
Kedua, seorang pemimpin akan bertahan dalam kekuasaannya ketika ditopang oleh sistem yang baik. Dalam syariat Islam, syarat-syarat menjadi pemimpin telah diatur berdasarkan tuntunan yang telah dicontohkan Rasulullah saw. dan para sahabatnya. Beberapa syarat yang penting untuk menjadi pemimpin dalam Islam di antaranya, ia adalah seorang muslim, laki-laki, balig, berakal, merdeka, dan kafa'ah atau memiliki kemampuan manajerial kepemimpinan.
Seorang pemimpin harus adil dalam mengambil keputusan, menegakkan hukum, dan memperlakukan semua orang dengan saksama tanpa memihak kepada kelompok tertentu. Pemimpin harus memiliki kualitas kepemimpinan yang baik, seperti kebijaksanaan, keberanian, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan mengambil keputusan yang bijak.
Seorang pemimpin juga diharapkan memiliki pengetahuan yang memadai tentang agama Islam, hukum-hukumnya, dan masalah-masalah sosial. Keterampilan manajerial dan kepemimpinan juga sangat diperlukan. Pemimpin dalam Islam dianggap sebagai pelayan bagi umatnya. Mereka harus bersikap rendah hati dan bersedia membantu serta memperhatikan kebutuhan masyarakat. Selain itu, seorang pemimpin Islam diharapkan memiliki kemampuan untuk menangani konflik dengan bijak dan mengupayakan penyelesaian yang adil dan damai.
Syarat-syarat ini mencerminkan prinsip-prinsip Islam yang menempatkan etika dan moralitas sebagai landasan utama dalam kepemimpinan. Dengan memenuhi syarat-syarat ini, seorang pemimpin diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik dan membawa kesejahteraan bagi umatnya. Hadis dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda tentang tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tiada naungan selain naungan-Nya, salah satunya adalah seorang pemimpin yang adil. Dan sifat adil ini hanya akan terwujud ketika sistem kekuasaannya menerapkan aturan syariat Islam secara kaffah.
Wallahu a'lam bish-shawab. []
Masyaallah, memang kekuasaan dan kepemimpinan harus berlandaskan akidah Islam agar semua berjalan beriringan.
Barokallahu fiik, Pak Maman
Pemimpin yang baik bisa menjalankan kekuasaan dengan baik dalam sistem yang tepat, yakni Islam.
Barakallah..
Hanya Islam yang memiliki konsep detil tentang pemimpin dan kepemimpinan..
Sekarang penguasa bukan the real pemimpin karena sejak awal prosesnya karena sokongan banyak pihak yang berkepentingan. Itulah pentingnya syarat-syarat calon penguasa dipenuhi agar ia memang benar-benar pemimpin. Kalau Islam ada syarat in'iqad sehingga calon terpilih betul-betul layak memimpin. Tulisan yang sangat relevan dengan pemilu hari ini.
Dalam demokrasi, kekuasaan di dapat namun yang berkuasa tidak akan mulus menjalankan kepemimpinannya dengan baik. Jika, kepemimpinan itu berkaitan dengan karaktek. Maka sulit untuk mendapatkan karaktek yang baik. Sebab, jalan dalam sistem ini sudah diwarnai dengan beragam hal yang tidak terpuji. Sebagaimana kata salah satu tokoh, malaikat saja bisa berubah kala berada di dalam sistem ini.
Pemimpin yang benar-benar memiliki karakter kepemimpinan hakiki hanya lahir dalam sistem Islam, dan mustahil lahir di sistem demokrasi
Dalam sistem demokrasi, banyak penguasa yang tidak mampu memimpin
Alhasil, di dalam demokrasi tidak ada hukum yang bisa menjerat penguasa.. Penguasa mau ingkar janji, semua tidak jadi masalah...
Pemimpin yang adil hanya akan terwujud di dalam sistem Islam.
Dua hal yang dibutuhkan dalam kepemimpinan Islam, adalah pemimpin atau khalifah dengan 7 syaratnya dan sistem pemerintahannya/kekuasaan Islam.
Saat ini belum ada pemimpin yang sesuai dengan kriteria yang Islam tetapkan. Karena apa? Karena yang dipakai bukan sistem Islam. Semoga suatu hari akan ada pemimpin yang menerapkan syariat Islam. Dan semoga hal itu tidak lama lagi aamiin.