Untuk NP, hanya ucapan terima kasih yang mampu kuberikan atas jasa dan peranmu dalam menyatukan aku dan anakku untuk seiring sejalan dalam menyampaikan Islam. Jasamu itu tidak akan pernah kulupakan.
Oleh. Atien
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-"Bukanlah kesulitan yang membuat kita takut, tetapi ketakutan yang membuat kita sulit. Oleh karena itu, jangan pernah mencoba untuk menyerah dan jangan pernah menyerah untuk mencoba." (Ustaz Ismail Yusanto)
Kata-kata motivasi di atas awalnya aku berikan kepada putriku saat dia merasa takut untuk mengirim tulisan ke NarasiPost.Com. Beberapa kali aku mencoba meyakinkannya bahwa dirinya mampu menulis sesuatu yang bermanfaat untuk membuka mata hati umat. Sebuah tulisan yang mengandung ibrah sebagai sebuah sarana dalam menyampaikan dakwah Islam kaffah.
Cerita Bucin
Awalnya anakku suka menulis cerita tentang remaja zaman now dan segala permasalahannya. Sayangnya, isi ceritanya selalu tentang remaja bucin dan halu tingkat tinggi. Kehidupan remaja yang ditulisnya tidak jauh-jauh dari kisah cinta yang happy ending. Begitu juga dengan kehidupan yang dijalani selalu indah tanpa ada masalah. Ya, cerita yang disajikan seperti kehidupan putri raja yang terpenuhi segala keinginannya. Ah, benar-benar hanya sebuah cerita khayalan yang jauh dari kenyataan.
Kesukaan anakku di dunia literasi sempat luput dari perhatianku. Maklum, anak ini cenderung pendiam dibandingkan dengan kakak dan adiknya. Dia betah berjam-jam dengan buku tulisnya. Aku pikir dia sedang belajar atau mengerjakan tugas sekolah. Sampai suatu saat aku sedang merapikan buku-buku pelajarannya, tiba-tiba ada buku yang terjatuh dan ternyata berisi hasil tulisannya.
Aku mencoba membujuknya untuk mengalihkan kisah-kisah remaja bucin tersebut menjadi tulisan yang memiliki nilai kebaikan. Hal itu aku sampaikan setelah dia ikut di kajian keislaman. Pada saat itu dia masih menjadi siswi SMP. Awalnya dia merasa keberatan dengan permintaanku. Menurutnya, menulis cerita ataupun membuat tulisan untuk berdakwah pasti lebih berat dan menguras pikiran. Ditambah lagi harus ada pelajaran yang bisa diambil dari cerita tersebut. Menurutnya ada beban tersendiri jika dia ikut dalam dakwah literasi.
Untuk beberapa waktu dia masih saja dengan kebiasaannya menulis cerita bucin tingkat akut. Aduh, pusing kepalaku menghadapi tingkah laku anakku. Namun, aku pantang menyerah. Di sela-sela waktu istirahatnya, aku selalu membicarakan tentang pentingnya berdakwah. Tidak lupa aku juga menekankan betapa pahala kebaikan akan terus mengalir kepadanya karena mau berdakwah lewat tulisan.
Keajaiban Akidah Islam
Alhamdulillah, setelah beberapa tahun mengikuti kajian Islam, aku berhasil meyakinkannya untuk mengirimkan tulisan. Kalau tidak salah saat itu tulisan yang pertama kali tayang di website NP adalah sebuah puisi yang bercerita tentang kondisi saudara-saudara kita di Palestina. Saat mengirim naskah tersebut anakku sudah menjadi pelajar SMK kelas X.
Sebuah proses panjang yang membutuhkan kesabaran untuk memantapkan hati anakku. Aku merasa terharu karena dalam dirinya telah terbangun kepedulian terhadap nasib saudara sesama muslim yang tertindas oleh orang-orang kafir. Meskipun hanya melalui sebuah puisi, hal itu sudah menunjukkan betapa Islam mampu menyentuh perasaan umatnya saat saudara satu akidah diperlakukan secara zalim oleh musuh-musuh Islam. Perasaan itu ada karena sesama muslim memiliki akidah yang benar. Ikatan akidah ini mampu membuatnya bisa merasakan apa yang saudaranya rasakan, walaupun mereka dipisahkan oleh jarak, ruang, dan waktu.
Akidah tersebut adalah akidah Islam yang sanggup menggerakkan dan menggetarkan jiwa seorang muslim sehingga tercipta rasa kasih sayang yang demikian besar terhadap sesamanya. Hal itu telah Rasulullah saw. kabarkan dalam sabda beliau yang artinya, "Perumpamaan orang-orang muslim dalam hal kasih sayang dan tolong-menolong yang terjalin antarmereka adalah laksana satu tubuh. Jika satu bagian merasa sakit, maka seluruh bagian tubuh akan bereaksi dengan tidak tidur dan demam." (HR. Muslim).
Dari hadis ini pula aku berusaha menunjukkan kasih sayangku sebagai seorang ibu yang ingin anaknya senantiasa berada di jalan kebenaran. Aku juga berusaha untuk menerapkan sedikit ilmu yang kumiliki dan kusampaikan kepada anak-anakku agar mereka paham Islam. Hal itu merupakan sebuah usaha dan upaya agar keluarga kecilku juga mendukungku di jalan perjuangan ini. Bahkan aku ingin anak-anakku juga ikut serta dan bersama-sama dalam aktivitas dakwah. Sebab cita-cita terbesarku adalah ketiga anakku menjadi penerus perjuangan Islam kaffah.https://narasipost.com/challenge-np/08/2023/narasipost-com-media-ladang-dakwahku/
Lebih dari itu, seorang ibu juga harus bisa melindungi diri beserta keluarganya agar mendapatkan keselamatan dunia akhirat. Hal tersebut telah Allah Swt. sampaikan dalam firman-Nya yang artinya,"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."(TQS. At-Tahrim [66]: 6)
Motivasi Seorang Ibu
Aku juga terus memberi motivasi kepada anakku untuk terus menulis. Aku tekankan kepadanya dan berkata, "Mbak, di luar sana banyak sekali orang yang ingin menulis. Kamu yang sudah punya kemampuan itu, jangan disia-siakan. Ayolah, segera kirim tulisan!"
Hal itu ternyata cukup ampuh untuk menumbuhkan semangat menulis dalam dirinya. Alhamdulillah, anakku mau mencobanya dan mengirimkan beberapa cerpen ke NarasiPost.Com. Sebuah awal yang baik meskipun masih harus terus diingatkan untuk menulis. Itu berarti dia sudah bisa mengatasi rasa takutnya. Sama seperti diriku dulu yang juga merasa takut dan deg-degan saat pertama kali mengirim naskah ke NP.
Kata-kata motivasi yang aku sampaikan kepada anakku sebenarnya sebagai "cambuk" untuk diriku yang juga masih kurang semangat dalam dakwah tulisan. Jujur, aku sering merasa malu saat sedang menasihati anak agar mereka bisa maju. Itu karena aku juga jarang kirim naskah ke NP. Sebagai orang tua aku merasa belum bisa menjadi teladan yang baik untuk anakku.
Kebaikan Bu Pemred
Aku pun belum bisa memberikan yang terbaik dalam menyampaikan Islam melalui literasi. Acap kali diriku merasa minder ketika melihat teman-teman di grup Konapost yang begitu antusias dalam mengirim naskah ke NP. Hal itu membuatku makin tidak pede. Namun, aku bersyukur karena masih diberikan kesempatan untuk ada di grup tersebut.
Semua itu atas kebaikan Mom Andrea sebagai Pemred NP yang selalu memberi kesempatan kepada para penulis untuk terus melatih diri dan potensi yang dimiliki. Beliau pun selalu memberi motivasi pada yang lama "mojok", termasuk diriku. Duh, jadi malu. Sungguh, tiada kata yang bisa mewakili kecuali hanya ucapan terima kasih yang tiada henti. Terima kasih mom.
Kebaikan-kebaikan Mom Andrea memang tidak perlu diragukan. Semua penulis dan admin NP sudah menuliskan dan menceritakan kebaikan-kebaikan beliau dari A sampai Z. Masyaallah. Bagiku Mom Andrea juga punya hati yang seluas samudra. Beliau pun mudah sekali memaafkan kesalahan seseorang tanpa ada rasa benci atau dendam. Makanya tidak mengherankan ketika kebaikannya sering dimanfaatkan oleh orang lain.
Satu yang kuingat saat itu ketika ada oknum penulis di grup Konapost yang sudah order beberapa buku antologi. Namun, begitu barangnya sudah sampai ke tangan mereka ternyata buku tersebut tidak dibayar sama sekali. Bahkan nomor HP yang dihubungi tiba-tiba tidak aktif. Dari situ bisa ditebak bahwa tidak ada itikad baik dari si penulis untuk membayar buku yang sudah dipesannya. Astagfirullah.
Kejadian tersebut ternyata tidak membuat jera Mom Andrea. Beliau tetap menjadi pribadi yang baik dan terus menyebarkan bibit-bibit kebaikan. Buktinya Mom Andrea selaku Pemred NP kembali menyelenggarakan event bergengsi untuk para penulis. Yaitu Challenge NarasiPost-7 dengan hadiah yang luar biasa "menantang" para penulis untuk menaklukkannya.
Semua penulis berusaha untuk mengikuti challenge tersebut, termasuk diriku. Walaupun begitu, aku tidak bisa berharap jadi pemenangnya. Bukannya menyerah sebelum berjuang, tetapi para penulis di Konapost saat ini sangat semangat dalam mengirim naskah challenge. Isi naskahnya juga bagus-bagus dan keren-keren. Bagiku yang terpenting sudah bisa ambil bagian dalam challenge tersebut.
Mengutip sebuah kata-kata bijak bahwa kalah menang dalam sebuah challenge adalah hal yang biasa. Namun menjadi hal yang luar biasa ketika kita terus berjuang dan memperbaiki diri. Pun tetap semangat dalam mengambil peran dalam dakwah tulisan untuk ikut mencerdaskan umat agar mereka taat syariat. Itulah kemenangan yang sesungguhnya. Boleh dong menghibur diri sendiri?
Begitu pula dengan anakku yang sedang mengikuti tugas PKL juga ikut andil dalam challenge kali ini. Meskipun disibukkan dengan kegiatan sekolah tersebut, tetapi dirinya cukup antusias untuk mengikuti challenge. Kami saling mendukung untuk segera mengirim naskah ke NP. Meskipun hanya lewat WhatsApp, aku tidak bosan-bosannya untuk mengingatkan dia agar segera menyelesaikan tulisannya.
Peran NP dalam Hidupku
Bagiku, NP selalu memberikan berbagai pelajaran berharga kepada para penulisnya. Di NP, kami semua serasa seperti keluarga meskipun hanya bertegur sapa di dunia maya. Kebersamaan yang terjalin begitu kuat seakan-akan kami sudah kenal lama. Bu Pemred dan para admin NP pun begitu ramah serta selalu semangat dalam mengingatkan kami untuk kirim naskah. Mereka begitu tulus menanyakan kabar kami di grup Konapost. Di samping itu, mereka juga rajin mengingatkan kami saat ada agenda sharing ilmu kepenulisan, bedah naskah, dan ujian KBBI. Pokoknya, NP itu setelah satu langsung tiga alias tidak ada duanya.
Tidak berlebihan ketika ada teman yang mengatakan bahwa NP itu rumah kedua bagi para penulis ideologis. Di sini memang banyak sekali kehangatan, kenyamanan, kebersamaan, dan rasa tenteram yang kami dapatkan layaknya di rumah sendiri. Sudah dapat ilmu kepenulisan gratis, masih ditambah bonus bisa berkenalan dengan teman-teman penulis dari berbagai daerah. Hal itu mungkin tidak akan kami dapatkan di media dakwah yang lain. Bukannya sedang memuji NP, tetapi begitulah kenyataannya. Kalian pasti setuju dengan pernyataanku.
Satu lagi yang membuat NP begitu istimewa adalah media dakwah ini mampu menyatukan aku dan anakku untuk ikut berperan dalam dakwah literasi. Di sini, anakku mau mengubah cara pandangnya tentang dunia remaja. Dia juga mau berusaha untuk turut serta dalam upaya memberikan pemahaman yang benar agar remaja mau mencintai Islam. Aku benar-benar beruntung karena berada di sebuah media dakwah Islam kaffah yang senantiasa saling menjaga, mendukung, dan mengingatkan melalui dakwah tulisan.
Untuk NP, hanya ucapan terima kasih yang mampu kuberikan atas jasa dan peranmu dalam menyatukan aku dan anakku untuk seiring sejalan dalam menyampaikan Islam. Jasamu itu tidak akan pernah kulupakan. Terakhir, teruslah berjaya di udara hingga cahaya Islam menerangi seluruh penjuru dunia. Wallahu a'lam bi ash-shawwab.
MasyaaAllah, Ibu dan anak kompak sama2 terjun ke dunia literasi.
MasyaAllah wa tabarakallah untuk mbak Atien dan putrinya, bisa sharing duet nih untuk menebar kebaikan kepada semua.
Wah, selamat Mama. Terima kasih selalu mengingatkan dan selalu sabar dengan kebandelanku. I wuf you
Masyaallah duet antara ibu dan anak. Betul kata mbak Atien, ketika kita sudah senang menulis itulah modal dasar bagi penulis selanjutnya tinggal diasah.
Baarakallah fiikum..
Aamiin. Nggih mba. Hanya saja, anak zaman sekarang masih mengedepankan magernya. Kitanya yang harus sabar menghadapinya.
Barakallah fiik
Baarakallah, senangnya dakwah bersama dengan ananda
Aamiin. Doakan nggh mba, semoga bisa membuat tulisan serenyah punya njenengan.
Barakallahu Mbak Atin...
Harapan Ibu meneruskan perjuangan Bundanya...
Semoga Ananda menjadi penulis ideologis, buah Ibunda hebat...
Selalu teringat saat saya pesan pada ' Bidadariku " untuk meneruskan perjuangan dakwah Islam
Masyaallah. Semua ibu pasti mengharapkan dan mendoakan yang terbaik untuk putra-putrinya nggh mba.
Menginspirasi untuk putriku.
Masyaallah, barakallah mbak Atien dan putrinya. Hebat deh anak-anak seumuran SMA sudah mampu dakwah literasi. Jarang-jarang lo yang bisa begitu. Semoga selalu istikamah ya ...
Aamiin. Jazakillah Khoir untuk doanya mba.
Betul banget mba. Apalagi anak zaman sekarang sukanya hal-hal yang jauh dari Islam. Makin ke sini tugas seorang ibu benar-benar berat dalam mendidik putra-putrinya.
Semoga kita semua yang ada disini bisa saling menyemangati untuk bisa terus istikamah dalam dakwah literasi.
Barakallah, Bu Atien dan putrinya.
Semoga istikamah.
MasyaAllah senangnya.
Masyaallah tabarakallah ..mba Atien naskahmu keren loh. Sebuah ungkapan tersohor mengatakan, "buah jatuh tak jauh dari pohonnya" begitu juga anak sang penulis ini mengikuti jejak sang induknya. Saling berkolaborasi dan berfastabiqul khairat. Persaingan yang sehat menuju ridanya. Semoga sukses dunia akhirat.
Aamiin. Sebenarnya anak saya duluan yang suka nulis. Akhirnya saya penasaran dan mencoba belajar. Saya malah banyak dibantu untuk KBBI dll dari anak saya. Alhamdulillah, saya bertemu dengan NP yang akhirnya saya jadikan jalan untuk menyemangati diri dan anak saya. Afwan, jadi buka kartu nih
MasyaAllah,.pasti bahagia banget, mba. Anaknya mengikuti jejak Ibunya. Semoga istiqomah sampai ke Jannahnya. Aamiin.
Aamiin. Jazakillah Khoir untuk doanya mba
Senengnya, bersama putri tercinta berjuang lewat aksara.
MasyaAllah
Alhamdulillah. Jazakillah Khoir mom dan Tim NP
Keren mb..sy juga punya pengalaman dengan putri sy yg sama2 suka nulis syiar dan diizinkan tayang di NP..tapi sekarang ananda dah masuk pondok jadi belum bisa ngirim tulisan lagi..
Masyaallah. Semoga dimudahkan untuk bisa kirim naskah lagi nggih mba.