Untuk menjadi seorang ibu yang bisa mendidik generasi ideal sekaligus menebarkan manfaat untuk umat, maka diperlukan 'strong why’ dalam melakukan aktivitas. Penting bagi seorang ibu untuk bisa menjawab tiga pertanyaan mendasar terkait kehidupan yakni dari mana kita berasal, untuk apa kita hidup, dan akan kemana kita setelah mati?
Oleh. Isty Da’iyah
(Kontributor NarasiPost &Penulis Buku Jejak Karya Impian)
NarasiPost.Com-"Kaulah ibuku, cinta kasihku. Terima kasihku tak ‘kan pernah terhenti. Bersinar kau bagai cahaya, yang selalu berikan penerangan. Selembut sutra kasihmu 'kan selalu kurasa dalam suka dan duka. Kaulah ibuku, cinta kasihku. Pengorbananmu sungguh sangat berarti." (Lagu “Kaulah Ibuku”)
Bait lagu ini merupakan gambaran sosok seorang ibu yang mampu menjadi cahaya bagi anaknya. Menjadi penghangat sekaligus penyejuk, yang tidak bisa tergantikan oleh siapa pun. Menjadi pendamping bagi anak-anaknya dalam suka dan duka. Dengan cahaya kasihnya, ibu akan terus menjadi sosok penting bagi buah hatinya.
Ibu adalah sosok orang yang paling dekat dengan anak, sehingga ia mempunyai potensi dan peran yang sangat besar dalam proses pengasuhan dan pendidikan bagi anaknya. Ibu adalah sekolah pertama bagi anak, dan ini erat kaitannya dengan kewajiban ibu sebagai pengasuh anaknya. Oleh karena itu ibu sangat berperan besar dalam mencetak sebuah generasi yang ideal. Karenanya cahaya kasih ibu akan mengantarkan anak-anaknya menjadi generasi terbaik.
Bahkan karena pentingnya peran dan posisi seorang ibu dalam mencetak generasi terbaik, sering kita jumpai sebuah ungkapan bahwa wanita adalah tiang negara. Sebagaimana layaknya sebuah tiang, wanita diibaratkan sebagai penyangga bagi tegaknya sebuah peradaban. Ini berarti keberadaan kaum wanita, baik dan buruknya sangat menentukan sebuah tatanan masyarakat atau negara. Oleh karena itu, peran seorang ibu sangat penting dalam membangun sosok suatu generasi. Sehingga, dalam Islam sosok ibu diposisikan sebagai madrasah pertama atau madrasatul uula bagi anak mereka.
Menjadi seorang ibu adalah kodrat bagi tiap wanita. Panggilan ibu bukan hanya sekadar melewati proses melahirkan. Namun, ada risalah kepengasuhan dan pendidikan yang panjang dan berkesinambungan. Hal ini merupakan anugerah yang luar biasa dari Sang Pencipta. Sehingga lelahnya menjadi ibu akan dibalas pahala surga oleh Allah Swt. yang nikmatnya berkali-kali lipat dengan nikmat dunia.
Namun, saat ini peran ibu banyak yang sudah bergeser. Pergeseran peran ibu tidak hanya terjadi di beberapa kalangan, tapi pergeseran ini juga sudah menimpa beberapa aktivis muslim yang notabene adalah pengemban dakwah Islam kaffah. Faktor ekonomi menjadi dalih paling masuk akal atas fenomena pergeseran peran ibu saat ini. Sudah saatnya ibu diingatkan kembali akan tugas mulianya, yakni sebagai ummum warobbatul bait, menjadi bintang, matahari, dan cahaya sekaligus embun penyejuk di rumahnya.
Seorang ibu ibarat cahaya bagi anak-anaknya, yang dengan cahaya kasihnya mampu mencetak generasi harapan umat. Seorang ibu yang dengan pemikirannya mampu mencetak generasi yang fakih fiddin dan ber-syakhsiyahIslam. Seorang ibu yang dengan tangan dinginnya mampu mengubah dunia, karena ibu mampu mencetak generasi ideal yang diperlukan untuk mengubah peradaban yang lebih baik.
Ibu Tangguh untuk Generasi Pemimpin Umat
Dengan cahaya kasihnya, seorang ibu mampu menghadirkan generasi yang mumpuni. Oleh karenanya ibu harus memiliki mindset yang benar terhadap anak-anaknya. Ibu yang tangguh akan menghasilkan generasi tangguh. Karena secara fitrah, anak adalah penyejuk mata hati bagi orang tuanya. Namun, anak juga bisa menjadi cobaan, dan anak juga bisa mendatangkan banyak pahala dari Allah Swt. Sebagaimana Allah berfirman dalam surah At-Taghabun ayat 15 yang artinya:
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.”
Ketika Allah sudah memberikan peringatan, maka tugas kita adalah bersungguh-sungguh untuk melakukan yang terbaik sebagai bentuk ketaatan kita kepada-Nya. Berusaha menjadi seorang ibu yang akan mencetak generasi rabbani yang tangguh dan memiliki kemuliaan. Generasi calon pewaris nabi, generasi yang berada pada barisan orang-orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya yang akan menjadikan Al-Qur’an dan Sunah sebagai petunjuk serta solusi atas seluruh persoalan hidupnya.
Untuk menjadi seorang ibu yang bisa mendidik generasi ideal sekaligus menebarkan manfaat untuk umat, maka diperlukan 'strong why’ dalam melakukan aktivitas. Penting bagi seorang ibu untuk bisa menjawab tiga pertanyaan mendasar terkait kehidupan yakni "dari mana kita berasal, untuk apa kita hidup, dan akan kemana kita setelah mati?" Jawaban dari setiap pertanyaan ini akan menentukan orientasi hidup seorang ibu sehingga setiap aktivitas yang dilakukan akan selalu mengarah untuk sejalan dengan tujuan hidupnya, tentu saja tujuan hidup bagi setiap muslim sejatinya adalah untuk meraih rida Allah Swt.
Sejarah telah membuktikan bahwa pada masa kejayaan Islam, telah lahir sosok generasi berkepribadian Islam yang mumpuni, yang rata-rata memiliki mentalitas mujahid sekaligus intelektualitas mujtahid. Pada masa itu dalam diri setiap generasi tertanam keyakinan yang kuat bahwa mereka ada semata-mata untuk berjuang melanjutkan kehidupan Islam. Sehingga dengan semangat seperti inilah umat Islam menjadi khairu ummah yang mampu memimpin umat-umat lain dalam seluruh aspek kehidupan mereka. Islam menjadi mercusuar peradaban manusia yang eksis hingga belasan abad lamanya.
Keberadaan generasi yang hebat ini tentu tidak lepas dari keberadaan para ibu terdahulu yang telah berhasil mendidik anak-anak mereka, sehingga mereka benar-benar menjadi generasi yang unggul yang mengerti tentang arti dan hakikat hidup mereka. Generasi yang bersemangat mengabdi dan berjuang untuk berlangsungnya kehidupan Islam.
Hal ini hanya akan dilakukan oleh seorang ibu yang benar-benar memahami dan meyakini bahwa anak adalah amanah Allah. Segala aktivitasnya akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak, yakni hari di mana semua amal perbuatan manusia akan diberi balasan yang setimpal. Sehingga para ibu ini tahu bahwa kebahagiaan yang hakiki adalah ketika mereka mampu memberikan kebahagiaan hakiki pada anak-anak mereka, yakni keimanan dan ketakwaan pada level tertinggi, yang akan meraih rida dari Allah Yang Maha Tinggi.
Karena Allah telah memberikan gambaran yang jelas dalam Al-Qur'an tentang sebuah generasi ideal. Generasi yang menjadi pemimpinnya orang-orang bertakwa. Hal ini termaktub di dalam Al-Qur'an surah Al-Furqon ayat 74 yang artinya:
"Ya Tuhan kami anugerahkanlah kepada kami, pasangan kami, dan keturunan kami sebagai penyejuk hati kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa."
Optimalkan Peran Ibu
Islam sebagai agama yang sempurna telah menempatkan sosok ibu dalam posisi yang sangat tinggi, dan tidak kalah penting dari peran kaum laki-laki. Peran mulia seorang ibu tidak tergantikan oleh siapa pun. Selain sebagai ibu, ia juga hamba Allah yang dituntut taat kepada-Nya, dan juga seorang istri yang harus taat suami. Selain itu, ibu juga punya kewajiban untuk mendakwahkan Islam di tengah masyarakat, sehingga syariat Islam tegak di muka bumi. Sebagaimana yang Allah perintahkan dalam surah Ali Imran ayat 104 yang artinya:
"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyuruh kepada kebajikan, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
Untuk mewujudkan sebuah harapan perlu sebuah usaha optimal, untuk hasilnya Allah yang akan menentukan. Berikut ini adalah beberapa panduan yang bisa mengoptimalkan peran ibu dalam menyiapkan generasi pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa, antara lain:
- Seorang ibu harus mempunyai akidah Islam yang kuat. Akidah yang bisa mengantarkan pada puncak ketakwaan, yang dimanifestasikan dalam pola pikir dan pola sikap yang senantiasa bersandar pada aturan Islam. Sehingga figur ibu akan menjadi teladan ketakwaan bagi anak-anaknya melalui proses pengasuhan dan pendidikan yang sesuai syariat Islam.
- Seorang ibu hendaklah mempunyai wawasan yang luas. Terutama yang berkaitan dengan target yang harus dicapai ketika mendidik anak. Ibu harus memahami keilmuan yang berkaitan dengan perkembangan kondisi anak, dan kewajiban yang harus ditunaikan terhadap hak anak.
- Ibu harus paham ilmu-ilmu dan pengetahuan yang akan menjadi bekal anak mengarungi kancah kehidupan. Karena hal ini akan bisa menyiapkan anak untuk bisa tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang mempunyai kepribadian sebagai calon pemimpin masa depan.
- Ibu harus bisa mengenali potensi dan kecenderungan anaknya. Mengarahkan potensinya ke arah yang sesuai dengan syariat.
- Mencarikan lingkungan yang kondusif untuk anak-anaknya, mendidiknya dalam lingkungan terbaik, sampai anak siap untuk dilepas menghadapi dunia luar dengan berbagai masalahnya. Sehingga dengan pemahaman yang baik anak mampu membawa dirinya agar tidak terjebak dengan pemikiran sekuler.
- Tetep belajar tanpa kenal lelah untuk menambah tsaqofah dan pemaham, agar makin bisa menebar manfaat untuk kebaikan umat.
- Berdoa dengan sungguh-sungguh supaya Allah memberi kemudahan dan kekuatan sehingga tetap istikamah menjadi ibu tangguh yang siap mendidik generasi pejuang Islam.
Uraian di atas hanya sebuah panduan untuk mengoptimalkan peran ibu dalam sekala individu. Proses menyiapkan generasi pemimpin masa depan tidak hanya bertumpu pada peran ibu semata. Karena selain faktor individu yang menyangkut pemahaman terhadap Islam, diperlukan peran masyarakat dan negara yang memberikan suport sistem terbaik.
Banyak fakta menunjukkan bahwa lingkungan atau masyarakat sangat berpengaruh terhadap terwujudnya generasi pemimpin umat. Sering kita temui anak yang berasal dari keluarga ideal, taat beragama akhirnya tumbuh menjadi anak yang bermasalah akibat lingkungan masyarakat yang rusak, dan sakit. Meskipun banyak yang telah berhasil mendidik generasi yang berkualitas, setidaknya hal ini membuat kerja para ibu dan orang tua terasa berat. Karena mereka harus dihadapkan pada gelombang kemaksiatan dan krisis multidimensi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Pada akhirnya para ibu tangguh harus menyadari akan besarnya tanggung jawab mereka terhadap masa depan Islam dan kaum muslim. Sehingga sudah selayaknya segera terpacu untuk berlomba meraih kembali kemuliaan, sebagaimana para ibu di masa Islam terdahulu. Menjadikan cahaya kasihnya mampu menjadi penerang untuk terwujudnya peradaban baru. Ibu yang terus mau membina diri dan masyarakat dengan pemikiran-pemikiran Islam. Berusaha membentuk pola sikap dengan aturan-aturan Islam. Dengan demikian para ibu akan siap mendidik dan mencetak generasi mumpuni yang akan membawa umat kepada kebangkitan hakiki sebagaimana yang telah dikabarkan oleh Rasulullah saw. Wallahu a’lam bishawab
Sungguh mulia posisi ibu dalam Islam. Sayangnya, hari ini fungsi ibu dimandulkan dengan agenda pemberdayaan ekonomi. Akibatnya, generasi kehilangan madrasatul ula.
Dalam Islam naluri ibu terjaga dengan baik, tidak dalam sistem sekularisme.. beberapa ibu telah hilang naluri keibuannya..
Kasih ibu dibuktikan dengan perhatian, didikan, dan berbagai perannya dalam mencetak generasi cemerlang. Barokallah mbak Isty, tulisannya mantap.
Artikel yg menarik tentang bagaimana seharusnya menjadi seorang ibu. Ibu, bagaimanapun juga seperti udara kasih yang diberikannya.
Masya Allah luar biasa yah peran seorang ibu, syukron mbakku tulisannya mind blowing
Terimakasih, atas kunjungannya ke artikel ini. Mbak Ahsani juga sering nulis parenting yang keren.
Alhamdulillah artikel yang sangat mencerahkan dan memberi wawasan sebagai perempuan dan Ibu yang kuat di masa sekarang
Aamiin.....Terimakasih bunda Tata
Ah ibu... ibu itu universe bagi anak2nya
Masya Allah. Banyak peran ibu kini telah terbajak kepentingan kapitalisme. Tulisan ini begitu mencerahkan pentingnya peran seorang ibu dalam mencetak generasi cemerlang
Barakallah
MasyaAllah...luar biasa peran seorang ibu
Masya Allah barakallah.. sangat mencerahkan
Tugas seorang ibu sangat berat selain berusaha optimalkan perannya juga berhadapan dengan persoalan kerusakan sistem yang berpengaruh pada anak-anaknya. Maka, diperlukan support system terbaik, yaitu Islam.
Betul, peran individu saja akan terasa berat dalam menjalankannya. Perlu peran masyarakat dan sebuah aturan yang diterapkan dalam sebuah sistem pemerintahan
Peran seorang ibu luar biasa dimasa kini, karena tidak hanya dituntut mendidik anak dirumah saja tapi juga harus mengawal perjalanan hidup anak sampai dia mampu untuk mandiri pada fitrahnya.
Allah memberi kepercayaan pada seorang ibu untuk mengemban tanggung jawab mendidik anak2 menjadi generasi pengikut ajaran yg disampaikan Rosulullah. Tentunya tidak bisa semata mata hanya mendidik suka suka tapi butuh bersandar pada Allah dan mohon pertolongan Allah agar bisa menjadi ibu yang tangguh untuk membimbing anak2 nya menjadi generasi Rabani.
Aamiin...
Inspiring..Barakallah.
Masyaallah naskah yg mencerahkan. Betapa peran seorang Ibu gak bisa tergantikan dgn apa pun juga. Semoga para ibu di dunia ini diberikan kemampuan menjalankan perannya secara optimal. Sehat dan bahagia sellu para Ibu. Aamiin
Terinspirasi dari lagu Kaulah Ibuku....
Yuk, semangat menjadi ibu tangguh ❤️
Barakallah, mbak..
Aamiin
Menjadi ibu tangguh dimulai dari diri sendiri menjadi pribadi yang salihah
Masyaallah, saat ini begitu besar tantangan seorang ibu untuk mencetak generasi cemerlang ya. Tapi tetap harus dilakukan untuk mendidik anak-anak dan generasi muda menjadi generasi Islam. Ya sudah, semangat untuk semua ibu di mana pun.
Siap, semangat untuk menjadi ibu rujukan umat.
Alhamdulillah, jazakillah khoir sudah di tayangkan. Semoga bermanfaat untuk umat.