Setiap cerita memiliki keajaiban di dalamnya, tugas kita adalah menemukannya dan menceritakannya.
Oleh. Sherly Agustina M.Ag.
(Kontributor NarasiPost.Com & Penulis)
NarasiPost.Com-Dari Abu Hurairah berkata, "Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Ujian senantiasa menimpa orang mukmin pada diri, anak dan hartanya hingga dia bertemu Allah dengan tidak membawa satu kesalahan pun atasnya.’" (HR. At-Tirmidzi)
Kisah sederhana ini coba saya tulis, semoga bisa bermanfaat dan menginspirasi para pembaca. Dari kisah ini membuat saya bangkit dari hibernasi dunia menulis yang sudah lama saya lakukan, namun sempat tersendat. Sejak melahirkan anak ketiga, banyak adaptasi yang harus saya lewati agar bisa kembali di dunia literasi. Waktu, tenaga, fisik, dan psikis harus diatur lagi. Mulai bisa adaptasi, selanjutnya adaptasi lagi ketika dua anak mulai sekolah dan saya harus antar jemput mereka setiap hari.
Melelahkan? Ya, tentu saja. Karena sebagai ibu dituntut strong dan mampu mengerjakan semua pekerjaan yang menjadi kewajiban. Baik itu mengurus dan mendidik anak, pekerjaan rumah, antar jemput anak sekolah dan mengaji di sore hari. Apalagi ketika suami pindah kerja ke luar kota, saya harus menyiapkan fisik dan mental bahwa semua pekerjaan harus bisa saya kerjakan dengan baik walau suami tak ada di rumah.
Akhirnya, menulis pun belum bisa optimal seperti dulu dalam sebulan bisa menulis 15-20 tulisan. Tapi, di dalam hati kecil saya rindu sekali suasana itu dan bertekad bahwa suatu saat saya bisa kembali seperti dulu. Hanya butuh waktu. Karena suami pindah kerja di luar kota kami berdiskusi, setelah diskusi dengan suami ternyata kami harus ikut pindah ke luar kota dari Waringinkurung ke Tangerang. Dalam pikiran saya, banyak urusan yang harus diselesaikan di Waringin sebelum pindah.
Di antaranya, sekolah anak-anak diselesaikan dulu sampai akhir tahun, agenda khatmil Qiraati saya pribadi, sunat anak kedua, packing barang, dan lainnya yang harus saya kerjakan sendiri. Juni atau Juli bulan yang kami rencanakan untuk pindah ke Tangerang, bulan-bulan menjelang pindah terasa fisik sangat lelah karena bolak-balik ke Tangerang mencari sekolah untuk anak, juga mencari tempat tinggal. Ditambah, Allah menguji psikis saya dengan perilaku anak-anak yang di luar dugaan. Serta cobaan lain yang menguji hati dan psikis, di bulan Mei dan Juni.
Bangkit dari Hibernasi
Ketika hati sedang diuji dan tidak baik-baik saja, saya mencoba merenung dan merenung. Hikmah apa yang sedang Allah beri untuk saya dari ujian ini? Daripada energi negatif mendominasi diri saya, maka saya mencoba mengalihkan energi negatif tersebut ke energi positif. Saya men-challenge diri saya, bulan Juni harus bangkit menulis seperti dulu untuk mengalihkan suasana hati saya yang sedang tidak baik menjadi produktif.
Hari-hari yang saya lewati, diisi dengan menulis dan menulis, selain mengerjakan pekerjaan lainnya. Ada kepuasan tersendiri saat itu, karena saya tidak ingin energi negatif menghabiskan waktu dengan sia-sia. Ditambah, ada info di media Narasipost.Com bahwa siapa saja yang menulis produktif akan mendapat trofi. Dalam hati, saya yakin pasti bisa menaklukkan diri saya dan memberi contoh pada anak saya bahwa walau kondisi ibu-ibu, tetap bisa berprestasi dan produktif.
Target kirim tulisan ke Narasipost.Com awalnya 12 tulisan, Mom Andrea menyemangati saya untuk kirim 5 tulisan lagi. Saat itu, jumlah tulisan yang saya kirim ke Narasipost.Com baru 7 tulisan. Saya bertekad bisa menulis sesuai yang Mom arahkan, namun ternyata tidak tercapai karena satu dan lain hal. Kebetulan saya kontributor tetap di beberapa media, jadi saya harus membagi waktu, energi, dan pikiran agar tetap bisa melaksanakan amanah di media lainnya. Selama Juni, saya berhasil menulis 10 tulisan dengan beberapa rubrik di Narasipost.Com. Sementara ke media lain 5 tulisan, jadi total tulisan selama bulan Juni 15 tulisan. Bahagianya hati, terharu ternyata saya bisa.
Kejutan dari Allah
Saya chat Mom Andrea, mohon maaf hanya bisa kirim tulisan 10. Tidak terpikirkan juga saat itu kalau saya mendapat trofi untuk penulis produktif bulan Juni. Di awal Juli, ada kabar bahagia di grup kontributor Narasipost.Com. Bahwa saya mendapat penghargaan atau trofi penulis produktif bulan Juni. Ya, Allah bahagia tak terkira apalagi saat itu masih sibuk prepare dan packing untuk pindah ke Tangerang tanggal 8 Juli.
Berasa dapat nikmat dan hiburan yang tiada terkira dari Allah. Di tengah kondisi sibuk dan lelah packing, ditambah masalah yang membuat hati tidak baik-baik saja. Sungguh tidak percaya, seperti mimpi rasanya. Jazakillah khair Mom Andrea sebagai pemred Narasipost.Com yang selalu mengapresiasi para penulis ideologis. Semoga Allah selalu memberi keberkahan dan segala kemudahan untuk beliau. Putri salah satu admin NP chat saya, minta alamat. Saya kasih alamat baru karena saat itu kondisinya mau pindah.
Baru berapa hari di tempat baru, trofi tersebut datang. Anak saya yang sulung ikut bahagia lihatnya. Celotehnya, "Bunda hebat dapat trofi, kakak juga nanti pengen dapat trofi. Bunda walau sudah emak-emak, masih terus berkarya dapat penghargaan." Terharu ketika saya mendengar sulung bicara demikian, karena salah satunya kenapa saya memberi contoh seperti ini agar bisa memberi teladan bagi anak-anak.
Maha Benar Allah
Ketika ada niat dan tekad, yakin semesta mendukung dan Allah memberi jalan. Hakikatnya, semua terjadi atas kehendak Allah. Benar apa yang Allah sampaikan melalui hadis Baginda Nabi saw., "Tidaklah seorang muslim yang tertimpa musibah, lalu ia mengucapkan apa yang diperintahkan Allah, ‘Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya. Ya Allah, berilah aku pahala dalam musibahku ini, dan gantikanlah untukku sesuatu yang lebih baik darinya, melainkan Allah akan memberi ganti yang lebih baik. Lalu, Ummu Salamah berkata, “Ketika Abu Salamah meninggal dunia, aku berkata, ‘Siapakah orang Islam yang lebih baik dari Abu Salamah, (penghuni) rumah yang pertama kali hijrah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?’ Lalu aku mengucapkan doa tersebut, maka Allah menggantikan untukku Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (sebagai suami).” (HR. Muslim)
Di dalam hadis tersebut, wanita mana yang tak hancur hatinya ditinggal suaminya menghadap Sang Pencipta? Namun, berkat keikhlasan Ummu Salamah, Allah gantikan yang lebih baik yaitu Rasulullah sebagai pendamping hidupnya pengganti Abu Salamah.
Di tempat baru, Allah banyak sekali beri kenikmatan. Tempat tinggal, circle, tempat pendidikan anak yang baik, dan lainnya. Maka, tetaplah berhusnuzan pada Allah bahwa setiap kejadian apa pun yang Allah kehendaki pasti selalu ada hikmah yang bisa diambil dan untuk kebaikan hamba-Nya. Kesedihan atau ujian apa pun yang Allah beri, akan Allah ganti dengan kebahagiaan dan keadaan yang lebih baik.
Setelah mendapat trofi, apa aktivitas menulis selesai? Tentu tidak. Menulis akan terus berjalan walau tidak mendapat penghargaan dari siapa pun, karena menulis salah satu sarana dakwah dan dakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Menulis bisa jadi jalan hidayah seseorang, menulis juga investasi akhirat.
Pepatah mengatakan, "Setiap cerita memiliki keajaiban di dalamnya, tugas kita adalah menemukannya dan menceritakannya." Allahualam Bishawab.
Pernah berada pada posisi itu. Harus bangkit dari hibernasi. Barakallahu fiik untuk penulis.
Kalau ini mah udah keren banget ❤️
Jazaakillah Khair sudah mampir di tulisan receh saya..
Kekutan dari Allah selalu membuat hati bahagia, Barakallah teh
Betul sekali..
Bener banget. Sangat menginspirasi. Semoga saya juga bisa mulai bangkit. Aamiin
Masyallah, yassarallah ❤️
Tak diragukan lagi produktivitas ibu tiga anak ini. Di tengah berbagai kesibukan dengan segala upaya terbaiknya masih bisa mengukir tinta untuk kebaikan umat. Healing dari segala kepenatan dengan menulis. Barakallah Buketku ☺
Hai editor kereen ❤️
Aku belum bisa seperti dirimu..
alhamdulillah.. semoga selalu diberi kesehatan ya mbak..
Amin. Doa terbaik juga buat mbak ❤️
Keren, Teh Sherly.
Bisa menchallenge diri sendiri di tengah segala remuk redam dan ... berhasil!
Barakallah.
Mbak Maya jauh lebih keren ❤️
Masyallah..
Usaha maksimal memang tidak sia-sia. Barakallahu mbak Sherly, ikut senang dapat tropy..
Jazakillah khair ❤️❤️
Masyaallah, perjuangan emak-emak di tengah kesibukan memang sesuatu banget ya. Semoga saya bisa ikutan produktif. Barakallah mbak ...
Mbak Sartinah sudah produktif, semoga istikamah.. ❤️
Jazaakillah Khair sudah mampir di tulisan saya..
MasyaAllah, ikut bahagia, dan diriku juga ingin tetap produktif menulis di tengah banyaknya aktivitas. Barakallah bunda Syerly....keren
Kalau ini udah jauh lebih keren dong ❤️❤️
Jazaakillah Khair sudah mampir di tulisan receh saya..
Emak meski sakit terus saja harus berkiprah
Demi si buah hati agar terus berprestasi
Apapun dilakukan demi menjadi pejuang sejati
Bundaaa..
Kata-katanya selalu keren. Jazaakillah khair sudah mampir di sini ❤️
MasyaAllah..
Ada haru dan ikut bahagia baca tulisan ini... semoga saya pun bisa segera bangkit dari banyaknya alasan, menjadi diri yang produktif lagi...ya Allah...
Amin. Hayuk, kita bergandengan tangan di jalan dakwah literasi ini .. ❤️
Jazaakillah khair sudah mampir ❤️
Jazaakillah Khair, mom Andrea. Jazaakunnallah Khair tim NP.
Masya Allah. Menulis bagi emak-emak memang tidak mudah. Apalagi kalau punya yang kecil di tambah antar jemput sekolah. Namun benar adanya jika lama tak menulis, rasa ada jiwa yang hilang. Karena apapun yang kita tulis, sejatinya untuk dakwah Islam dan berharap jariyah yang kelak mengalir ketika raga sudah tiada.
Betul sekali ..
Masyaallah barakallah mb Sherly sy jadi terharu baca kisahnya keren
Kisah sederhana, semoga bermanfaat dan bisa menginspirasi ..
Hehe