Pada biji mahkota dewa ternyata ada kandungan racun yang bisa menyebabkan sariawan, mabuk, hingga kejang, jika dikonsumsi. Mungkin karena beracun itulah pepatah bagai makan buah simalakama berasal dari sini.
Oleh. Maman El Hakiem
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Pernah dengar ungkapan atau pepatah yang mengatakan, "Bagaikan buah simalakama" Maknanya kurang lebih sikap yang serba salah karena sama-sama berisiko, yang satu selamat sementara yang lain terpaksa harus dikorbankan.
Dalam hal ini, contohnya seperti seorang ibu yang akan melahirkan bayinya, namun karena kondisi tertentu salah satunya harus ada yang dikorbankan. Jika bayinya yang selamat, maka ibunya yang meninggal. Pun sebaliknya, jika ibunya yang diselamatkan, maka terpaksa bayinya meninggal.
Tentu, sebuah pilihan yang sulit namun harus segera diputuskan. Nah, ungkapan bagai buah simalakama ternyata ada dalam dunia nyata, nama buahnya adalah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa).
Mahkota dewa merupakan tumbuhan asli Indonesia yang telah lama dikenal sebagai tanaman herbal dengan berbagai manfaat kesehatan. Dalam beberapa tahun terakhir, mahkota dewa telah menjadi buah bibir karena dianggap sebagai buah simalakama, yaitu buah yang memiliki manfaat yang sangat beragam dan luar biasa bagi kesehatan manusia, namun sangat berbahaya karena beracun.
Kaya Manfaat Tapi Beracun
Manfaat paling banyak dari mahkota dewa adalah kemampuannya untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Buah ini mengandung berbagai senyawa aktif seperti polifenol, flavonoid, dan vitamin C, yang memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi. Senyawa-senyawa tersebut membantu melawan radikal bebas, mengurangi peradangan, dan memperkuat pertahanan tubuh terhadap infeksi dan penyakit.
Mahkota dewa juga bagus untuk kesehatan jantung sebagai salah satu aspek penting dalam menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Mahkota dewa dapat membantu menjaga kesehatan jantung melalui peningkatan sirkulasi darah dan pengurangan risiko pembentukan plak dalam arteri. Senyawa antioksidan yang terdapat dalam buah ini juga dapat membantu menurunkan kolesterol jahat (LDL) dalam darah, sehingga meminimalkan risiko penyakit jantung.
Selain itu, bagi penderita diabetes, menjaga kadar gula darah menjadi hal yang sangat penting. Mahkota dewa memiliki efek yang bermanfaat dalam mengatur kadar gula darah. Senyawa aktif dalam buah ini dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu dalam mengendalikan gula darah. Namun, sangat penting bagi penderita diabetes untuk tetap mengontrol pola makan dan mengikuti anjuran medis yang tepat.
Serat yang terkandung dalam mahkota dewa juga sangat bermanfaat untuk kesehatan saluran pencernaan. Serat membantu memperlancar proses pencernaan, mencegah sembelit, dan meningkatkan penyerapan nutrisi dari makanan. Selain itu, buah simalakama ini juga memiliki sifat antiinflamasi yang dapat meredakan gejala gangguan pencernaan seperti perut kembung dan diare.
Dan tak kalah hebatnya dari mahkota dewa adalah adanya kandungan vitamin C yang berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit. Sebagaimana diketahui fungsi vitamin C sebagai antioksidan yang membantu melawan kerusakan akibat paparan radikal bebas dan sinar UV. Hal ini dapat membantu mengurangi keriput, noda hitam, dan mencegah penuaan dini. Minyak esensial yang terkandung dalam buah ini juga dapat mengatasi masalah kulit seperti jerawat dan peradangan.
Dengan demikian, mahkota dewa bisa dikatakan sebagai mahkotanya dewa karena memiliki manfaat yang luar biasa bagi kesehatan manusia. Dengan kandungan senyawa aktif seperti polifenol, flavonoid, vitamin C, dan serat, buah ini dapat meningkatkan kekebalan tubuh, menyokong kesehatan jantung, menjaga stabilitas gula darah, mendukung kesehatan saluran pencernaan, dan menjaga kesehatan kulit. Meskipun mahkota dewa memiliki banyak manfaat, namun memakannya secara langsung akan sangat berbahaya.
Sebabnya, sekali pun buah mahkota dewa ternyata "mahkotanya dewa", namun ternyata adalah buah yang beracun. Pada biji mahkota dewa ternyata ada kandungan racun yang bisa menyebabkan sariawan, mabuk, hingga kejang, jika dikonsumsi. Mungkin karena beracun itulah pepatah bagai makan buah simalakama berasal dari sini. Andai dimakan bisa keracunan, namun jika tidak dimakan sayang khasiatnya yang sungguh hebat tersebut terbuang percuma.
Sudut Pandang Islam
Allah Swt. tidak semata-mata menciptakan beragamnya jenis tanaman dan buah-buahan, kecuali ada hikmah atau pelajaran di dalamnya. Ada beberapa dalil (nas) yang menyebutkan manfaat dari buah-buahan atau tanaman tertentu. Seperti bisa dilihat dalam QS. Al-An'am (6:99), yang menyebutkan, bahwa Allah Swt. yang menjadikan untukmu kebun-kebun anggur, zaitun, kurma, dan juga berbagai jenis buah-buahan lainnya. Dalam penciptaan itu, benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang mau berpikir.
Pun dalam QS. Ar-Rahman (55:68-69), yang menyebutkan tentang nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Karena sesungguhnya Allah Swt. telah menciptakan (untukmu) dari jenis tumbuh-tumbuhan, yang pohonnya bergoyang-goyang, dan dari pohon kurma dan anggur, dan dari segala macam tumbuhan yang (buahnya) berpasangan, Allah menciptakannya dari benih sendiri-sendiri. Tentu, Allah mengadakan (hal itu) agar kamu berpikir.
Sedangkan kaitannya dengan pepatah buah simalakama, berupa keadaan yang dihadapkan kepada dua pilihan yang harus diambil salah satu manfaatnya, sekali pun menjadi mudarat juga bagi dirinya. Maka, dalam hal ini ada nasihat dari Syekh Ibnu Taimiyah rahimahullah yang menyebutkan kaidah ushul fikih, “Menolak mafsadat lebih dipentingkan daripada mengambil maslahat”. Dalam keadaan maslahat dan mafsadat bertemu, maka yang lebih utama dipilih adalah yang paling kuat dari keduanya. Oleh sebab itu, ketika mafsadatnya lebih kuat maka tinggalkan, namun jika maslahatnya lebih kuat maka boleh mengambilnya.
Dari sini kita mendapatkan pelajaran penting tentang buah mahkota dewa agar tidak menjadi buah simalakama, yaitu untuk mengambil mana yang lebih utama, mengambil khasiatnya atau meninggalkannya karena ada racun di dalamnya. Tentunya, penting pula diingat sebuah hadis riwayat Abu Darda', bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Tidak ada satu pun jenis penyakit yang Allah ciptakan, melainkan juga menciptakan obatnya, kecuali satu penyakit yaitu, tua."
Wallahu'alam bish Shawwab.
Ibu saya pernah menanamnya untuk obat. Buah yang sudah matang di ambil dan dagingnya dipotong lalu dikeringkan. Setelah kering, diseduh dengan air panas lalu diminum.
Waktu kecil pernah makan.. rasanya asem tapi enak... pas sudah besar hampir engga pernah ketemu buah ini lagi..
Oooo, ternyata buah mahkota dewa. Tulisana sae.. barakallah.
Setelah lihat foto buah ini. Saya baru tahu jika buah di rumah kosong sebelah tempat tinggal saya ternyata buah simalakama. Anak saya pernah tanya, itu buah apa? Namun saya ngga bisa jawab. Karena baru pertama kali lihat buah yang lumayan langka. Jazakallah tulisannya sangat bermanfaat.
Ternyata buah simalakama adalah buah Mahkota Dewa. Baru tahu
Emak-emak di kampung saya memang suka bikin ramuan pakai campuran mahkota dewa. Tapi baru denger ada buah simalakama. Inilah pentingnya ilmu, seringan apa pun kadang kita kurang tahu.
Masyaallah buah ini sering aku lihat buanya berwarna merah dan sangat cantik. Buahnya diiris tipis lalu dijemur berguna utk obat herbal.
Ternyata mengandung racun bila salah cara mengolahnya. Di sini pentingnya ilmu dahulu sebelum melakukan sesuatu. Makasih ilmunya pak naskahnya mencerahkan
Buah simalakama, ada2 saja penyebutannya. Mahkota dewa seringnya dipakai jamu ya, baru tahu jika ada juga bahaya mengonsumsinya