Bagi sebagian kalangan, nasi tiwul mungkin masih dipandang sebelah mata karena dianggap sebagai makanan kelas bawah alias rakyat jelata. Padahal, tak ada salahnya mengonsumsi makanan yang sederhana selama di dalamnya mengandung banyak manfaat dan tentu saja halal.
Oleh. Sartinah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Kata orang, merasakan lezat atau tidaknya rasa makanan tertentu itu tergantung lidah dan kebiasaan dalam mengonsumsi makanan. Masakan Eropa misalnya, mungkin akan terasa hambar di lidah orang Indonesia yang umumnya terbiasa dengan beragam rempah dalam masakannya. Demikian juga dengan masakan Indonesia yang kental dengan rempah, mungkin terasa kurang cocok di lidah orang Eropa yang terbiasa mengonsumsi makanan hambar. Ya, semua kembali pada kebiasaan.
Pun demikian dengan kebiasaan masyarakat Indonesia khususnya yang tinggal di pelosok. Pada umumnya lidah masyarakat desa terbiasa dengan mengonsumsi makanan yang sederhana. Meski sederhana, tetapi bagi lidah masyarakat desa tetaplah terasa nikmat, termasuk bagi penulis sendiri. Salah satu penganan yang khas dengan lidah masyarakat desa adalah tiwul.
Pengganti Nasi
Jika kita bosan memakan nasi dan ingin mencoba sesuatu yang berbeda, maka tiwul dapat menjadi alternatif lain sebagai makanan pokok pengganti nasi. Tiwul merupakan makanan tradisional khas Jawa yang terbuat dari gaplek, yaitu singkong yang dikeringkan lalu ditumbuk. Bagi masyarakat Jawa, penganan ini bukan sesuatu yang asing lagi. Sebab, nasi tiwul memang banyak ditemukan di kawasan Gunungkidul, Pacitan, Wonogiri, dan daerah lainnya di Yogyakarta.
Bagi sebagian kalangan, nasi tiwul mungkin masih dipandang sebelah mata karena dianggap sebagai makanan kelas bawah alias rakyat jelata. Padahal, tak ada salahnya mengonsumsi makanan yang sederhana selama di dalamnya mengandung banyak manfaat dan tentu saja halal. Kandungan korbohidrat tiwul pun tidak kalah dari beras, sehingga penganan ini dapat digunakan sebagai pengganti nasi. Bahkan, dibandingkan dengan kentang dan ubi jalar, nasi tiwul memiliki kandungan lebih tinggi yang dapat melatih daya tahan otot.
Di beberapa wilayah, nasi tiwul disajikan dengan berbagai lauk-pauk, seperti baceman tahu dan tempe, opor ayam, ikan asin, hingga sambal bawang. Jika ingin sedikit berbeda, tiwul dapat juga diolah dengan campuran bahan lain, seperti gula jawa. Namun, sebelum dinikmati terlebih dahulu ditaburi dengan parutan kepala. Meski hanya penganan sederhana, tetapi rasanya tak kalah lezat dengan jajanan mahal.
Fakta Unik Nasi Tiwul
Setiap makanan terkadang memiliki sejarah dan cerita uniknya masing-masing di baliknya. Sebagaimana halnya dengan nasi tiwul yang memiliki beberapa fakta menarik di balik rasanya yang enak dan gurih. Beberapa di antaranya:
Pertama, tiwul merupakan makanan khas daerah tandus. Beberapa daerah yang dikenal tandus dan rawan kekeringan adalah Wonogiri dan Sukoharjo. Di daerah tersebut, tiwul dijadikan pengganti beras karena dianggap lebih hemat dan mudah saat ditanam. Saat musim kemarau berkepanjangan, masyarakat setempat beralih pada tiwul sebagai pengganti makanan pokoknya.
Kedua, tiwul menjadi makanan pokok di zaman penjajahan. Pada masa penjajahan Jepang, yakni sekitar tahun 1860-an, tiwul dijadikan sebagai makanan pokok masyarakat. Pasalnya, berkecamuknya peperangan membuat harga beras melambung hingga sulit dibeli oleh masyarakat. Karena itu, tiwul menjadi pilihan demi menyambung hidup. Setelah berlalunya masa penjajahan, tiwul tetap menjadi pengganti makanan pokok, khususnya bagi masyarakat Jawa. Yakni, ketika mereka kehabisan beras sedangkan musim panen belum datang.
Ketiga, banyak orang mengenal tiwul sebagai jajanan. Meski sebagian orang menjadikannya sebagai makanan pokok, tetapi saat ini masyarakat lebih mengenalnya sebagai jajanan pasar atau camilan. Walhasil, kebanyakan orang Indonesia akan mengatakan bahwa ia belum makan meski sudah melahap tiwul. Sebab, tiwul tetap dianggap sebagai camilan, sedangkan makanan utamanya tetaplah nasi.
Cara Membuat Nasi Tiwul
Nasi tiwul merupakan makanan sederhana yang dapat diolah dengan proses sederhana dan mudah. Siapa pun dapat mencoba mempraktikkan di rumah sekaligus mencicipi rasanya. Penasaran? Yuk, intip cara pembuatannya.
Pertama-tama siapkan dahulu seluruh bahan-bahannya yang terdiri dari:
- Tepung tiwul atau tepung gaplek sebanyak 200 gram
- Air 50 ml
- Beras 300 gram, aron
- Air 500 ml
Setelah seluruh bahan terkumpul, berikut cara pembuatannya: Pertama-tama siapkan tampah untuk tempat tepung gaplek. Kemudian campurkan tepung gaplek yang sudah disiapkan dengan 50 ml air perlahan-lahan sembari diuleni. Langkah selanjutnya adalah goyangkan tampah sampai tepung tersebut membentuk butiran-butiran.
Berikutnya, siapkan panci kukusan untuk mengukus tepung tiwul yang sudah berbentuk butiran. Proses pengukusannya sampai setengah matang saja. Selanjutnya siapkan wadah yang berbeda untuk mengaron beras atau merebus beras hingga setengah matang setelah direndam air terlebih dahulu. Kemudian campurkan tiwul yang sudah dikukus setengah matang tersebut dengan beras yang telah diaron, lalu diaduk hingga semuanya tercampur rata. Setelah itu kukus kembali nasi tiwul tersebut hingga matang. Selanjutnya siap disajikan.
Rasa nasi tiwul ternyata kenyal dan gurih. Tak hanya dapat diolah sebagai nasi, tiwul atau gaplek pun dapat diolah menjadi jajanan yang lezat, seperti tiwul goreng, bolu tiwul, maupun tiwul manis. Semuanya tergantung dari selera masing-masing. Nah, silakan dicoba dan dipraktikkan cara mengolah makanan khas Jawa yang satu ini.
Tak hanya kenyal dan gurih, nasi tiwul ternyata mengandung banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Berikut ini di antaranya.
- Mengandung banyak serat. Kandungan serat yang terdapat dalam tiwul terbilang tinggi, yakni sekitar 4,5 gram per 100 gram tiwul. Serat tersebut sangat berguna untuk menjaga kesehatan pencernaan dan dapat meminimalisasi berbagai penyakit, seperti kanker usus, sembelit, dan divertikulitis (infeksi atau peradangan pada divertikula). Selain itu, tiwul juga bermanfaat untuk membantu mengendalikan kolesterol dan gula darah, juga membantu menurunkan berat badan.
- Mengandung nutrisi yang penting bagi tubuh. Salah satunya adalah kandungan vitamin B kompleks yang memiliki peran penting dalam fungsi otak dan saraf, metabolisme energi, serta produksi sel darah merah. Tak hanya itu, tiwul juga memiliki kandungan mineral, seperti kalsium dan zat besi. Yang mana, kalsium berfungsi membantu menjaga kekuatan tulang dan gigi, sedangkan zat besi memiliki peran dalam pembentukan sel darah merah dan mencegah anemia.
- Sumber energi yang baik bagi tubuh. Selain vitamin, tiwul juga mengandung karbohidrat kompleks yang terdiri dari pati resisten dan pati tidak tercerna. Pati resisten dapat membantu meningkatkan kesehatan usus besar, sedangkan pati tidak tercerna dapat memberikan energi yang tahan lama, serta turut membantu dalam mengatur kadar gula darah dalam tubuh.
- Menjaga berat badan. Tiwul termasuk makanan yang rendah lemak dan kalori, sehingga dapat mengontrol berat badan. Dengan mengonsumsi tiwul, maka seseorang dapat mengontrol nafsu makannya. Sebab, karbohidrat kompleks yang terdapat dalam tiwul dapat membuat rasa kenyang bertahan lebih lama, sehingga keinginan untuk makan berlebihan menjadi berkurang.
- Pilihan tepung bebas gluten. Bagi orang yang alergi atau sensitif terhadap gluten, maka tak perlu khawatir jika tetap mengonsumsi tiwul. Sebab, tiwul tidak mengandung gluten (senyawa protein yang terdapat pada gandum). Gluten sendiri dapat menyebabkan gangguan pencernaan atau penyakit celiac bagi orang yang memiliki intoleransi gluten.
Mengonsumsi yang Baik dan Halal
Di kehidupan yang serba "berkasta" saat ini, tak jarang kita mendapati semuanya pun harus sekasta, termasuk makanannya. Betapa banyak orang kaya yang hanya mau memakan hidangan mahal dan mewah karena menganggap makanan sederhana dan murah tak sesuai dengan kastanya. Meski demikian, kita tak menggeneralisasi terhadap semua orang kaya.
Sejatinya semahal apa pun hidangan yang disantap oleh seseorang, kelezatannya hanya saat dikecap lidah saja. Setelah melewati tenggorokan, semua rasa itu akan hilang dan tidak berbekas. Bagi seorang muslim, kriteria makanan itu bukanlah yang mahal atau murah, tetapi yang baik dan halal. Mengonsumsi makanan mahal tidaklah mengapa jika memang memiliki kemampuan. Namun, hal itu bukanlah untuk dibanggakan. Begitu pun sebaliknya, mengonsumsi makanan sederhana dan murah bukanlah sebuah aib, selama jelas kehalalannya.
Pada intinya, semua terletak pada ada atau tidaknya rasa syukur dalam diri setiap orang. Sebab, jika seseorang bersyukur dengan apa yang diberikan Allah Swt., maka semuanya akan terasa nikmat, baik itu makanan mahal ataupun murah. Allah pun berjanji terhadap orang-orang yang bersyukur, bahwa Dia akan menambah nikmat untuk manusia.
Hal ini Allah terangkan dalam surah Ibrahim ayat 7, yang artinya: "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mengumumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.'"
Wallahu a'lam bishawab
Penasaran dengan rasanya tiwul..
Sepertinya tiwul ini mirip-mirip kasoami makan khas suku Buton
Hehe
jadi ingat masa kecil di Sidoarjo.. 😀
Hehe ... masa kecilnya pasti akrab ya mbak dengan tiwul. Nostalgia masa kecil
Saya suka tiwul. Meskipun di tempat saya, penjual tiwul sekarang makin sedikit. Mungkin karena anak-anak zaman now kurang suka. Jadi pembelinya mayoritas masih yang zaman old.
Di tempat saya juga udah jarang, mbak. Mungkin bener ya ,.. karena jajanan orang-orang zaman old, jadi udah langka.
Penulis serba bisa nih, Masya Allah
Sykran mbak Yuli, masih belajar nih nulis rubrik lain
Jadi pengen nyobain
Ayo atuh mbak Sherly dicoba, siapa tau bikin ketagihan, hehe ...
Masya Allah, tulisannya keren. Lengkap fakta menarik tiwul, manfaat, bahkan cara memasaknya. Barokallah
Aamiin, syukran mbak Rara, wa fiik barakallah
Tiwul, makananbyang sering aku jumpai ketika diriku kecil
Pernah sekali bikin nasi tiwul. Saya bagikan ke tetangga depan dan samping rumah. Eh, ternyata gara-gara nasi tiwul, tetangga saya sampai nggak jadi diet. He .. he ..
Wah, kalau kita tinggal sekampung, saya juga mau bu dibikinkan nasi tiwul. Hehe ...
Tiwul, jajanan khas pasar yang murah meriah (dulu) hehe, sekarang semua serba mihilll
Betul betul ... yang murah cuma masako ya. Jajanan pun bikin nguras kantong emak nih.