Demokrasi itu batil, syariah itu haq. Tidak bisa menggabungkan keduanya. Asas demokrasi itu sekulerisme, yakni pemisahan agama dalam kehidupan, maka jelas tidak ada ruang untuk menerapkan syariat Islam di dalamnya.
Reporter: Hana Annisa Afriliani
NarasiPost.Com-Sabtu, 26 Desember 2020, telah terselenggara sebuah digital event terbesar yang dihadiri oleh ribuan Muslimah dari berbagai penjuru nusantara. Dengan mengangkat tema "Berkah dengan Khilafah", event ini menghadirkan tiga orang narasumber, yakni Ibu Hj.Ir.Dedeh Wahidah Ahmad, Ibu Pratma Julia Sunjandari, S.P, dan Ibu Ratu Erma Rahmayanti, S.P.
Dalam acara tersebut, Ibu Pratma Julia menyampaikan tentang kegagalan demokrasi dalam mengimplementasikan praktik bernegara yang ideal. Beliau mengungkapkan bahwa demokrasi tidak mampu menjamin kesejahteraan masyarakat di segala aspek kehidupan.
"Dalam hal ekonomi, demokrasi tidak mampu menyejahterakan rakyatnya secara merata. Bagaimana tidak, 4 orang terkaya di Indonesia hartanya sama dengan 100 juta rakyat Indonesia termiskin. Dalam hukum, demokrasi mempraktikkan ketidakadilan. Hukum tumpul pada kawan, tajam pada lawan. Dalam hal keadilan, demokrasi pun tidak mampu menjaminnya. Keberpihakan negara hanya terhadap kelompok yang sejalan dengan kepentingan penguasa. Soal kedaulatan negara, demokrasi juga tak dapat menjaminnya. Sebaliknya tergadainya kemandirian negara akibat tersandera oleh perjanjian-perjanjian internasional, termasuk juga utang Luar Negeri yang terus membengkak. Jika besarnya jumlah utang Indonesia dibebankan kepada seluruh rakyat Indonesia, maka per kepala menanggung utang sebesar 20,5 juta rupiah." papar Ibu Pratma Julia.
Beliau kemudian menegaskan bahwa demokrasi itu batil, syariah itu haq. Tidak bisa menggabungkan keduanya. Asas demokrasi itu sekulerisme, yakni pemisahan agama dalam kehidupan, maka jelas tidak ada ruang untuk menerapkan syariat Islam di dalamnya.
Dalam event tersebut juga digagas ide Khilafah sebagai pengganti sistem demokrasi. Disampaikan oleh Ibu Ratu Erma Rahmayanti, S.P bahwasannya Khilafah mampu menjamin kesejahteraan dan keadilan masyarakat secara hakiki. Berikut ini empat jaminan Khilafah yang mampu mewujudkan hal tersebut, sebagaimana disampaikan oleh Ibu Ratu Erma.
- Konstitusi dalam khilafah berdasarkan syariat Islam. Sehingga sudah pasti benar, berasal dari wahyu Sang Pencipta.
- Kemampuan pemimpin, diantaranya, seorang pemimpin harus bertakwa yakni senantiasa menghadirkan Allah dalam setiap keadaan, termasuk dalam mengambil kebijakan. Karena takwa adalah tameng dari berbuat kezaliman terhadap rakyatnya. Pemimpin juga harus kuat akal tentang ketatanegaraan.
- Efisiensi dan kesederhanaan dalam birokrasi. Sehingga segala urusan administratif rakyat dapat mudah dan cepat, tidak bertele-tele dan menyusahkan.
- Kesatuan komando. Bagi para pemimpin itu tidak banyak pembisik-pembisik di sekitarnya, melainkan dalam hal kebijakan terpusat pada khalifah. Meski begitu khalifah terikat dengan hukum syara, tidak kebal hukum. Maka tidak mungkin ada penyelewengan kewenangan.
Ibu Ratu Erma juga mengungkapkan bahwa Khilafah menjamin kesejahteraan perempuan, diantaranya dalam khilafah perempuan bebas secara finansial, artinya tidak dibebankan untuk bekerja mencari nafkah, melainkan hidupnya ditanggung oleh suami atau walinya. Jika tidak ada yang menanggungnya, maka negara yang akan menanggungnya.
Ibu Hj.Ir. Dedeh Wahidah Ahmad pun menegaskan agar umat segera meninggalkan demokrasi dan menegakkan khilafah. Beliau memaparkan senjata yang dapat dilakukan umat untuk melakukan hal tersebut, diantaranya:
- Pemahaman yang benar, yakni memahami bahwa demokrasi bertentangan dengan Islam.
- Keyakinan yang kokoh. Meyakini bahwa menerapkan Islam kaffah adalah kewajiban setiap Muslim, bukan hanya dai atau para mubalighah. Serta meyakini bahwa khilafah adalah janji Allah.
- Melakukan aksi nyata. Meski pemahaman kita sudah benar, kita membenci demokrasi sedemikian rupa dan kita meyakini akan tegaknya khilafah, tapi kalau kita diam, tidak berperan dalam perubahan, maka tentu tidak akan berarti apa-apa.
Event ini juga diisi dengan testimoni dari para tokoh Muslimah, diantaranya Dr. Ir.Pigoselpi Rokhmin Dahuri, M.Si (Tokoh Masyarakat)
"Kemunduran umat Islam adalah akibat umat meninggalkan ajaran Islam. Maka jika kita mau bangkit dan problematika umat ini bisa selesai adalah dengan kembali pada syariat Islam. Menegakkan Khilafah Islamiyah. Meninggalkan sistem demokrasi buatan manusia. " ujar beliau.[]