Perjodohan

Perjodohan

”Aku sangat berharap Nak, di usia senjaku ini masih ada kesempatan menyaksikanmu menuju pelaminan dengan lelaki yang kami jodohkan.”

Oleh. Andrea Aussie
(Pemred NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Masyaallah, titian waktu terus merayap mengitari lembar demi lembar kehidupan. Rengkuhan napas yang tiada terhitung terkadang melupakan hakikat hidup manusia itu sendiri. Hingga dalam titik nadir menyentakkan jiwa betapa waktu terus mengerogoti jatah hidup. Betapa cepat alunan kehidupan berubah.

Seperti halnya yang terjadi pada anakku.
Dia yang terlahir prematur dan derasnya sakit bertahun-tahun yang harus dideritanya saat awal kehidupannya, namun kini berdiri tegar menjadi sosok gadis yang selangkah lagi menjadi seorang peneliti ilmiah.

Aih.. terkadang aku kangen masa-masa menggendongnya. Berlari mengejar layangan putus, mengajari lidahnya untuk nyaman dengan makanan western, mengajari berenang, main piano dan gitar, memperkenalkan komputer walau masih usia sangat belia, mendengarkan rangkaian cerita imajinasinya, mengajari bahasa inggris agar bisa berkomunikasi dengan keluarga papanya dan hal lainnya.

Seiring perjalanan waktu dan rentang usia yang makin menanjak, aku belajar menghargai privasinya sebagai gadis dewasa. Mencoba menempati diri sebagai orang tua kandung, namun berusaha siap menjadi teman curhatnya layaknya sahabat karibnya.
Seringkali aku tersenyum haru betapa beruntungnya dia mempunyai dua sosok perempuan yang menyayanginya sepenuh hati. Aku sebagai ibu kandungnya dan Bunda Dian sebagai ibu angkatnya. Bagiku putriku adalah belahan jiwaku dan permata hidupku. Lentera hidup yang terus kuusahakan bersinar hingga batas usiaku sirna.
Sementara bagi Bunda Dian, putriku adalah anugerah terindah. Sebab sejak kehadirannya, Allah Swt. mengizinkan Bunda Dian mempunyai keturunannya setelah bertahun-tahun dalam penantian buah hatinya. Kami sama-sama menyayangi putriku dengan sikap dan didikan yang berbeda namun pada satu titik tujuan yang sama.

Duhai putriku…
Izinkanlah aku berbicara sesuatu padamu, Nak. Kutahu saat ini engkau sedang sibuk mempersiapkan skripsi guna menuntaskan kuliahmu. Sebenarnya aku sudah berusaha menghilangkan pikiran ini dan mencoba menutup beribu pertanyaan karena kuanggap belum saatnya engkau tahu permasalahan ini. Namun, perkataan bundamu tadi sore mampu memaksaku untuk menyampaikannya kepadamu, Nak.

Nak, masih ingatkah seorang anak laki-laki yang senantiasa melindungimu dan tersenyum merekah saat masa kanak-kanakmu? Anak lelaki itu kini sudah menjadi seorang pemuda tampan dan bekerja di pertambangan. Sering menjadi tulang punggung untuk keluarganya sendiri.

Tadi Bundamu menyampaikan amanah dari keluarga lelaki tersebut. Memohon izinku kiranya merestui jika lelaki itu menjadi calon imammu kelak. Ada berbagai pertimbangan yang menjadi dasar agar terjadi perjodohannya denganmu, Nak!
https://narasipost.com/family/01/2023/mahligai/

Sejenak diriku sempat tercenung, Nak !
Tak tahu untuk mengutarakan perasaanku kala itu. Namun yang pasti Nak, kuteringat akan sebuah hadis Rasulullah saw. dalam hadis Tirmidzi dan Al Albani, ”Jika datang kepada kalian seorang laki-laki yang kalian ridai agama dan akhlaknya maka nikahkanlah ia. Jika tidak maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar. “

Walaupun begitu Nak, aku harus menghargai pendapatmu. Dirimu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pinangan tersebut. Karena dirimu sendiri yang akan mengarungi bahtera rumah tangga tersebut.
Bukankah Rasulullah saw. pernah bersabda dalam hadis Bukhari no. 5136 dan Muslim no. 1419, ”Tidak boleh menikahkan seorang janda sebelum dimusyawarahkan dengannya dan tidak boleh menikahkan anak gadis (perawan) sebelum meminta izin darinya. Mereka bertanya ‘Wahai Rasulullah, bagaimana mengetahui izinnya?’ Beliau menjawab, “Dengan dia diam.“

Tetapi pahamilah Nak, jika engkau mengizinkan aku ingin menerima perjodohanmu dengan lelaki itu. Banyak hal yang membuatku memilih lelaki itu menjadi calon imammu.
Seperti yang kuutarakan padamu beberapa alasanku menerima pinangan mereka. Selain dirimu sudah mengenal dekat mereka sejak dirimu kanak-kanak dan karena ada hubungan kerabat dengan orang tua angkatmu, namun ada nilai kepercayaanku yang lebih jika kutitipkan engkau kepada mereka. Engkau membutuhkan pendamping hidupmu yang bisa mengayomimu, mencintaimu tanpa batas, semata karena Allah Swt. Bukan sosok yang hanya melihatmu karena hartamu.

Seperti yang engkau ketahui Nak, berapa banyak teman dan sahabat karibku berusaha mendekatimu untuk bisa menjadi calon menantunya. Namun, aku selalu berusaha menolaknya secara halus mengingat dirimu masih belia dan kuingin engkau fokus pada kuliahmu. Ditambah lagi instingku mengatakan mereka mengincar hartamu bukan berusaha menyayangimu karena Allah Swt.

Mungkin engkau ingin berteriak protes kepadaku. Mengapa menggiringmu ke zaman Siti Nurbaya padahal zaman sudah era kebebasan memilih termasuk dalam memilih jodoh.

Aku paham Nak, saat dirimu terdiam dengan berita yang kusampaikan. Aku tahu kalau dirimu masih ingin bergerak bebas meraih sejuta mimpimu. Terbang bebas layaknya burung menyeruak ruang samudra.
Namun ketahuilah Nak, perjodohan ini bukan berarti memasungmu untuk tidak bergerak meraih mimpimu. Tidak Nak !
Engkau masih ada waktu untuk bergerak meraih mimpimu. Engkau boleh lanjutkan kuliah S2-mu, engkau boleh bekerja sebelum engkau membangun biduk rumah tanggamu. Tetapi kumohon Nak, saat waktunya dirimu melangkah berumah tangga maka bersiaplah untuk berlayar dalam lautan bahteramu.
Ingatlah Firman-Nya dalam QS. Al Hujurat 49:13 yang berbunyi, ”Wahai manusia. Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. Kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui dan Maha Teliti.”

Nak, kucoba memahamimu untuk menjadi seorang ilmuwan. Tetapi Nak, semangat menjadi ilmuwan harus juga disertai pemahaman dengan tugas hakiki dan kodrat seorang wanita. Wanita senantiasa memiliki tugas penting yang tidak bisa diemban kaum lelaki. Sehebat apa pun wanita, dia tidak akan sempurna keilmuannya jika dia mengabaikan tugas-tugasnya sebagai seorang istri dan ibu bagi anak-anaknya.https://narasipost.com/family/03/2023/duhai-putriku/

Ketahuilah Nak, kualitas intelektual wanita di era modern dapat dinilai dari dedikasinya dalam dua hal sekaligus. Kehidupan berkeluarga dan kiprahnya dalam bidang yang digelutinya. Jika tantangan ini dapat dilaluinya dengan minim kendala, maka wanita itu menjadi ilmuwan sesungguhnya.

Aku sangat berharap Nak, di usia senjaku ini masih ada kesempatan menyaksikanmu menuju pelaminan dengan lelaki yang kami jodohkan. Tetapi Nak, jika dirimu tidak bersedia menikah dengannya, dirimu berhak untuk menolak pinangannya. Karena pernikahan dibangun di atas pilihan untuk mencari pendamping yang saleh disertai dengan kecenderungan hati terhadapnya.

Aku sangat mencintaimu, Nak. Apa pun pilihanmu akan senantiasa kudukung sepanjang tidak melanggar koridor-Nya, termasuk dalam hal perjodohan ini.

Double Bay, 16 Juli 2023[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Andrea Aussie (Pemred NarasiPost.Com
Andrea Aussie Pemred NarasiPost.Com
Previous
Robert of Saint Albans, Kesatria Muslim dari Benua Biru
Next
Psyllium Husk, Serat Pangan yang Naik Daun
5 2 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

23 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
R. Bilhaq
R. Bilhaq
1 year ago

pesannya sungguh menyentuh..

Sherly
Sherly
1 year ago

Jadi ingat alm. Mamah saat dulu saya ta'aruf dengan Ikhwan. Pasti, orang tua mana pun ingin yang terbaik untuk anaknya. Barakallah, mom.. semoga ananda mendapatkan jodoh yang terbaik dari Allah.

Firda Umayah
Firda Umayah
1 year ago

Setiap ibu pasti ingin yang terbaik untuk anaknya. Sebelum menikah, saya selalu melibatkan orang tua dalam memilih dan proses menuju pelaminan. Karena bagi saya, rida orang tua adalah rida Allah selama tidak bertentangan dengan syariat Islam.

Semoga Allah memudahkan dan memberikan yang terbaik untuk semua hajat Mom Andrea sekeluarga. Aamiin

Neni Nurlaelasari
Neni Nurlaelasari
1 year ago

Masya Allah. Terharu bacanya. Semoga mendapat jodoh terbaik.

Ghumaisha Gaza
Ghumaisha Gaza
1 year ago

Masyaallah. Menyentuh sekali. Membantu memilihkan pasangan bagi sahabat dekat saja rasanya saya juga begitu berhati-hati, ingin yang terbaik. Takut salah pilih. Apalagi untuk putri sendiri. Barakallahufiikum Mbak Andrea, larut saya dalam tulisannya. Semoga putrinya Mbak diberikan pasangan terbaik pada waktu terbaik menurut Allah Swt..

Rismawati
1 year ago

Masya Allah. Endingnya gimnh mom? diterimah perjodohnanya sama si kakak engk?

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
1 year ago

MasyaAllah, gambaran cinta kasih ibu yang menyayangi putrinya dengan segenap jiwa. Kasih sayangmu bagai mentari yang selalu memberi kehangatan. Barakallah Mom.

Sartinah
Sartinah
1 year ago

Masyaallah, benarlah kalau ibu yang paling khawatir tentang masa depan putrinya. Sudah seharusnya seorang ibu berhati-hati saat mau menyerahkan putrinya pada laki-laki yang akan jadi imamnya kelak. Semoga ananda kelak mendapat jodoh yang saleh.

Afiyah Rasyad
Afiyah Rasyad
1 year ago

Masyaallah. Barokallah Mom.
Semoga Allah pertemukan dengan jodoh sehidup sesurga bagi putri Mom. Dan semoga Allah memberikan keberkahan hidup bagi Mom dan keluarga. Aamiin

Wd Mila
Wd Mila
1 year ago

Semoga Allah memberikan jodoh yang terbaik dunia dan akhirat bagi putri Mom.. jodoh yang saleh, mencintainya dengan tulus karena Allah.

Wd Mila
Wd Mila
1 year ago

Masyaa Allah, teringat masa2 saya dulu dijodohkan. Saat itu usiaku 18 tahun. Di kampung, wanita usia begitu sudah sangat dewasa untuk menikah. Hmm.. membangun cinta itu tidak mudah, tapi kalau kita memiliki visi hidup yang sama maka benih2 cinta akan tumbuh. Ibarat tanaman yang harus dirawat, dijaga, disiram, dan diberi pupuk.
Hidup itu pilihan, apapun pilihannya pasti ada konsekuensi. Menikah muda itu ada enak dan tidak enaknya. Menikah setelah sukses pun ada enak dan tidak enaknya juga. Yang enak terus itu nanti di surga kan? Hehe...

Mariyah Zawawi
Mariyah Zawawi
1 year ago

Masya Allah, memang harus berhati-hati dalam urusan jodoh karena akan dijalani seumur hidup. Semoga Allah pilihkan jodoh yang terbaik buat putri Mom.

Suryani Um. Izzabitah
Suryani Um. Izzabitah
1 year ago

MasyaAllah, selalu syka dengan tulisan Bu Andrea, Pemilihan diksi yang keren. Mengalir dan membuat penasaran hingga akhir.
Barokallah fiikun. Semoga mendapatkan imam terbaik❤

Mimy Muthamainnah
Mimy Muthamainnah
1 year ago

Masyaallah tabarakallah, orang tua mana yang tidak menginginkan kebahagiaan untuk anaknya. Bahkan soal jodoh pun berhati-hati memilihnya. Semoga Allah mudahkan dan ridai perjodohan ananda. Dan kebahagiaan menyelimuti seluruh keluarga. Aamiin

bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram