Senandung Hajat

"Hati nurani tampaknya telah mati.
Berbagai urusan rakyat terus dikhianati.
Melancarkan kezaliman di setiap sudut negeri.
Letak kearifan dan kebijaksanaan kian menyepi.
Tak sedikit pun tebersit kembali pada aturan Ilahi"

Oleh. Afiyah Rasyad
(Tim Penuli Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Ingar bingar kepalsuan sudah mulai berdendang
Dongeng ala pemangku kebijakan tak boleh disilang
Membiarkan palsunya janji terus terbentang
Varian menu kebohongan sudah terhidang
Di atas penderitaan rakyat kekuasaan bersulang

Apalah kata dunia saat pemimpin ikut cawe-cawe
Rekomendasi bisa jadi sarat nepotisme
Segala macam kepentingan langsung asese
Kebaikan terganti keburukan menjadi bukti salah kamuflase
Antara kata dan sejumput perbuatan memamerkan dualisme

Tak sedikit baliho terpampang di sepanjang jalan
Menghiasi setiap wilayah perkotaan dan pedesaan
Menawarkan janji yang kerap ditunggangi kemunafikan
Manis muka melengkapi manisnya kata dalam slogan
Peraturan bertikai hingga melibatkan pucuk pimpinan

Sebentar lagi walimah besar akan digelar
Kalkulasi nominal dalam kebutuhan biaya terhampar
Tak peduli jumlah meteran untuk sekadar mahar
Memalingkan hakikat tujuan orang-orang yang sadar
Kursi panas mampu membalikkan kebaikan dengan bar-bar

Perang baliho di kanan kiri jalan semakin marak
Sembunyi atau terang-terangan semua terus bergerak
Terjerat racun gaya pemerintahan Barat enggan mengelak
Pelayanan dan urusan rakyat harus diberi jarak
Membiarkan kesejahteraan dan keadilan lama tergeletak

Perasaan diikat dengan segala macam citra
Meski pesona pemimpin viral nyatanya hanya sementara
Berbagai permasalahan datang melengkapi ruas-ruas derita
Mendesain kehidupan yang bertahtakan sengsara
Jargon kerja tak mampu membuat rakyat sejahtera

Hati nurani tampaknya telah mati
Berbagai urusan rakyat terus dikhianati
Melancarkan kezaliman di setiap sudut negeri
Letak kearifan dan kebijaksanaan kian menyepi
Tak sedikit pun tebersit kembali pada aturan Ilahi

Sementara jiwa yang terzalimi terus melangitkan doa
Senandung hajat mengangkasa berharap dikabulkan Yang Maha Kuasa
Perubahan mendasar yang 'kan hadirkan bahagia
Keberkahan dari langit dan bumi tercurah tiada hentinya
Kala Islam menjadi rahmat bagi semesta

Bumi Allah, 5 Juni 2023[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Penulis Inti NarasiPost.Com
Afiyah Rasyad Penulis Inti NarasiPost.Com dan penulis buku Solitude
Previous
Rose Thypoon, si Cantik yang Ganas
Next
Piawai Memilih Teman
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

14 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Sartinah
Sartinah
1 year ago

Masyaallah, keren diksinya. Menguak tipu-tipu demokrasi

Afiyah Rasyad
Afiyah Rasyad
Reply to  Sartinah
1 year ago

Muak saya Mbak pasa sistem tipu-tipu itu

Mimi muthmainnah
Mimi muthmainnah
1 year ago

Diksi yg mempesona namun tegas dalam protes.

Asese aku baru tahu hhehe

Afiyah Rasyad
Afiyah Rasyad
Reply to  Mimi muthmainnah
1 year ago

Harus tegas mengoreksi kebijakan dan sistem aturan Mbak. Biar jelas mana yang hak dan batil.

Mahganipatra
1 year ago

MasyaAllah, dalam untaian kata yang indah sarat dengan makna. Kerakusan serta pongahnya manusia yang menghalalkan berbagai cara demi meraih keinginannya. Termasuk kursi panas calon pemimpin. Miris sebenarnya tapi tentu saja kita harus kuat. Selain doa pastinya upaya dakwah harus semakin gencar ya....

Afiyah Rasyad
Afiyah Rasyad
Reply to  Mahganipatra
1 year ago

Exactly ... harus berjuang sampai menang atau berjumpa ajal. Biidznillah

Neni Nurlaelasari
Neni Nurlaelasari
1 year ago

Masya Allah, terpesona dengan kata-kata indah ini, namun di hati terasa miris. Karena jelata belum mau bangun tuk melihat realita, bahwa segala harapan kesejahteraan hanya mimpi di alam kapitalis ini. Seperti ungkapan yang sering didengar, selama kendaraannya bobrok, sekelas pembalap pun tak akan pernah sampai tujuannya. Maka bukan dengan ganti pengemudi, namun ganti kendaraannya alias sistemnya, yaitu sistem Ilahi.

Mimi muthmainnah
Mimi muthmainnah
Reply to  Neni Nurlaelasari
1 year ago

Diksi yg mempesona namun tegas dalam protes.

Asese aku baru tahu hhehe

Hanimatul umah
Hanimatul umah
1 year ago

ma sya Allah, bagus karyanya
Memang cocok sekali keadaannya
Yang benar seakan salah
Yang salah keliatan saleh
Geram rasanya melihat ketidakadilan
Demokrasi dalam bayangan
Aturan Ilahi terabaikan

Hani
Hani
Reply to  Hanimatul umah
1 year ago

Kok jd terbalik
Memang cocok sekali keadaannya...

Nining Sarimanah
Nining Sarimanah
1 year ago

Masyaa Allah tulisannya bagus banget. Membukakan mata hakekat hajat tahunan yang penuh tipu daya

Afiyah Rasyad
Afiyah Rasyad
Reply to  Nining Sarimanah
1 year ago

Hajat lima tahunan Mbak.
Lebih tepatnya ambisi kekuasaan

Firda Umayah
Firda Umayah
1 year ago

Inilah senandung hajat yang terus terulang
Bersama mereka yang selalu ingin bersulang
Mengeruk harta kekayaan yang masih menjulang
Tak peduli halal haram kian meradang

Reva Lina
Reva Lina
1 year ago

Benar sekali, Hati nurani yang tampaknya telah mati hingga berbagai urusan rakyat terus dikhianati hingga letak kearifan dan kebijaksanaan tak ada lagi dan tak sedikit pun tebersit kembali pada aturan Ilahi. Inilah bumi negeri yang tak beraturan entah akan menjadi seperti inilah atau akan kembali kepada ilahi Rabbi. MasyaAllah Barakallah Tulisan yang sangat menarik nan cantik The Next Tulisannya yang dapat membukakan pencerahan.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram