Sambutlah! Sejatinya Mereka Membawa Pahala untuk Kita

“Bahkan, jika ada orang yang selalu datang kepada kita pada saat dia membutuhkan bantuan, terimalah dan sambutlah! Tak perlu kita merasa jengkel, sedih atau marah, merasa dimanfaatkan dan lain-lain. Karena, itu akan membawa hati kita jauh dari ikhlas dan malah menambah dosa.”

Oleh. Bedoon Essem
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-“Ih.. datang lagi, pasti hanya meminta bantuan lagi.”
“Dia lagi, dia lagi, datang jika hanya butuh bantuan saja.”

Teman-teman pasti pernah mengalami hal semacam ini, bukan? Dan setiap kita pasti pernah mengalaminya. Yup, itulah momen ketika kita kedatangan orang-orang yang membutuhkan bantuan atau pertolongan. Bisa jadi mereka adalah saudara kita, sahabat, kawan, atau bahkan orang yang tidak kita kenal, contohnya pengemis.

Sekali dua kali, di awal-awal mungkin kita akan tersenyum, melayani, dan memenuhi permintaan mereka. Terlebih, saat keadaan kita sedang lapang. Akan tetapi, kita sering kali akan menjadi bosan jika terlalu sering didatangi oleh mereka yang meminta bantuan kepada kita. Apalagi, jika yang datang adalah orang yang sama, yang itu-itu saja. Yah.. dia lagi, dia lagi. Bisa jadi itulah yang tebersit dalam hati kita.

Itu manusiawi kok, Sobat. Merasa bosan dengan keadaan yang menurut kita kurang menguntungkan tersebut. Bahkan, kita merasa dimanfaatkan, dicari ketika dibutuhkan, dan hanya dijadikan tambang emas semata. Namun, Sobat, jika kita mengalami hal yang demikian, maka mari kita buka kembali sirah nabawiah juga para sahabat, tabi'in atau tabi'ut tabi'in. Karena dengan membaca dan meneladani kehidupan mereka, kita akan dapat mengambil pelajaran berharga untuk kehidupan kita.

Daripada menuruti pikiran buruk dan kejengkelan-kejengkelan yang akan merusak iman, alangkah lebih baiknya jika kita meneladani sikap Ali bin Al-Husain rahimahullah. Beliau adalah putra cucu Rasulullah, Husain bin Ali bin Abi Thalib, alias buyut Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Tahukah kalian? Dalam kitab Shifah Ash-Shafwah, 2/95, karya Ibnu al-Jauzi, disebutkan bahwa ketika Ali bin Husain sering didatangi oleh peminta-minta atau pengemis, atau siapa pun yang membutuhkan pertolongannya, ia akan selalu menyambut mereka dengan hangat dan berbinar-binar seraya berkata,

مرحبًا بمن يحمل زادي إلى الآخرة

"Selamat datang, wahai orang-orang yang membawakan perbekalanku (pahala) di akhirat nanti."

Yup, Sobat! Ali bin Al-Husain selalu memandang mereka para peminta-minta yang datang untuk meminta bantuannya sebagai orang-orang yang sedang membawakan pahala untuk perbekalannya di akhirat kelak. Mengapa demikian? Karena Ali bin Al-Husain tahu, bahwa ketika mereka datang untuk meminta bantuan kepada kita, maka itu adalah kesempatan yang Allah berikan kepada kita untuk berbuat baik dan bersedekah kepada mereka. Dan pastinya, hal itu akan membuka peluang datangnya pahala yang banyak untuk perbekalan kita di akhirat kelak, bukan?

Luar biasa! Itulah keteladanan yang bisa kita ambil dari para salaf saleh. Kekuatan iman, kejernihan berpikir, serta kebersihan jiwa telah mengantarkan mereka pada pemikiran yang positif. Sehingga, penyakit hati dan pikiran-pikiran negatif perusak amal dan jiwa akan lenyap. Yang ada adalah pemikiran optimis yang mendatangkan pahala dan kebahagiaan. Bukankah memberi akan membuat bahagia?

Bahkan, jika ada orang yang selalu datang kepada kita pada saat dia membutuhkan bantuan, terimalah dan sambutlah! Tak perlu kita merasa jengkel, sedih atau marah, merasa dimanfaatkan dan lain-lain. Karena, itu akan membawa hati kita jauh dari ikhlas dan malah menambah dosa. Ada sebuah nasihat dari seorang ulama yang harusnya menjadi bahan renungan buat kita,

"Janganlah engkau berbicara tentang si Fulan, ‘Dia tak mengenalku melainkan saat ada hajat padaku.’ Namun, katakanlah, 'Alhamdulillah, segala pujian hanya milik Allah, yang telah memuliakanku dengan memberiku kesempatan untuk memenuhi kebutuhan orang lain'."

Hmm.. terasa ringan di hati, bukan? Kata-kata itu begitu menenteramkan, bukan? Berbeda jika kita memperturutkan prasangka dan kejengkelan dalam diri kita, pasti hari-hari kita akan terasa berat dan gelap. Hati kita akan terasa sempit karena dipenuhi kebencian. Jika sudah demikian, tentu hidup kita jauh dari ketenteraman dan tak bahagia. Lebih parahnya lagi, walaupun kita sudah membantu mereka namun hati kita tak ikhlas, terus merasa marah, maka yang kita dapatkan hanya kemurkaan Allah. Ngeri ‘kan?

Yuk, kita ingat kembali nasihat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dalam sebuah hadis riwayat Imam Ath-Thabrani berikut,

أحب النَّاسِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ, وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ، أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً، أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا، أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا، وَلأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِ فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ يَعْنِي مَسْجِدَ الْمَدِينَةِ شَهْرًا

"Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain. Dan amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, yang mengangkat kesusahannya, yang membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku lebih mencintai berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk memenuhi keperluannya daripada beriktikaf di masjid ini (Masjid Nabawi) selama sebulan penuh."

Wallahu a'lam[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Bedoon Essem Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Liberalisasi Seks Kian Menggila
Next
Penistaan Al-Qur'an Berulang di Eropa, Hanya Khilafah Solusinya
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram