Kimci, Salah Satu Makanan Tersehat di Dunia

"Tingginya kandungan bakteri Lactobacillus dalam kimci menjadikan ia makanan yang sangat layak dikonsumsi. Sebab, bakteri tersebut merupakan sumber probiotik yang baik."

Oleh. Dia Dwi Arista
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com- "Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang wanita dan menjadikanmu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar kamu saling mengenal…” (QS. Al Hujurat:13)

Halo, Netizen!
Berbicara tentang makanan memang tidak akan pernah sepi. Setiap daerah, bahkan negara pasti memiliki makanan khas masing-masing. Dengan rasa, warna, dan tampilan yang unik menarik serta menggugah selera. Tak heran jika banyak kawula muda Gen Z saat ini berlomba-lomba menjadi Youtuber dengan acara Mokbang, yakni acara makan besar yang disiarkan secara daring. Anehnya, penonton sering kali membludak dan malah terhibur hanya dengan melihat orang makan. Hehe.

Berbicara tentang Mokbang, kita perlu nih ulas satu makanan yang terbawa imbas dari adanya Korean Waves, tahu 'kan? Masak gak tahu? Taulah! Yup! apalagi kalau bukan Kimci!

Hampir seluruh masyarakat dunia mengenal kimci, meski ia bukan penikmat Korean Idol. Saking terkenalnya, masyarakat dunia khususnya pecinta K-Pop bakal cari segala cara demi menikmati makanan asal negara idola mereka. Baik membeli dari restoran yang menghidangkan masakan Korea, atau bahkan mencoba membuat kimci sendiri di rumah. Hebatnya, kimci juga pernah dinobatkan sebagai makanan tersehat di dunia lho menurut Majalah Amerika Serikat "Health". Tak heran orang-orang makin penasaran dengan kimci. Pun, hal ini menjadi kesempatan emas bagi yang hobi masak untuk membuat dan menjual kimci tersebut. Laris manis deh!

Tahukah Sobat? Kimci bagi warga negara Korea bagai sambal atau kerupuk bagi warga Indonesia. Yakni, menu yang sunnah muakkad bahkan menjadi wajib untuk terhidang saat makan. Lagi santap mi instan, side dish-nya kimci. Makan lalapan tetep aja ada kimci. Hehe. Kayak sambal and kerupuk di negeri kita ya… hampir di setiap warung or rumah makan tersedia dua jenis makanan itu. Itulah arti kimci bagi warga Korea. Eits bahkan pembuatan kimci juga ada tradisi persiapannya lho, namanya Gimjang atau Kimjang.

Kimjang, Tradisi Persiapan Pembuatan Kimci

Korea termasuk negara yang memiliki empat musim. Yakni musim panas, musim gugur, musim dingin, dan musim semi. Ketika musim dingin tiba, wilayah Korea susah untuk ditanami berbagai sayuran karena tanahnya sebagian besar tertutup salju. Akhirnya, untuk memenuhi kebutuhan sayuran, mereka memfermentasi sayuran segar untuk menjadi kimci.

Dalam praktiknya, seringnya mereka tidak membuat kimci di dapur masing-masing. Namun, biasanya dibuat di pelataran rumah atau tempat umum. Para tetangga, sanak saudara akan berkumpul dalam tradisi kimjang yakni membuat kimci bersama-sama. Rasa kekeluargaan inilah yang menjadikan kimjang lebih bermakna. Sayuran segar ini akan difermentasi dalam jumlah yang cukup untuk melewati musim dingin.

Zaman dahulu, kimchi diawetkan dalam gerabah sejenis stoples besar terbuat dari tanah liat. Namun, ketika musim panas stoples tersebut dimasukkan ke dalam sumur agar tetap segar ketika dimakan. Berbeda dengan zaman sekarang yang serba maju dan canggih. Cukup letakkan dalam kulkas dengan wadah tertutup, kimci dapat bertahan 1 hingga 3 bulan.

Berbagai Jenis Kimci

Zaman dahulu, Korea belum mengenal sawi putih dalam pembuatan kimci sebagaimana sekarang. Hari ini, sebagian besar dunia mengenal kimci hanya berbahan dasar sawi putih dengan bumbu berwarna merah. Namun, saat itu masyarakat Korea akan menggunakan beberapa sayuran untuk pembuatan kimci.

Menurut Museum Kimci Pulmuone di Seoul, terdapat 187 jenis kimci yang sudah dikenal. Salah satunya adalah ggakdugi yakni kimci yang terbuat dari lobak putih yang dipotong berbentuk kubus. Ada juga kimci oisobaegi yakni kimci yang terbuat dari mentimun. Pun ada kkaennip, yakni kimci yang tersusun dari daun perilla yang direndam dalam kecap asin, bawang putih, daun bawang, dan cabai merah.

Dan masih banyak lagi jenis kimci yang pernah diolah. Mau coba? Hehe.

Makanan Tersehat

Tahukah Sobat? Bahwa kimci yang berbahan utama sayuran, jahe, bubuk cabai, bawang putih, garam, dll. ini sudah masuk dalam daftar makanan UNESCO? Mengutip dari Lonely Planet Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), telah menjamin bahwa kimci masuk daftar warisan dunia tak benda. UNESCO telah mengakui keautentikan dan kelezatan dari kimci. Selezat apa sih? Jadi penasaran 'kan?

Selain itu, kimci juga dinobatkan menjadi salah satu makanan tersehat di dunia, lho! Pembuatan kimci yang difermentasi membuat kimci menjadi makanan yang sehat. Kimci yang terbuat dari bahan-bahan mentah menghasilkan proses fermentasi yang unik, yakni fermentasi secara spontan. Dengan kata lain, bakteri yang terkandung dalam kimci ( Lactobacillus ) muncul dari bahan-bahannya sendiri, bukan dari starter atau tambahan seperti halnya dengan yoghurt.

Bahkan, bakteri patogen (berbahaya) dapat hilang dengan sendirinya selama masa fermentasi. Bakteri baik Lactobacillus ini memanfaatkan karbohidrat yang ada menjadi senyawa asam organik, yang dapat menjaga kesegaran dan menurunkan pH pada sayur tersebut.

Tingginya kandungan bakteri Lactobacillus dalam kimci menjadikan ia makanan yang sangat layak dikonsumsi. Sebab, bakteri tersebut merupakan sumber probiotik yang baik. Lactobacillus pada penelitiannya juga mampu meningkatkan fungsi imun dalam tubuh, juga sebagai pencegah kanker. Bahkan dalam penelitian lain, bakteri baik ini dapat menurunkan kadar E-Coli dalam tubuh, sekaligus meningkatkan jumlah bakteri baik. Manfaatnya banyak sekali ya, Sobat!

Eits, masih ada lagi. Bakteri Lactobacillus juga sangat baik untuk saluran cerna kita, lho! Tahu gak sih, orang Korea rendah dalam angka kejadian kanker kolon? Ada yang bilang nih, karena konsumsi kimci secara rutin. Sebab, kimci yang mengandung Lactobacillus dipercaya bersifat antimutagen dan juga dapat menurunkan enzim toksik, hingga dapat mengubah zat prekarsinogen menjadi karsinogen dengan signifikan.

Selain itu, kimci juga dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah, juga menghambat risiko penyempitan pembuluh darah. Bagi wanita, kimci juga dapat berperan dalam menyehatkan kulit, lho! Sebab kandungan antioksidannya yang tinggi (betakaroten, vitamin C, senyawa fenolik, klorofil, dan sebagainya) mampu mencegah penuaan dini pada kulit.

Menurut sehatq.com, dalam 100 gram sajian kimci terdapat:

17 kalori
7 gram karbohidrat
3 gram serat
3,88 gram gula
39 mg kalsium
485 mg sodium
11,7 mg vitamin C
728 IU vitamin A

Begitu banyak manfaat yang ditawarkan ketika mengonsumsi kimci. Namun, adakah bahaya dalam mengonsumsinya?

Bahaya Kimci

Allah Swt. berfirman dalam surah Al-Araf ayat 31.

يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ ࣖ

“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”

Benar! Sesuatu yang berlebihan menjadikan yang semula menyehatkan menjadi membahayakan. Salah satunya, kimci. Ternyata, kimci jika dikonsumsi secara berlebihan malah dapat merusak lambung. Sebab, penggunaan bubuk cabai yang banyak dapat mengganggu aktivitas pencernaan, selain itu zat asam yang timbul sebagai hasil fermentasi juga dapat mengganggu kesehatan lambung. Selain itu, serat yang aslinya baik bagi pencernaan, akan berubah menjadi bencana ketika dikonsumsi secara berlebihan, bisa diare 'kan, Sobat!

Selain itu, penggunaan garam dan gula yang banyak dalam proses fermentasi juga tak baik untuk kesehatan ketika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan. Risikonya dapat mengganggu fungsi jantung dan tekanan darah. Oleh karena itu, dianjurkan untuk mengonsumsi kimci dalam jumlah wajar, agar kebaikan dan manfaat kimci tetap kita dapatkan, Sobat!

Dari ulasan di atas, tertarik untuk coba kimci? Yuk bisa buat sendiri atau pesan di restoran Korea. Selamat menikmati![]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Tim Redaksi NarasiPost.Com
Dia Dwi Arista Tim Redaksi NarasiPost.Com
Previous
The Power of Baper
Next
Laa Tahzan dan Berbahagialah!
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram