"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu." (Al-Baqarah: 168)
Oleh. Dia Dwi Arista
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com- "Bos Cilok!"
Siapa nih Sobat Konapos yang pernah tahu sebutan di atas? Hehe.
Yup, sebagian besar mungkin Kontributor NarasiPost (Konapos) hafal dengan orang yang memanggil atau yang dipanggil dengan sebutan "Bos Cilok". Eits, sejarahnya nih, sebab si objek panggilan sangat gemar makan dan membuat cilok, hingga sharing ilmu pun yang dibahas adalah pembuatan cilok. Hayooo… siapa nih Sobat Konapos yang juga gemar makan cilok? Cungggg!
Asal-Usul
Cilok adalah istilah dari makanan yang berbentuk bulat, terbuat dari aci atau tepung tapioka, dengan saos kacang atau saos tomat, sambal, juga kecap sebagai pelengkap. Penamaan cilok diambil dari "aci dicolok". Menurut berbagai sumber, cilok berasal dari daerah Jawa Barat. Namun, saat ini cilok sudah menjadi makanan jalanan (Street food) di Pulau Jawa. Baik Jawa Barat, Jawa Tengah, maupun Jawa Timur.
Bahkan, saking terkenalnya cilok dengan harganya yang juga terjangkau, camilan ini disebut sebagai camilan sejuta umat, lho! Biasanya, cilok dibanderol dengan harga Rp500 rupiah per biji. Terkadang cilok diberi isian gajih (lemak), abon, telur puyuh, kadang yang lebih kekinian isiannya adalah sambal atau keju. Bahkan ada pula cilok yang polos tanpa isian tergantung selera masing-masing. Harga pun akan mengikuti bahan yang digunakan.
Untuk tampilan pun bervariasi. Ada cilok dengan tampilan polos plontos, ada yang diberi potongan daun seledri atau daun bawang. Juga ada yang diberi toping bawang goreng, atau irisan cabai menambah meriah tampilan cilok yang polos. Cara penyajiannya pun juga bervariasi, lho! Ada yang hanya dikukus, ada juga yang dibakar ala-ala sate gitu. Untuk pembuatan sebagian besar daerah sama kok, memakai bahan yang sangat mudah dicari di sekitarmu. Bahkan mungkin sudah ada di dapurmu. Mau tahu? Lanjut gih bacanya…
Cara Pembuatan
Yang pada mager, nganggur gak ngapa-ngapain di rumah, sedang mulut pengin ngunyah, apalagi yang pedas-pedas dan kenyal, jangan ragu untuk buat cilok di rumah. Disajikan ketika panas atau hangat, ditemani secangkir teh, duh! Surga dunia! Yuk, intip cara buatnya di bawah.
Bahan:
- Tepung aci/tepung tapioka
- Tepung terigu/tepung sagu
- Air hangat secukupnya
- Daun bawang/seledri (optional)
- Isian cilok (keju, telur puyuh, gajih atau abon juga optional)
Bumbu:
- Bawang putih
- Bawang merah (optional)
- Pala/merica secukupnya
- Garam secukupnya
- Penyedap
- Haluskan semua bahan
Cara Membuat:
Pertama, rebus air, tambahkan sedikit garam dan minyak ke dalam rebusan air
Kedua, campur tepung terigu, aci, dan bumbu halus dengan air hangat, uleni hingga kalis. Pastikan adonan tidak terlalu lembek atau bantat agar cilok berbentuk sempurna. Sebelum adonan dibentuk, bisa ditambahkan potongan seledri atau daun bawang agar cilok lebih sedap dan tampilan lebih cantik.
Ketiga, ambil adonan sedikit demi sedikit, bulatkan. Di dalam bulatan bisa diisi dengan isian sesuai selera. Kemudian masukkan ke dalam air rebusan yang telah mendidih.
Keempat, setelah semua adonan selesai dibulatkan dan dimasukkan ke dalam rebusan air, tunggu hingga adonan mengambang.
Kelima, jika semua adonan sudah mengambang, maka kita sudah bisa memindahkannya ke dalam wadah lain. Cilok siap disajikan ditambah dengan cocolan saus tomat atau kacang. Mudah bukan?
Nilai Gizi Cilok
Pembuatannya yang mudah, dan rasanya yang buat nagih, juga rasa kenyang yang ditimbulkan menjadikan cilok camilan yang pas buat menemani hari-hari kita. Eh, tapi… sebelum kamu kekenyangan makan cilok, cari tahu dulu yuk nilai gizi dari penganan kenyal ini, jangan sampe apa yang kita makan malah berbahaya atau nirgizi.
Dilansir dari fatgizi Indonesia, cilok memiliki energi sebanyak 266 kkal, lho, pada setiap 100 gramnya. Lemak 2,67g, protein 2,45g, sedangkan karbohidrat sebanyak 58,17g. Itulah sebabnya cilok adalah camilan mengenyangkan. Gizi ini bisa bertambah jika kamu menambahkan isian ke dalam cilok, misal telur puyuh, gajih, atau keju. So, meski kelihatannya cilok tak bergizi, namun ternyata dia mengandung beberapa gizi juga ya. Hehe
Eits! Eh tapi, gizi cilok di atas bukan gizi standar untuk pengganti makanan pokok ya, meski cilok mengenyangkan. Nah, sekarang nih kita cari tahu efek samping jika terlalu banyak mengonsumsi cilok.
Efek Samping
Menurut klikdokter.com, terlalu banyak memakan cilok, apalagi dikonsumsi setiap hari, ternyata cukup berbahaya buat kesehatan kamu, lho! Eh, gimana?
Karena cilok minim gizi, ketika ia dimakan setiap hari, salah satu dampak yang akan timbul adalah penyakit:
1. Obesitas
Cilok banyak mengandung karbohidrat dan lemak. Apabila dikonsumsi setiap hari dapat menimbulkan penumpukan lemak dalam tubuh, hingga berakhir pada obesitas bahkan penyakit jantung.
2. Diare
Jika kamu terlalu banyak dan sering mengonsumsi cilok dipinggir jalan yang tidak terjamin bahan dan kesehatannya, maka diare bisa jadi menjadi penyakitmu selanjutnya. Sebab tak sedikit pedagang menggunakan bahan yang tidak higienis. Cilok dipinggir jalan juga rentan terkena polusi dan kotoran. Apalagi saus kacang atau tomat yang digunakan terkadang juga tidak sehat. So, hati-hati dan pilih-pilih ya sebelum membeli cilok di luar.
3. Kanker
Nah, salah satu bahaya sering membeli cilok di luar nih, adalah timbul kanker. Sebab banyak cilok yang belum habis, diberi pengawet agar cilok tersebut bertahan lama. Sayangnya, pengawet yang digunakan biasanya mengandung radikal bebas, hingga ia berisiko menumbuhkan sel-sel kanker di dalam tubuh.
4. Mual Muntah
Ternyata bukan ibu hamil saja yang bisa mengalami mual muntah, hehe. Terlalu banyak mengonsumsi cilok akan menimbulkan rasa kenyang yang berlebihan, hingga dapat mengiritasi lambung dan meningkatkan asam lambung. Akibatnya, akan timbul rasa mual dan berakhir muntah jika semakin parah.
5. Sakit Kepala
Kadar lemak jenuh yang ada pada cilok, bisa menyumbat aliran darah ke kepala sehingga menimbulkan pembesaran pembuluh darah ke otak. Berakhir pada rasa berdenyut di kepala alias sakit kepala jika mengonsumsi terlalu banyak cilok. Hati-hati ya, Gaes!
6. Berbahaya bagi Ibu Hamil
Jika ibu hamil sering membeli cilok diluar, perhatikan bahan dan kebersihan dari cilok tersebut. Sebab, jika bahan dan kebersihannya tidak dijaga akan dapat merusak perkembangan janin hingga terburuk, yakni bayi lahir cacat. Naudzubillah
7. Keracunan
Bahan dan cara pembuatan yang tidak higienis, dapat menimbulkan keracunan, lho! Apalagi cilok yang berhari-hari dihangatkan dan terkontaminasi banyak bakteri, hal ini dapat menimbulkan mual, muntah, sakit kepala hingga pingsan karena keracunan.
Makan yang Bersih dan Tidak Berlebihan
Jadi, mengonsumsi cilok masih tergolong aman jika kita membuatnya sendiri dengan bahan yang higienis dan bersih. Namun, tetap tidak boleh dikonsumsi setiap hari ya, Sobat! Pun tidak berlebihan dalam memakan cilok agar kesehatan tetap terjaga. Sebab, apa pun itu jika kita mengonsumsinya secara berlebihan pasti menimbulkan kemudaratan. Bahkan Allah Swt. berfirman dalam surah Al-A'raf ayat 31:
" Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan."
Pun dalam surah Al-Baqarah ayat 168, Allah menyuruh manusia agar memakan makanan yang halal dan tayib.
"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu."
So, Sobat pecinta kuliner Indonesia. Makanlah makanan yang halal dan baik, namun tetap jangan berlebihan. Allah menciptakan banyak sekali jenis makanan yang bisa kita makan, dengan berbagai rasa dan warna, dari yang hambar hingga menggugah selera. Akan tetapi, hendaknya makanan menjadi wasilah kita untuk beribadah, bukan tujuan hidup kita. Allahu a'lam[]
Makanan sejuta pelajar. Mereka pada doyan.
Hingga sekarang tetap gemar makan cilok. Wkwkwk