Cantik Versi Islam, Why Not?

"Islam mempunyai standar kecantikan yang sangat indah serta tidak berorientasi pada uang. Yang kita tahu, fisik atau badan kita ini merupakan pemberian dari Allah, sesuatu yang sudah menjadi ketetapan Allah bagi kita."

Oleh. Najwa Azahra
(kontributor NarasiPost.Com, Siswi SMA Durrotul Ummah Tangerang)

NarasiPost.Com- Hi Sisterfillah, selamat ya. Selamat untuk apa nih? Selamat karena kamu menjadi satu dari empat miliar penduduk bumi yang ditakdirkan membaca tulisan ini, hehe. Dari judul, sudah bisa ditebak kalau tulisan ini bakal ngebahas seputar perempuan. Yap, about you all, Sisters. Eits, jangan di skip tulisan ini yak, kudu banget baca sampai akhir biar informasi yang kamu dapat nggak setengah-setengah. Are you ready, Sisters?

Yuks, markica. Mari kita baca…

Cantik adalah satu kata yang paling mendeskripsikan tentang perempuan. Tidak ada satu pun perempuan yang suka jika dirinya tidak dikatakan cantik, jika ada seorang perempuan yang dikatakan tidak cantik, pasti dirinya bakal minder, rasa percaya diri perlahan memudar, dan bisa jadi sampai nangis bombay di pojokkan sambil mempertanyakan mengapa aku tak secantik yang lain?https://narasipost.com/2021/05/10/cantik-itu/

Sebenarnya Sisters, bukan lagi jadi hal yang tabu di tengah-tengah kita, kalau kebanyakan orang saat ini mudah sekali mengeluarkan statement cantik atau tidaknya seorang perempuan. Padahal setiap perempuan itu pada dasarnya cantik, apa pun jenis kulitnya, rambut, bentuk tubuh dan yang lainnya, semuanya cantik dengan keunikannya masing-masing.

Standar Cantik ala Manusia

Namun, seiring perkembangan zaman, kini definisi cantik seperti memiliki standarnya sendiri. Kecantikan perempuan diukur hanya sebatas kecantikan fisik yang dimana perempuan dituntut berpenampilan sesuai standar kecantikan yang berlaku. Tentunya standar yang dipakai ini dipengaruhi oleh banyak hal, misalnya saja karena budaya atau adanya tren kecantikan yang tengah digandrungi banyak perempuan. Sehingga muncul anggapan bahwa perempuan hanya bisa dikatakan cantik jika sesuai dengan tren yang sedang ramai. Makanya kamu pasti tahu, kalau setiap negara itu punya standar kecantikan yang berbeda loh. Seperti di Indonesia, standar kecantikan bagi para perempuan adalah jika tubuhnya langsing, kulitnya putih, dan memilki rambut lurus panjang.https://narasipost.com/2022/01/05/halima-aden-dan-doktrin-kecantikan-perempuan/

Move on ke negara lain, semisal di Australia, dikatakan cantik jika perempuan kulitnya coklat eksotis dan bentuk tubuh yang atletis. Berbeda dengan di Korea Selatan, standar kecantikan perempuannya jika memiliki kelopak mata yang tebal, mata bundar yang besar dan kulit putih merona. Dan ada yang lebih mengejutkan, di Mauritania, menganggap perempuan cantik jika memiliki tubuh yang gemuk.

So Sisters, kita sebagai perempuan Indonesia kalau mengikuti standar cantik di Indonesia pasti bakal minder sendiri kan. True nggak? Gimana nggak minder coba, karena setiap kita punya gen yang berbeda dan siklus hormonal yang nggak sama. Jadi, nggak mungkin kalau semua dari kita bisa punya kulit putih, tubuh langsing dan rambut lurus panjang. Iya kan?

Sayangnya dengan standar kecantikan seperti itu, tidak sedikit dari muslimah yang juga ikut-ikutan mewujudkannya. Padahal nih, mengikuti kecantikan dengan standar manusia itu bahaya banget loh. Belum lagi, tren kecantikan seperti ini ternyata didukung penuh oleh kebanyakan media massa. Kita akan diperkenalkan dengan berbagai macam produk kecantikan dengan dorongan agar bisa cantik seperti para artis, selebgram, atau model-model terkenal, ckckck… menggiurkan banget kan. Pada akhirnya banyak bermunculan produk krim pemutih, pelangsing, peng- glowing, pengencang dan lain-lain. Semuanya diiklankan media tanpa henti dengan visualisasi kecantikan yang nggak biasa. Ditambah para produsen produk kecantikan yang bakal meraup banyak keuntungan.

Dari peristiwa ini, tentang adanya standar kecantikan, produk kecantikan, keuntungan para produsen kecantikan, dan para perempuan yang memaksakan cantik dengan standar buatan manusia, semua itu disebabkan karena saat ini kita hidup di bawah naungan sistem kapitalis. Apa sih kapitalisme itu? Kapitalisme merupakan sebuah cara pandang tentang kehidupan di mana semua hanya dinilai dengan uang dan manfaat semata. Itulah mengapa, semua hal yang berkaitan dengan uang atau sesuatu yang mendatangkan keuntungan pasti banyak yang dilestarikan. Ya, contohnya kayak standar kecantikan yang dibuat manusia yang tujuannya sebatas meraih materi aja.
Lalu, bagaimana dengan pandangan Islam terkait masalah ini? Bagaimana cara Islam menilai perempuan? Apakah sama dengan yang sistem kapitalis lakukan? Oh, tentu tidak dong.

Standar Cantik ala Islam

Islam mempunyai standar kecantikan yang sangat indah serta tidak berorientasi pada uang. Yang kita tahu, fisik atau badan kita ini merupakan pemberian dari Allah, sesuatu yang sudah menjadi ketetapan Allah bagi kita. Jadi, nanti pas di akhirat Allah nggak akan menanyakan kepada kita, mengapa badan kita gemuk dengan kulit yang hitam? Karena fisik kita nggak bakal dihisab dan bukan penentu syarat kita masuk surga atau neraka.

Oh iya Sisters, kita semua pasti mau banget kan jadi muslimah yang cerdas. Muslimah yang cerdas itu tidak disibukkan dengan selalu memperindah fisiknya, tetapi menyibukkan dirinya dengan perkara yang berupa pilihan, sebab itulah yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Rasulullah saw. bersabda yang artinya,
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh-tubuh kalian, tidak pula kepada rupa kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati-hati kalian dan amalan kalian." (HR. Bukhari dan Muslim)

Nah, supaya kita nggak teracuni dengan paham kapitalis yang merusak dan menghanyutkan kita hanya kepada perkara-perkara dunia, makanya kita butuh mengkaji Islam, Sisters. Mengkaji Islam itu artinya memahami dengan benar tentang Islam, apa saja aturan yang ditetapkan syariat Islam harus kita ketahui dan patuhi. Karena tujuan kita hidup di dunia ini adalah beribadah kepada-Nya, mengejar dengan sungguh-sungguh rida-Nya.
Satu lagi nih yang harus kamu ingat, selain mengkaji Islam, kita pun harus mengubah masyarakat menjadi masyarakat Islami dengan cara mendakwahkan Islam kepada mereka. Karena besar kemungkinan, kita akan dengan mudah terikut arus yang merusak kalau masyarakat di sekitar kitabelum dikenalkan dengan paham Islam. Dan yang terpenting nih, negara juga berperan penting untuk menerapkan sistem Islam, karena hanya sistem Islamlah yang mampu menjadi problem solving terbaik dalam menghapus berbagai macam permasalahan di tengah masyarakat. So, Sisters, tugas kita saat ini adalah tetap mengkaji Islam kaffah dan jangan berhenti mendakwahkannya ke tengah masyarakat. Ingat Sisters, untuk menjadi pribadi yang Islami, kita butuh hidup di tengah masyarakat yang juga Islam.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Najwa Azahra Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Standar Minimalis Kapitalisme Mencetak Generasi Unggulan
Next
Ketika Guru Tak Patut Lagi ‘Digugu dan Ditiru’
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram