Mencintai Negeri dengan Ikatan yang Hakiki

"Harus ada sebuah ikatan yang bisa menumbuhkan kebangkitan kepada manusia yang tidak hanya memunculkan rasa cinta kepada tanah air, tetapi cinta kepada sesama manusia tanpa memandang suku, golongan, ras maupun negaranya. Pada dasarnya semua perbedaan tersebut tidak bisa menghalangi untuk saling mengikatkan manusia satu dengan lainnya, melainkan akan melebur dalam sebuah ikatan yang benar dan kokoh, yakni ikatan akidah Islam."

Oleh. Atien
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.com-"Bukan dari golongan kami orang-orang yang menyerukan asabiah, bukan dari golongan kami mereka yang berperang atas nama asabiah dan bukan golongan kami orang-orang yang mati karena asabiah." (HR. Abu Dawud)

Hai Sob, makin ke sini makin banyak narasi-narasi yang mengajak kepada asabiah. Narasi-narasi yang muncul dikemas sedemikian rupa agar terlihat indah, menarik dan terkesan bahwa itu sesuatu yang baik. Wah, pasti bikin orang penasaran dan ingin mengikutinya, Sob. Nah, pas banget hal itu disuarakan bersamaan dengan Peringatan Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77. Ada pembagian Bendera Merah Putih dalam jumlah ribuan di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau. Lebih tepatnya ada 2000 bendera yang dibagikan oleh Gubernur Kepulauan Riau H. Anwar Ahmad. Hal itu dilakukan untuk menyemarakkan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77.

Pembagian bendera tersebut adalah komitmen Ansar Ahmad sebagai Gubernur dalam rangka mendukung Gerakan Pembagian 10 juta Bendera Merah Putih yang digagas oleh Kementerian Dalam Negeri. Dalam kunjungan kerjanya tersebut, Ansar mengatakan bahwa pembagian Bendera Merah Putih merupakan upaya pemerintah untuk menumbuhkan kesadaran bela negara, rasa cinta tanah air dan meningkatkan nasionalisme pada masyarakat. Bendera Merah Putih juga merupakan simbol, identitas dan alat pemersatu bangsa.Pembagian bendera tersebut dilaksanakan pada Minggu (14/8/2022 Liputan6.com).

Ikatan yang Menghancurkan

Berarti memang ada sesuatu di balik pembagian bendera tersebut ya, Sob. Waduh, berarti ada udang di balik batu dong? Memang ada, Sob, yaitu supaya kita semua memiliki rasa cinta tanah air yang menumbuhkan semangat bela negara demi sebuah ikatan yaitu nasionalisme (kebangsaan). Ikatan ini membuat perasaan manusia terlalu mengagungkan bangsanya sendiri dan menganggap bangsa-bangsa lain lebih rendah. Perlu diketahui dan catat nih, Sob, ternyata nasionalisme itu merupakan bagaian dari asabiah.

Asabiah atau taasub adalah istilah dalam Islam yang artinya fanatik buta. Taasub bukanlah sebuah kenikmatan ataupun sebuah keagungan, melainkan sebuah penyakit yang secara sadar atau tidak sadar mampu menginfeksi siapa saja. Penyakit ini termasuk penyakit yang berbahaya dan memiliki kemampuan untuk merusak tatanan syariat Islam (Wikipedia).

Waduuh, itu penyakit ngeri banget ya, Sob.
Makanya kita harus hati-hati dan jangan sampai terjangkiti penyakit asabiah tersebut.

Bendera Merah Putih sebagai bendera kebangsaan dianggap mampu menjadi sarana atau alat pemersatu. Namun, apakah cukup hanya dengan membagikannya saja? Apakah hal itu bisa memengaruhi hati untuk berjuang demi negeri? Semua itu harus mendapatkan jawaban yang benar agar makna cinta tanah air tidak disalahartikan ya, Sob.

Rasa cinta kepada tanah air dan bangsa boleh-boleh saja ya, Sob. Namun jangan sampai kita dibutakan oleh cinta tersebut sampai cintanya membabi buta. Iih serem. Makanya rasa cinta yang ada harus memiliki ikatan yang kuat dan kokoh. Jangan sampai kita menggunakan ikatan yang salah karena bisa menyebabkan rasa cinta yang ada bisa luntur bahkan menghilang.

Rasa cinta kepada tanah air yang diikat oleh ikatan nasionalisme ternyata nggak bisa dijadikan sebagai ikatan yang kokoh ya, Sob. Lho kok bisa? Sebab ikatan nasionalisme (kebangsaan) itu sifatnya lemah. Salah satu kelemahannya adalah ketidakmampuan mempersatukan manusia secara permanen. Ikatan ini bersifat temporal yaitu muncul saat ada ancaman dari luar terhadap eksistensi suatu komunitas. Adanya penjajahan, persaingan atau benturan budaya adalah stimulan yang ampuh untuk menumbuhkan ikatan nasionalisme. Contohnya adalah keberhasilan Soekarno menggelorakan rakyat Indonesia dalam melawan penjajah Belanda. (Materi Dasar Islam)

Ikatan yang Salah

Maka ketika penjajah Belanda berhasil diusir dari negeri ini ikatan nasionalisme tersebut sudah tidak ada lagi. Ikatan nasionalisme sudah hilang karena sudah tidak ada lagi ancaman yang mengganggu keamanan dan kedaulatan bangsa dan negara. Waduh, ternyata nggak ada yang tersisa dari ikatan nasionalisme ini ya, Sob. Ikatan ini tidak meninggalkan apa-apa di dalam hati dan perasaan manusia. Di samping itu ikatan ini juga tidak akan meninggalkan kenangan manis di dalam dada. Ehm, bucin sekali ya, Sob!

Jadi kesimpulannya jelas banget, Sob, ternyata ikatan nasionalisme tidak bisa dijadikan ikatan yang benar dalam hal apa pun. Rasa cinta kepada tanah air tidak akan tertanam dalam benak kecuali negara dalam keadaan darurat atau terancam. Akhirnya semua kembali seperti semula. Semua orang kembali menjalani hidup masing-masing. Ikatan nasionalisme tidak berlaku untuk persoalan-persoalan yang muncul. Padahal banyak sekali persoalan yang menumpuk dan membuat manusia terpuruk. Persoalan-persoalan tersebut tidak mungkin bisa diselesaikan dengan ikatan nasionalisme.

Kita mungkin sudah merdeka ya, Sob meskipun baru merdeka secara fisik. Penjajah juga sudah 77 tahun pergi dari negeri ini. Namun sisa-sisa dari penjajahan masih banyak yang tertinggal. Hal itu membuktikan bahwa bangsa ini belum merdeka seutuhnya. Bangsa ini dijajah bukan lagi dengan senjata maupun berperang satu lawan satu. Namun penjajahan ini berbentuk pemikiran-pemikiran kufur. Salah satunya adalah aturan hukum yang diterapkan di negeri ini yang masih menggunakan UU warisan penjajah. Bukan itu saja, Sob, aturan-aturan yang ada di tengah-tengah masyarakat juga banyak yang mengadopsi pemikiran ala Barat. Hal itu bisa kita lihat dari ide kebebasan yang semakin gencar dikampanyekan. Bagaimana kebebasan individu mendapat perlindungan dari negara terkait dengan kebebasan berpendapat, berperilaku, dan beragama.

Sarana untuk Bangkit

Lantas dengan munculnya berbagai pemikiran kufur, bisakah diselesaikan dengan pembagian bendera? Jawabannya pasti tidak mungkin bisa ya, Sob. Sebab bila hanya sekadar pembagian bendera, hal itu tidak bisa dijadikan sarana untuk bangkit dan membuang pemikiran kufur tersebut. Pembagian bendera juga tidak mungkin mampu menumbuhkan kesadaran bahwa negeri dalam bahaya besar. Bahaya itu berupa perampasan SDA yang begitu melimpah oleh asing. Sumber daya alam yang seharusnya dinikmati oleh rakyat ternyata dikuasai oleh sekelompok orang dan golongannya.

Tidak cukup sampai di situ, Sob. Ternyata ikatan kebangsaan yang dibangga-banggakan juga membuat saudara-saudara sesama muslim di belahan bumi yang lain menderita tanpa ada yang membela. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya pemberitaan tentang kondisi saudara-saudara kita di Uighur, Rohingya, Palestina, India, dan juga negeri-negeri lainnya. Bagaimana penindasan dan kezaliman yang dilakukan oleh orang-orang kafir kepada mereka sungguh di luar batas kemanusiaan hanya karena mereka berusaha untuk menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim. Rasa aman di dalam menjalankan ibadah menjadi barang langka hanya karena mereka beragama Islam.

Semua itu begitu jelas terlihat di depan mata tetapi kita hanya bisa mengelus dada dan mendoakan mereka. Sekat-sekat negara bangsa benar-benar menghancurkan rasa empati terhadap sesama. Hati nurani sudah diracuni ikatan yang keliru. Hal itu terjadi karena adanya anggapan bahwa mereka bukan bagaian dari kita serta jarak yang begitu jauh yang terhalang oleh ruang dan waktu.

Padahal Rasul saw. telah bersabda yang artinya:
"Perumpamaan orang-orang muslim dalam hal kasih sayang dan tolong-menolong yang terjalin di antara mereka adalah laksana satu tubuh. Jika satu bagian merasakan sakit maka seluruh bagian tubuh akan bereaksi dengan tidak tidur dan demam." (HR. Muslim)

Begitu juga dengan generasi negeri ini yang terlena oleh budaya hura-hura dan gaul bebas tanpa memikirkan masa depan bangsa ini. Padahal generasi muda adalah calon-calon pemimpin yang seharusnya membawa negeri ini kepada perubahan yang lebih baik. Benar-benar sudah sangat memprihatinkan kondisi yang menimpa negeri ini ya, Sob.

Semua yang terjadi tentu ada penyebabnya. Ternyata ikatan nasionalisme adalah hasil dari ide kufur kapitalisme liberal. Ide ini mengajarkan bahwa bangsa sendiri lebih unggul dari bangsa yang lainnya. Ide kufur ini juga lebih mementingkan urusan dalam negeri suatu bangsa. Bagi pengusung ide ini persoalan bangsa sendiri sudah banyak. Oleh karena itu, tidak perlu memikirkan keadaan bangsa lain. Sifat egois lebih mendominasi sehingga rasa kepedulian tidak ada lagi. Itu menandakan bahwa ikatan nasionalisme tidak layak untuk dipakai apalagi dipertahankan. Sebab ikatan ini begitu merugikan bagi seluruh umat manusia.

Ikatan yang Hakiki

Oleh karena itu, harus ada sebuah ikatan yang bisa menumbuhkan kebangkitan kepada manusia, Sob. Ikatan itu pun tidak hanya memunculkan rasa cinta kepada tanah air tetapi cinta kepada sesama manusia tanpa memandang suku, golongan, ras maupun negaranya. Sebab pada dasarnya semua perbedaan tersebut tidak bisa menghalangi untuk saling mengikatkan manusia satu dengan lainnya. Semua perbedaan akan melebur dalam sebuah ikatan yang benar dan kokoh. Tahu nggak, Sob, ikatan apakah itu? Yoi Sob, ikatan tersebut adalah akidah Islam.

Dengan akidah Islam, semua manusia menjadi satu kesatuan. Dalam hal ini Rasul saw. bersabda:

"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Tuhan kalian satu, bapak kalian juga satu. Sesungguhnya tidak ada kelebihan pada orang Arab atas orang non-Arab, tidak pula orang non-Arab atas orang Arab, orang berkulit putih atas orang berkulit hitam, tidak pula orang berkulit hitam atas orang berkulit putih, kecuali karena ketakwaannya." (HR. Ahmad).

Gimana, Sob? Semakin tergambar jelas bahwa hanya Islam yang layak dijadikan sandaran di seluruh aspek kehidupan. Tidak terkecuali untuk mengikat rasa cinta kepada tanah air. Semua harus dilandasi oleh akidah Islam agar rasa cinta kepada tanah air tetap dalam koridor yang benar. Dengan akidah Islam, tidak akan ada lagi asabiah. Islam adalah ikatan hakiki yang membawa kepada kehidupan yang penuh berkah. Wallahu a'lam bi ash-shawwab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Atien Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Sistem Pendidikan Islam Lahirkan Generasi Cemerlang
Next
Nasihat Kematian
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram