“Sungguh, Allah yang menumbuhkan butir (padi-padian) dan biji (kurma). Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Itulah (kekuasaan) Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?”
Oleh: Rery Kurniawati Danu Iswanto
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Bukan dedak ataupun tepung
Manfaatnya mantul enak rasanya
Jika kamu masih bingung
Jenang katul itu namanya
Memori tentang jenang katul adalah nostalgia masa kanak-kanak dulu. Tinggal di desa di bawah pengasuhan kakek dan nenek yang pekerjaan sehari-harinya bertani, membuat saya mengenal dan tumbuh dengan asupan gizi dari katul. Kami tinggal di pedesaan kecil di utara Yogya, tidak jauh dari kaki Gunung Merapi. Pada masa itu di tahun 1985-an, belum ada mesin penggiling padi, sehingga orang-orang di desa harus menumbuk padi jika ingin mendapatkan beras untuk dimasak. Beberapa ibu termasuk nenek, biasanya bersama-sama saling membantu menumbuk padi. Dari proses inilah kemudian dihasilkan katul. Nenek kemudian akan mengolah katul tersebut menjadi jenang. Serbuk katul dimasukkan ke dalam santan, ditambah gula merah, dan sejumput garam. Setelah mengental dan matang, katul siap disantap.
Kebanyakan orang saat ini mungkin tidak banyak yang mengenal katul. Katul atau sering juga disebut bekatul atau rice bran adalah bahan makanan yang didapatkan dari hasil olahan penggilingan padi. Berbeda dengan dedak, ia berasal dari kulit padi yang hancur karena proses penggilingan. Sedangkan katul berasal dari kulit tipis yang meliputi beras atau kulit ari beras yang juga hancur dan menjadi serbuk halus pada proses penggilingan padi. Jika dedak di dapatkan pada penapisan pertama setelah padi digiling, maka katul diperoleh pada penapisan kedua atau ketiga. Serbuk halus yang tertinggal dan menempel di dasar wadah tempat menapis padi yang telah digiling, itulah katul.
Berbagai sumber menyebutkan tentang kandungan gizi dan manfaat katul. Siapa sangka kandungan gizinya sangat kaya dan manfaatnya untuk kesehatan manusia pun sangat banyak. Katul kaya akan antioksidan. Diketahui ada 8 jenis antioksidan di dalam katul yaitu flavonoid, asam fenolik, antosianin, proantosianin, tokoferol, tokotrienol, asam fitat, dan oryzanol. Tokotrienol sendiri merupakan zat yang mampu menghambat kerja enzim penimbun kolesterol, sehingga katul baik untuk mencegah peningkatan kolesterol dalam tubuh. Kandungan serat dan multivitamin dalam katul juga tinggi. Katul terdiri dari 20-51% serat dan 12-23% berupa multivitamin seperti lemak, protein, vitamin B kompleks, dan vitamin B15. kandungan serat dan multivitamin ini bermanfaat untuk penangkal penyakit degeneratif, meningkatkan daya tahan tubuh, dan perbaikan sel-sel tubuh. Vitamin B15 dalam katul juga dapat mencegah asma dan menjaga kesehatan jantung.
Selain kandungan dan manfaat katul tersebut masih banyak zat-zat lainnya dengan manfaat yang berbeda pula. Variasi komposisi kimia dalam katul tergantung pada jenis padi, faktor agronomis di mana padi ditanam, dan proses penggilingannya. Bahkan pigmen warna pada beras juga memengaruhi kadar antioksidan yang dikandungnya. Diketahui beras merah dan hitam mengandung antioksidan lebih tinggi dibanding beras putih (nonpigmen).
Pada saat ini, produksi katul secara modern telah banyak dilakukan. Katul diproses dan dikemas sedemikian rupa agar tidak mudah rusak dan dapat digunakan lebih lama. Di Jepang dan Amerika katul diolah menjadi minyak katul atau rice bran oil (RBO). RBO ini digunakan sebagai bahan baku produk makanan seperti margarin dan mayonise, serta ditambahkan ke dalam produk kecantikan seperti sabun, pelembab, atau pembersih wajah.
Di Indonesia, pemanfaatan katul pada umumnya diolah menjadi produk makanan. Ada yang dikreasikan menjadi bolu, biskuit, atau minuman. Yang paling umum adalah dibuat menjadi jenang. Cara membuat jenang katul pun sangat mudah. Katul di campur dengan santan kental, gula merah, dan sejumput garam. Kemudian dimasak dengan api kecil dan di aduk-aduk sampai matang. Katul sendiri rasanya manis khas, setelah menjadi jenang dan bercampur dengan gurihnya santan dan legitnya gula merah, maka akan semakin menambah lezat citarasanya.
Masyaaallah. Dari serbuk lembut hasil sampingan pengolahan padi saja kita bisa mendapatkan makanan enak dengan banyak manfaat. Begitu besar karunia Allah pada manusia. Maka tidak sepatutnya manusia kufur nikmat dan berpaling dari Penciptanya. Allah Swt. berfirman dalam QS. Al-An’am ayat 165, “Sungguh, Allah yang menumbuhkan butir (padi-padian) dan biji (kurma). Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Itulah (kekuasaan) Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?” Jadi, yuk makan jenang katul yang manfaatnya mantul![]
Waktu kecil almarhumah ibuku suka bikin makanan yg terbuat dari katul, dan rasanya mantul.Anak zaman sekarang mana tau ada makanan yg namanya katul.