"Jadi jangan asal mau nikah aja tapi gak tahu ilmunya. Kita harus paham bahwa ada hak dan kewajiban antara suami istri. Kita juga mesti paham tujuan menikah adalah untuk beribadah kepada Allah, meraih rida Allah. Karena akan ada banyak ujian sebab manusia dengan perbedaan karakter dan cara berpikir disatukan dalam rumah tangga. Nah, dengan Islam, semua itu sudah diatur dengan baik."
Oleh. Silah WD
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.com-Kabar gembira dari artis Maudy Ayunda, nih. Pasalnya gak ada angin gak ada hujan, eh, posting foto pernikahan. Pelantun Perahu Kertas ini resmi menikah dengan Jesse Choi pada Minggu (22/05/22) di kediaman mempelai wanita di Cilandak, Jakarta Selatan. Pernikahan yang hanya dihadiri keluarga dan kerabat dekat ini penuh khidmat yang diselimuti haru biru bahagia. Eh, tapi kok para jomlo jadi baper, Guys! Hari patah hati nasional begitu kira-kira mereka menyebutnya. Karena hubungan Maudy gak pernah go publik jadi so sweet kata jomlo, mah. Mereka juga pengen kayak Maudy juga gitu, sat set sat set nikah, deh!
Selain mudah baper, kelakuan para jomlo juga sudah pada tingkat kehaluan hakiki. Viral lewat unggahan di sosmed para jomlo salat bersama kipas angin. Benda elektronik itu diibaratkan imam atau makmum hanya karena ingin merasakan punya pasangan halal. Salat lho ini, tapi buat bahan becandaan. Astaghfirullah. Ada juga, tuh, jomlo yang berkilah karena pacaran gak boleh dalam Islam, muncul deh pacaran syar'i yaitu aktivitas pacaran tapi berangkat ke kajian pisah jemaah laki-laki dan perempuan tetapi pulang pergi boncengan berdua pakai motor. Duh, duuh… padahal itu sama saja mendekati perzinaan yang jelas dilarang oleh Allah Swt. yang ada di dalam Al-Qur'an surat Al-Isra ayat 31.
Kondisi generasi ini menjadi bukti bahwa zaman sekarang, generasi muslim tengah digempur arus liberalisme yang mengikis akidah mereka. Pandangan mereka tentang pergaulan antara laki-laki dan perempuan menjadi bebas tanpa batas. Mereka pun berpikir hanya lewat pacaranlah proses menuju pernikahan itu ditempuh. Astaghfirullah. Lalu upaya apa agar kehaluan hakiki para jomlo ini musnah? Caranya mudah, kok. Ya, dengan belajar Islam yang butuh waktu, biaya, tenaga, pengorbanan dan lain sebagainya. Gak cuma sekadar sat set sat set tapi butuh proses. Harus konsisten dan niat karena Allah Swt. InsyaaAllah Allah akan berikan mudah.
Sebenarnya, Islam gak cuma perihal ibadah ritual saja, Islam pun memiliki konsep qada qadar. Rezeki dan jodoh sudah ada yang mengatur. Maka timbullah rasa untuk memantapkan diri sambil terus berikhtiar. Islam pun mengatur juga tentang pergaulan yaitu antara laki-laki dan perempuan harus infishol (terpisah) kecuali bila ada keperluan-keperluan yang dibolehkan, seperti dalam hal pendidikan, kesehatan, pengadilan dan lain-lain. Nah, selain itu pun ada perintah ghadhul bashar (menjaga pandangan) baik di dunia nyata maupun dunia maya. Dan ketika sudah mampu menuju jenjang pernikahan pun, Islam memiliki beberapa tahap yang harus dilalui. Tahapan taaruf, nazar dan khitbah. Setelah khitbah boleh langsung akad nikah pada hari yang sama atau ada juga yang khitbah dan akad berjeda beberapa waktu. Sebenarnya ini bertujuan agar kehormatan laki-laki maupun perempuan terjaga.
Dalam pernikahan, peran suami sebagai pemimpin adalah bertanggung jawab sebagai qowwam yang harus melindungi, mendidik dan memberikan nafkah lahir batin. Sedangkan peran istri yakni ummun wa rabbatul bait, ibu pendidik anak-anak serta manajer rumah tangga. Sedangkan perihal membersihkan rumah pun suami istri harus saling membantu meringankan. Dari sini kita tahu sesungguhnya menikah adalah ibadah yang suci, bahkan Rasulullah saw. menganggapnya separuh dari agama. Nah, untuk yang ingin menikah diawali "pacaran itu taaruf" tentu ini salah kaprah, ya. Niat hati jauhin dosa, eh, malah ngumpulin dosa. Gimana mau berkah?
Jadi jangan asal pengen nikah aja tapi gak tahu ilmunya. Kita harus paham bahwa ada hak dan kewajiban antara suami istri. Kita juga mesti paham tujuan menikah adalah untuk beribadah kepada Allah, meraih rida Allah. Karena akan ada banyak ujian sebab manusia dengan perbedaan karakter dan cara berpikir disatukan dalam rumah tangga. Nah, dengan Islam semua itu udah diatur dengan baik. So, pernikahan gak cuma buat senang-senang saja, sat set sat set gara-gara sekadar kebelet tapi harus sat set sat set nikah bawa berkah sebab semua berjalan sesuai syariat. Itulah pernikahan impian, bukan pernikahan yang serba "wah" namun lupa kesiapan mental dan ilmu dalam berumah tangga karena ada saatnya diberikan amanah anak oleh Allah yang pasti wajib dididik dan tentu berdasarkan pola asuh Islam. So, Guys belajar Islam itu wajib!
Eh, tapi, kita sudah berusaha menjaga diri dengan belajar Islam tentunya, tapi kok susah ya, supaya gak terjerumus perbuatan dosa. Zaman sekarang, scrolling handphone banyak unggahan kemaksiatan. Apalagi di muka publik lebih parah. Jadi gak mungkin dong diam di rumah saja padahal manusia gak mungkin tuh gak berinteraksi sosial. Nah, seperti yang sudah kita tahu di awal, zaman kapitalis sekuler ini ngedukung banget, tuh kebebasan berekspresi, manusia jadi bebas sampai bablas. Gak heran, deh pelaku kemaksiatan dari tua sampai remaja, mereka gak malu bahkan bangga akan kemaksiatan mereka.
So, kunci pasti dari permasalahan ini ya gak jauh dari Islam. Back to Islam kaffah! Yups, manusia itu gak seenak jidat melakukan sesuatu, pasti ada aturannya. Dengan Islam diterapkan secara kaffah di setiap lini kehidupan maka ketaatan terbentuk dari level individu, masyarakat hingga negara. Individu yang mengkaji Islam pasti memiliki iman yang kuat dan timbullah dorongan untuk mendakwahkan Islam secara kaffah sehingga masyarakat akan sadar bahwa kemaksiatan yang merajalela ini akan teratasi melalui Islam. Selanjutnya penerapannya secara sempurna dalam bernegara yakni dalam naungan Khilafah. Negara adidaya yang selama 1400 tahun lalu berjaya ini sudah tak diragukan lagi, sejarah mencatatnya. Sistem Islam yang diridai Allah itu pasti akan tegak kembali. Islam rahmatan lil 'alamin melahirkan generasi dengan akidah kokoh yang gak baperan, gak mudah latah ikut tren kemaksiatan. Yuk, back to Islam kaffah! Wallaahu a'lam bishawab.[]