Bukan Kutukan

"Tak akan ada yang mampu membentuk manusia dengan baik selain Allah. Apabila ada bentuk yang dianggap kurang pas dan tidak proporsional, tetap harus disyukuri. Sebab, itu bukanlah kutukan. Pahatan bentuk tubuh merupakan area yang tidak bisa kita kuasai. Maka, jangan protes apalagi menghina."

Oleh. Afiyah Rasyad
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Guys, sadar gak sih, interaksi anak zaman now diliputi dunia bercanda dan humor yang nirfaedah. Bertaburan body shaming di layar kaca maupun di layar gawai. Body shaming dianggap suatu hal biasa, bercanda untuk hiburan semata tanpa peduli apakah hal itu benar atau salah. Nahasnya, body shaming dijadikan lelucon yang terprogram. Yup, humor dengan body shaming banyak terucap dan terhias sebagai tontonan berulang. Bentuk tubuh, wajah, atau lainnya yang agak tak sedap dipandang mata, mereka absen dengan berhihi haha.

Komentar para netizen juga sering menunujukkan body shaming. Anehnya, hal itu dianggap biasa, Guys! Panggilan yang merendahkan juga menjadi hal yang sangat biasa. Pesek, tonggos, cebol, dan panggilan sejenis yang tak terpuji kerap terdengar dalam pendengaran. Hampir setiap stasiun televisi memiliki program lelucon dengan body shaming. Tak ada rasa bersalah dalam setiap body shaming yang terlontar. Naudzubillah.

Tahu gak sih, Guys? Semua yang melekat pada tubuh kita sejak lahir, mulai ujung rambut hingga ujung kaki, itu sudah cetakan dari Sang Maha Pencipta. Semua itu sudah suratan takdir, area yang tidak kita kuasai sama sekali. Maka, apa pun bentuk tubuh yang kita indra, jangan sampai mengundang lisan kita terjerumus pada kata-kata cela, ya, Guys. Big no!

Jika kita berani body shaming pada orang lain, itu artinya kita menyejajarkan diri dengan Allah, Zat Maha Pencipta. What? Iya, Guys. Jika kita berani mencela, sementara bentuk tubuh, wajah, dan lain-lain memang sudah dipahat Allah pada diri manusia, artinya kita siap memahat bentuk lain yang lebih baik. Emang bisa? Kagak mungkin. Jangankan membuat bentuk tubuh yang ideal, menumbuhkan kuku saja kita tak akan mampu, Guys. Kalaupun ada, ya, bisa dengan operasi plastik. Itu tidak alami dan haram dalam syariat Islam.

Tak akan ada yang mampu membentuk manusia dengan baik selain Allah. Apabila ada bentuk yang dianggap kurang pas dan tidak proporsional, tetap harus disyukuri, Guys! Sebab, itu bukanlah kutukan. Pahatan bentuk tubuh merupakan area yang tidak bisa kita kuasai. Maka, jangan protes apalagi menghina. Tak perlu minder bagi kita yang merasa bentuk fisik kurang.

Bagi kita yang melihat bentuk tubuh atau wajah orang lain aneh, kita pun harus mengunci rapat mulut kita. Tak ada hak bagi kita mencelanya. Saat mulut rapat terkunci, tak akan ada body shaming, celaan, dan hinaan bagi orang tersebut. Meski untuk bercanda, tetap hal itu tak elok, Guys. Sebab, Allah telah berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (TQS. Al-Hujurat: 11)

Dari ayat tersebut jelas bahwa kita tak boleh saling mengolok-olok alias mencela fisik saudara kita, Guys. Meski hanya untuk bercanda dan konten hiburan semata, tetap mengolok-olok bukanlah perbuatan terpuji. Memang hiburan masa kini sering memproduksi humor sarat cacian dan hinaan. Mulai kaum milenial hingga orang tua melakoni dan menikmati suguhan body shaming. Hal itu jelas kudu kita hindari, Guys. Wajib pakai banget, Guys!

Seaneh apa pun bentuk fisik seseorang, itu bukan kutukan. Allah yang telah memahatnya dengan sebaik-baik bentuk, seperti apa pun hasilnya. Tak ada hak bagi kita mencela dan memanggilnya dengan sebutan yang tak terpuji. Body shaming merupakan perbuatan tercela yang tak patut dilontarkan pada siapa pun. So, jangan sekali-kali terlontar ucapan yang mencela dari lisan kita, ya, Guys. Konsekuensinya adalah neraka. Naudzubillah![]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Penulis Inti NarasiPost.Com
Afiyah Rasyad Penulis Inti NarasiPost.Com dan penulis buku Solitude
Previous
Membiasakan Anak Hidup bersama Al-Qur'an
Next
Haji, Bisnis Menggiurkan Pasca Pandemi Covid-19
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram