"Sekularisme datang menghantam akidah dan menjerumuskan umat ke dasar lembah kebodohan, hingga lahirlah generasi-generasi yang bebas berbuat sesuka hati tanpa mengindahkan apakah itu bertentangan dengan agama atau tidak. Umat akhirnya kehilangan arah dan generasi muslim tidak lagi mencerminkan generasi terbaik."
Oleh. Ana Nazahah
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Bestie! Saat ini tengah merebak konten nyeleneh salat bareng kipas angin. Di mana gerakannya mengikuti kipas angin yang berputar kiri dan kanan seolah mengikuti gerakan imam saat salat. Pertanyaannya, apa sih tujuan bercanda dengan ibadah salat? Mau mengolok Allah? Sanggup menuai risikonya?
Hanya Canda?
"Ah, itu hanya canda kok, enggak bermaksud apa-apa!" Begitu, kata mereka. Parodi salat bareng kipas angin itu hanya sekadar konten hiburan saja. Jadi mereka protes "Janganlah sedikit-sedikit dosa, siksa, dan ujung-ujungnya neraka. Kan hanya bercanda!"
Kita anggap saja itu hanya bercanda. Okey, fine! Dalam Islam juga tidak ada larangan dalam bercanda. Tapi, kenapa agama yang dicandakan? Apa enggak ada bahan candaan lain? Coba deh dipikir pakai logika! Jika bos di tempat kerja saja tidak pantas kita olok-olok dan mencandakan aturannya, apalagi Allah Swt. yang telah menjamin rezeki kita, memberi kita kehidupan, dan segala kenikmatan di dunia. Lalu pantaskah kita mengolok-olok syariat-Nya?
Apa pun alasannya, dilihat dengan kacamata apa pun, perilaku mengolok-olok agama adalah perbuatan tercela yang menunjukkan rendahnya iman seseorang. Lebih dari itu, perilaku ini termasuk dosa besar di dalam Islam, sehingga pelakunya terancam kafir setelah beriman.
Risiko Mengolok Agama
Risiko mengolok agama itu sangatlah berat, Bestie! Jangan coba-coba kamu mencandakannya, karena sama saja menantang azab Allah. Allah tak akan segan menurunkan azabnya untuk orang yang memperolok Allah, Rasul-Nya, dan syariat Islam. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-An'am ayat 10, "Dan sungguh, telah diperolok-olokkan sebelum kamu, maka turunlah kepada orang-orang yang mencemooh di antara mereka balasan (azab) olok-olok mereka."
Allah juga mengancam, barangsiapa yang mengolok agama, akan menjadikan perbuatannya tersebut sebagai pembatal keislamannya. Sebagaimana yang disampaikan oleh Syekh Shalih Al-Fauzan, "Pembatal-pembatal keislaman itu sangat banyak, di antaranya adalah syirik dan memperolok agama dan syiar Islam, meskipun ia tidak mengingkarinya."
Duh, tambah ngeri, Bestie! Jika keislaman kita batal, maka sama saja kafir. Tapi, benarkah bisa menjerumuskan kita kepada kekafiran? Dalam hal ini, cukup firman Allah di At-Taubah ayat 66 yang menjawabnya. Di mana Allah menyampaikan, "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman."
Nastaghfirullah, Bestie! Ancaman terhadap pengolok agama ternyata tidak sepele. Hal-hal yang kita anggap hanya main-main, dosanya tidak main-main di sisi Tuhan. Karenanya, Bestie! Jangan coba-coba mengolok agama! Risikonya berat, Kamu tak akan kuat!
Gara-Gara Sekularisme
Sebenarnya, Bestie! Islam itu Allah turunkan untuk mengangkat derajat manusia. Dari hina menjadi terhormat, dari kebodohan menjadi berilmu pengetahuan. Dengan menerapkan aturan Allah secara kaffah, akan lahir generasi-generasi beriman dan bertakwa yang senantiasa mencinta dan menjunjung tinggi syariat-Nya.
Namun, sekularisme datang menghantam akidah dan menjerumuskan umat ke dasar lembah kebodohan. Dari rahim sistem ini, lahirlah generasi-generasi yang bebas berbuat sesuka hati, tanpa mengindahkan apakah itu bertentangan dengan agama atau tidak. Semua itu diperparah dengan aturan sekuler yang dijamin oleh negara, keberadaan agama dan syariat Islam kian asing di tengah kaum muslim sendiri. Akhirnya, umat berbangsa kehilangan arah. Generasi muslim tidak mencerminkan generasi terbaik lagi.
Kondisi ini membuat kita semakin sadar, Bestie! Kita butuh periayah yang memerintah dengan syariat Allah yang siap menjaga akidah umat berbangsa, tetap terjaga dan terlindungi dari infiltrasi ide-ide asing yang merusak. Jika negara ikut andil dalam menjaga akidah umat berbangsa, maka bisa dipastikan perilaku mengolok agama dan syariat-Nya tak perlu lagi terjadi.
Butuh Khilafah!
Timbul pertanyaan, Bestie! Kenapa ujung-ujungnya Khilafah? Hal itu karena hanya negara Khilafahlah yang mampu mengemban tugas menghapuskan segala bentuk kebodohan (buta agama) yang dihasilkan oleh ide sekularisme. Lewat pendidikan dan kurikulum berbasis syariat, Khilafah mampu mencetak generasi beriman serta bertakwa. Generasi yang hanya takut kepada Allah, sehingga tidak berani memandang sepele syariat Islam, apalagi mengolok-oloknya. Selain itu, Khilafah akan memberikan sanksi yang tegas dan berat bagi siapa pun pelaku pelecehan terhadap Islam. Tentunya setelah diberikan edukasi yang tepat dan menjelaskan pelecehan terhadap Islam adalah dosa besar.
Namun, saat ini Khilafah tidak ada. Karenanya kita melihat semakin hari generasi kita semakin tidak beradab. Negara sekuler ini tidak mampu melakukan apa-apa. Kecuali semakin menambah masalah. Dengan melanggengkan kebodohan dan segala tindakan tercela yang lahir darinya. Karenanya, berharap pada negara dengan aturan sekularisme untuk menjamin akidah generasi umat terlindungi adalah mustahil, takkan mungkin terealisasi!
Khatimah
Telah jelas , Bestie! Adanya tindakan mengolok-olok agama oleh sebagian generasi muslim ternyata akibat kebebasan berekspresi yang dijamin oleh ideologi kapitalis sekuler. Paham sekularisme inilah yang menggerogoti iman dan ketakwaan umat, sehingga generasi muslim menderita krisis identitas.
Karenanya, mencampakkan ide sekularisme ini merupakan satu-satunya solusi yang wajib kita ambil. Jadi, Bestie, mari kita cabut paham rusak ini sampai ke akar-akarnya! Lalu digantikan dengan aturan yang bersumber dari wahyu Allah yang sudah pasti mampu menyolusi setiap masalah yang menimpa generasi. Wallahua'lam bishawab![]