"Sering kita dapati fans yang bilang bahwa idol hidup demi fansnya. Dan karenanya, fans pun rela menghabiskan masa mudanya untuk idolnya. Itu bullshit, Bestie!"
Oleh. Ana Nazahah
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Bestie, tau nggak kejadian heboh di Twitter baru-baru ini? Bikin kaget dan geleng-geleng kepala pastinya. Itu loh, NCTzen (fandom NCT) saling serang di media Twitter. Akibat salah satu fans yang nge-hate Jaemin dan Renjun dari NCT Dream, yang kabarnya dua idol tersebut sampai jatuh sakit. Beberapa NCTzen pun geram, hingga memicu war sesama fans di Twitter Space.
Kalau boleh jujur, nih Bestie! Twitter Space dengan tema Safa Space kemarin itu bikin malu. Sebagai rakyat yang berpenduduk mayoritas muslim, masa sih kita saling war hanya karena idola yang kenal kita saja, enggak? Dan ditonton oleh khalayak. Serius deh, itu semua demi apa? Apa pentingnya untuk kita? Nggak bikin bangga orang tua juga, apalagi bangsa dan agama.
Obsesi Berlebihan!
Sungguh, gambaran kondisi ini menunjukkan kepada kita, betapa bobroknya kondisi generasi muslim saat ini. Obsesi pada idola, telah mengalahkan semangat menuntut ilmu dan belajar agama. Jelas ini bukan bentuk positif apalagi kreatif. Malah menunjukkan kemunduran dari sebuah masyarakat yang sakit.
Seperti saat menyambut kedatangan boyband asal Korea itu di bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kamis (19/5/2022). Kata netizen, sejumlah muslimah seperti bertransformasi jadi zombie di Train to Busan. Itu karena ratusan fans tersebut berlarian sambil jejeritan. Padahal mayoritas mereka berkerudung. Jadi bertanya-tanya, entah hilang di mana identitas muslimahnya? Maka wajar Tere Liye menyebut obsesi berlebihan itu salah satu bentuk penyakit.
Menurut Tere Liye, di akun medsosnya yang followernya berjibun itu. Di antara fans itu ada yang rela mencuri uang orang tua demi selembar tiket yang nggak murah. Ada juga yang seluruh hidupnya selalu tentang idolanya, rela menghabiskan hidupnya demi koleksi apa pun tentang idola. Sampai menghabiskan waktu, tenaga, dan uang.
Ya, jika diperhatikan benar adanya, Bestie! Nyatanya nih, idol itu bernyanyi dan menari, cari uang. Eh, kita habis tenaga dan waktu, uang pun hilang. Kita bela mereka mati-matian, war sana-sini demi idola. Idol tau apa? Kenal saja tidak! Pada kenyataannya, kita hanya alat kapitalisme. Manusia-manusia yang menjadi pasar, sekaligus konsumen bagi ideologi dan gaya hidup mereka. Mereka dapat keuntungan materi, yang kita dapat hanya halu tiada henti.
Cintai yang Berhak Saja!
Sering kita dapati fans yang bilang bahwa idol hidup demi fansnya. Dan karenanya, fans pun rela menghabiskan masa mudanya untuk idolnya. Itu bullshit, Bestie! Mereka punya dunia sendiri, urusan sendiri, mana sempat mengurus masalah penggemarnya. Kita miskin, kita bodoh, kita dijajah sekalipun, mereka nggak akan peduli. Jika pun suatu hari kita kesusahan, menangis berember-ember, menderita sekali, bersusah payah menjaga nama baik mereka, bahkan pake war segala dengan sesama saudara, semata karena kita cinta ke mereka. Percayalah, mereka tetap tidak akan peduli. Mereka memiliki urusan sendiri, di dunianya.
Jadi, ayolah Bestie! Berhenti mencintai yang belum tentu mencintaimu! Cintai saja orang-orang yang tulus mencintaimu! Orang-orang yang nyata, seperti orang tuamu, keluarga, guru, teman-temanmu, mereka yang selalu ada saat kamu kesusahan. Selalu ada dalam situasi terburuk sekalipun.
Dan yang lebih penting, cintai Allah dan Rasul-Nya. Ketahuilah, bahwa Allah sangat mencintai kita. Kendati tangan dan kaki kita kerap berbuat dosa. Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang selalu menunggu, dengan segenap ampunan-Nya. Pun cinta yang dimiliki Rasulullah saw. untuk kita, besarnya sungguh tiada duanya. Hanya Rasul yang setia mencintai kita umatnya, hingga kelak tak ada satu pun tempat bagi kita mencari syafaat kecuali darinya.
Maka, cintailah apa dan siapa yang mencintai kita. Itu lebih layak, lebih bermanfaat, lebih berguna dan memberi syafaat. Daripada mencintai yang tidak mencintai kita. Sudah tidak layak, tidak memberi syafaat, malah mendatangkan kemudaratan.
Stop Budaya Tasyabbuh!
Karena itu, Bestie! Cinta dan benci harus ditopang dengan landasan iman. Karena iman akan mendorong kita untuk berbuat sesuai syariat, dan meninggalkan sikap tasyabbuh kepada hal-hal yang bertentangan dengan agama. Baik itu budaya, maupun landasan berpikir mereka. Karena tasyabbuh (menyerupai) suatu kaum, tentunya bukan sebatas mengikuti cara berpakaian dan gaya pergaulannya saja. Lebih dari itu, tasyabbuh juga bermakna mengadopsi pola berpikir sekuler ala mereka.
Jadi, jika pun kita tetap salat, tetap berhijab, untuk apa? Jika ternyata kita baper dengan gaya pacaran mereka, nge-ship sana, nge-ship sini pasangan idola, bahkan dipasang-pasangkan dengan sesama jenis segala. Beberapa fans, bahkan mulai tidak beriman lagi akan hari kebangkitan. Mereka meyakini adanya reinkarnasi, sebagaimana idolanya yakini. Nauzubillah, tasyabbuh ini, bahkan hampir-hampir merusak akidah dan iman.
Maka tidak salah, Rasulullah mewanti-wanti dengan tegas orang-orang yang seperti ini, sebagaimana sabda baginda, yang diriwayatkan dari Ahmad dan Abu Dawud, "Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.”
Khatimah
Sebenarnya mengidolakan sesuatu atau orang secara berlebihan seperti yang dialami generasi hari ini, adalah bagian dari fitnah akhir zaman. Di antara tandanya adalah bercampurnya antara hak dan batil, permusuhan antarsesama muslim, serta kehancuran moral generasi.
Lantas apa yang harus kita lakukan untuk menghindari hal ini, Bestie? Tidak lain, segera berbenah! Perkuat iman dan Islam. Sibukkan diri dalam aktivitas dakwah jemaah. Sembari berdoa, sebagaimana doa Rasulullah saw. “Wahai Allah aku meminta perlindungan kepada Engkau dari adanya azab kubur, azab neraka, fitnah kehidupan, fitnah kematian, serta dari fitnah Dajjal.” (HR.Bukhari)[]