Mentalitas Sepilis Mewarnai Generasi di Bekasi?

“Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang hartanya darimana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu).”

Oleh. Althafunnisa

NarasiPost.Com-Sedih gak sih kamu Guys? Kalau lihat anak remaja yang hidupnya enggak jelas juntrungannya. Iklim sekularisme nyatanya, justru menjebak kebanyakan dari mereka pada arus kehidupan liberal. Alih-alih mereka sibuk sama kegiatan menuntut ilmu, mereka malah sering terbuai untuk melakukan hal-hal yang meresahkan. Katanya sih, bagian dari mengekspresikan masa muda. Apa iya bentuk ekspresi yang kebablasan tersebut merupakan kewajaran? So Guys, kita cari tahu yuk kondisi terkini remaja dan pemuda di Bekasi yang bikin miris hati!

Kalian tahu? Beberapa waktu lalu sempat viral video kelakuan gerombolan anak punk meminta-minta di Jalan Chairil Anwar, Bekasi Timur. Dengan muka ganasnya, mereka memaksa pengguna jalan untuk memberikan uang. Tentu saja, hal ini membuat warga jadi lumayan resah. Video itu akhirnya berbuntut pada diamankannya lima orang anak punk untuk dilakukan pemeriksaan. Tapi, karena tidak memenuhi tindak kejahatan, mereka pun dilepaskan. (Wartakota.tribunnews.com, 16/04/2022)

Sedihnya, mentalitas liberal gak hanya menghinggapi anak jalanan lho! Namun, juga menggeret seorang gadis remaja akibat enggak paham pada sistem pergaulan yang semestinya. Sebagaimana dilansir oleh Kompas.com,(14/04/2022) lalu, seorang gadis berusia 15 tahun di Sarimukti, Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mengalami nasib tragis karena kebodohannya. Gadis belia itu mau-maunya melayani nafsu bejat tetangganya hanya karena tergiur dengan imbalan yang cuma puluhan ribu. Oh, No! Astagfirullah. Karena kecerobohannya itulah ia akhirnya hamil.

Mindset pergaulan serba bebas yang dibidani pemikiran sekulerlah yang membuat si gadis sudi mampir ke rumah tersangka. Lalu bersedia melayani nafsu bejatnya, menggadaikan kehormatan dengan begitu mudah. Lalu apa akibatnya? Kehidupan getir akibat perbuatan zina itu harus ia telan di usianya yang masih remaja. Masa depan? Gak usah ditanya! Mau masa depan seperti apa ketika ia akhirnya harus rela meninggalkan bangku sekolah dan memilih mengurus kandungan dan anaknya nanti? Sudah pasti ia tak punya banyak pemahaman bagaimana menjadi ibu bagi anaknya sendiri. Sudah, sudah. Beginilah nasib kalau remaja sudah teracuni mental sepilis. Sekuler kapitalis liberalis!

Habis sudah harapan bangsa dan agama, jika generasinya begini. Dan mirisnya lagi Guys, kasus rusaknya mentalitas gak selesai sampai di sini. Lagi-lagi jebakan paradigma sekuler nyata-nyata membuat seorang pemuda Bekasi kehilangan akal warasnya. Diberitakan oleh Kompas.com (14/04/2022), seorang pemuda berinisial A (27), di Kampung Gombong, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, pada Rabu (13/04/22) mengakhiri hidupnya dengan cara membakar diri. Meski enggak diketahui motifnya, kejadian tragis ini cukup mengiris hati. Akal waras pemuda hari ini seolah-olah sirna ditelan oleh pemikiran ala kebarat-baratan. Ya, bagaimana bisa seorang pemuda yang Allah karuniai fisik kuat malah suka berbuat nekat. Ketika masalah menghampiri, eh, jalan pintas yang dipilih untuk dilalui. Mengsedih, enggak sih Guys? Banget!

Kita mesti buka mata, buka telinga. Lihat betapa mengerikannya kondisi remaja hari ini. Bukan sebab mereka gak paham agama saja yang mengakibatkan mereka terlena dengan pemikiran pragmatisnya, tapi semua ini memang dilahirkan oleh sistem sekuler kapitalis yang diadopsi di negeri tercinta. Wadidaw! Tahu lah, ya! Ini sistem yang lahir dari terbatasnya akal manusia. Sistem ini, pasti akan melahirkan berbagai macam kerusakan. Cara berpikir bebas inilah yang membuat remaja khususnya yang ada di Bekasi ini kebablasan dalam bergaul. Mereka tanpa sadar terjerumus di lubang-lubang kemaksiatan. Gaya hidup hedonis pun tak luput membuat mereka acuh tak acuh terhadap nasihat. Masa muda harus dinikmati, pokoknya yang penting happy. Nafsu diumbar, ending-nya ambyar! Innalilahi wa innailaihi rojiun.

Sekularisme tadi, juga telah membuat kurikulum di sistem pendidikan negeri kita berkiblat pada pemisahan agama dari kehidupan. Wajar kan ya! Mereka dididik hanya untuk menjadi penghamba materi. Sekolah untuk mengejar nilai tinggi agar bisa mendapatkan pekerjaan dengan posisi yang diingini. Biar apa? Ya, biar hidupnya enak, mendapatkan materi yang mendukung kehidupan dunianya seperti mimpi. Walah-walah, hidup itu kan gak cuma sekadar hidup. Karena hidup untuk menyiapkan kehidupan selanjutnya. Wajar saja, akhirnya remaja terkungkung pada kehidupan bebas ala kapitalisme. Mereka halalkan segala cara untuk mereguk kenikmatan duniawi dan gunakan jalan pintas ketika keinginan tak terpenuhi. Ya Rabb, ampuni kami.

Semua hal tersebut juga didukung dengan kondisi masyarakat yang tak peduli. Ya, namanya juga masyarakat sekuler. Peduli apa dengan nasib para remaja. Hidup aja serba susah, buat apa harus nambah susah dengan memikirkan mereka. Masyarakat sekuler sering kali hanya memedulikan sesuatu yang sudah terjadi. Ketika melihat anak-anak remaja yang tengah hahahihi di pinggiran jalan, malah dibiarkan. Melihat mereka berduaan, justru katanya hal biasa. Ketika sudah ada kasus hasil zina, lah baru heboh mereka. Itu pun di awal-awal ketika kasus ditemukan. Selanjutnya, ya, biasa saja. Pergaulan bebas, zina, pendidikan sekuler sudah jadi hal lumrah dan seolah harus diterima sebagai buah dari kehidupan akhir zaman. Enggak ada gitu upaya serius dari masyarakat untuk bisa memerangi kemaksiatan yang ada di tengah-tengah mereka. Khususnya yang menimpa kaum remaja. Lha miris kan!

Lebih-lebih lagi Guys! Negara ini tak menerapkan syariat Allah secara sempurna. Alih-alih meliriknya sebagai salah satu sistem yang akan diterapkan, justru mereka kukuh banget sama sistem sekularisme besutan Barat yang sudah pasti bikin banyak jeratan. Ah, kita kan tahu siapa yang membuat kurikulum pendidikan dan undang-undang. Kalau aturan itu lahir dari cara pikir sekuler ya pasti melahirkan kehidupan yang liberal. Karena memang asas kehidupan kapitalisme sekulerisme itu adalah kebebasan. Bebas apa saja. Lah, enggak heran negara juga bebas buat aturan tanpa memperhatikan bagaimana hukum dan ketentuan dari Sang Pencipta. Ah, boro-boro mereka ingat nasib remaja. Keran produk-produk Barat yang liberal itu justru dibuka lebar-lebar demi meraup keuntungan. Apa contohnya? Berapa banyak film, konser musik, konten-konten berbau pornografi ala-ala Barat yang mengumbar aurat, pemantik syahwat bahkan sampai pada lifestyle ala mereka juga masuk dengan derasnya meluluhlantakkan generasi?

Oh, Guys. Enggak bisa kita ini berharap pada sistem hari ini. Kita harus move on. Ada sistem terbaik yang Allah telah turunkan untuk kita melalui kekasih-Nya. Sistem itu, ya cuma sistem Islam. Allah telah mengatur seluruh aspek kehidupan kita. Tak terkecuali soal pergaulan. Di dalam Islam jelas. Seluruh aktivitas manusia itu harus terikat dengan hukum syarak, termasuk remaja. Usia mereka adalah usia balig yang sudah dikenai beban hukum syarak. Kompas pahala dosanya sudah menyala. Enggak boleh asal suka. Ada aturannya. Laki dan perempuan kalau di kehidupan umum, mereka harus terpisah. No khalwat, No ikhtilat! Enggak ada istilah campur baur, hahahihi segerombolan laki-laki dan perempuan. Apalagi berdua-duan. No way! Jelas, haram hukumnya. Berdua-duaan sama dengan mendekati zina! Apalagi sampai berzina, nauzubillah. Sanksinya gak main-main, lho. Ada hukum cambuk menanti!

Sistem pendidikan dalam Islam pun super keren. Dengan basis akidahnya, sistem pendidikan punya visi misi akhirat. Enggak hanya sekadar bisa melahirkan generasi cerdas punya kemampuan sains teknologi yang unggul. Tapi lebih dari itu, sistem pendidikan Islam harus mampu mencetak generasi yang memiliki kepribadian Islam. Cara pikir dan sikap mereka selalu sejalan dengan syariat Islam. Mereka akan paham mana halal, mana haram. Mereka akan senantiasa menjaga pikiran dan aktivitas mereka dari kemaksiatan. Mereka akan sibuk untuk menyiapkan diri menjadi pribadi yang dirindu surga. Sebab, mereka paham bahwa masa muda mereka akan dimintai pertanggungjawaban.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَزُولُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ: عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ، وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ، وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ

“Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang hartanya darimana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu).”[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Althafunnisa Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Menguap dalam Kacamata Medis dan Islam
Next
Islamofobia Meracuni Intelektual
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
R. Bilhaq
R. Bilhaq
1 year ago

Miris... remaja jangan mau deh jadi buntut pemikiran asing Barat..

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram