Pesona Al-Reem Island

"Secara keseluruhan, Al Reem Island adalah tempat yang memesona untuk tempat tinggal. Terpencil di kelilingi lautan, namun nyaman dengan fasilitas kelas dunia. Hanya ada satu hal yang aku benci dari Reem Island, yaitu badai debu. Jika badai debu datang, maka aktivitas di luar gedung menjadi lumpuh."

Oleh. Andrea Ausie
( Pemred NarasiPost.Com )

NarasiPost.Com-Wuih, sudah lama aku tidak pernah menulis lagi traveling. Naskah traveling terakhirku adalah Vaucluse is My Home. Kali ini aku ingin mengajak jalan-jalan ke sebuah tempat yang pernah aku tempati lebih dari 2 tahun.

Tahu nggak, salah satu impianku saat remaja adalah ingin memiliki tempat tinggal di sebuah pulau dengan fasilitas yang lengkap. Dan impianku terkabulkan saat pulang dari Finlandia, aku mendapat tawaran kerja dari orang Prancis. Sebenarnya pada saat itu aku mendapat tiga tawaran pekerjaan, dari orang Prancis, Scotlandia, dan British. Aku lebih memilih pekerjaan dari orang Prancis dengan berbagai pertimbangan, salah satunya tempat tinggal yang ditawarkan untukku.

Reem Island.. Itulah tempat yang kukunjungi beberapa tahun yang lalu. Sebuah pulau yang terletak di lepas timur Pulau Abu Dhabi dan terhubung ke Kota Abu Dhabi melalui jembatan. Sebuah tempat yang memberikan kenyamanan dan sarana kelas dunia. Reem Island bisa ditempuh 30 hingga 45 menit dari Bandara Internasional Abu Dhabi. Reem Island juga dekat dengan Pulau Saadiyat dan Pulau Al Maryah. Saat ini, Reem Island memiliki populasi 20.000 penduduk dan akan terus bertambah seiring lajunya pembangunan yang sedang berjalan.

The Gate Tower Reem Island

The Gate Tower berdiri kokoh di jantung Reem Island dengan kubah tengah yang megah. Aku sendiri menempati apartemen lantai 11 dari salah satu The Gate Tower. Seperti pada umumnya, apartemen di luar negeri hanya memiliki satu pintu untuk keluar masuk rumah dan sistem keamanan yang sangat ketat. Hampir semua gedung-gedung apartemen terbaik memiliki berbagai fasilitas kelas dunia, seperti gimnasium, kolam renang, bahkan area barbeku, serta playground.

The Bridge from my window

Dari balkon, aku sering menatap indahnya pemandangan laut dan hilir mudiknya kendaraan yang melewati jembatan antara Reem Island dengan Abu Dhabi. Aku berkenalan dan hidup berdampingan dengan orang-orang dari banyak negara. Tetanggaku kebanyakan dari Prancis, Swedia, Yunani, Jerman, British, USA,Tunisia, bahkan dari Pakistan dan Iran.

Nirima Saif adalah salah satu sahabat karibku dari Pakistan. Wajahnya yang cantik, senyumnya selalu mengembang, hidungnya yang mancung seolah ingin bersaing dengan hidung bangau, serta matanya yang teduh tiap kali berjumpa. Banyak kebersamaan yang kami lakukan tatkala aku sedang libur. Aku banyak belajar masakan Timur Tengah darinya. Nirima pun banyak belajar masakan Thailand, Cina, Singapura, Western, dan lain-lain dariku. Kami juga berbagi dunia fotografi. Aku juga sering mengajari dunia IT kepadanya.

Ada juga Aloysia dari Jerman. Matanya yang biru mengingatkan kepada kucingku, Meicho. Rambutnya putih keemasan dengan pori-pori kulit tubuh yang besar kemerahan. Aloysia sering mengelus tanganku dan bertanya bagaimana bisa aku memiliki kulit yang halus dan mulus. Aku juga sering menjahilinya dengan mengganti namanya dari Aloysia menjadi "Hallo Indonesia," hehehehehe.
Hm.. jadi teringat akan Firman_Nya : "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal "(QS.Al Hujaraat : 13 )

University Sorbonne Abu Dhabi

Banyak orang menyukai Reem Island karena menyediakan berbagai sarana kelas dunia. Mereka juga menikmati kehidupan yang nyaman dan mudah. Untuk sarana pendidikan, Reem Island menyediakan sekolah-sekolah bergengsi dimulai dari prasekolah sampai universitas. Repton Scholl Abu Dhabi terletak dekat dengan The Gate Tower. Sementara di jantung Reem Island dengan kubah tengah yang megah, berdiri Universitas Sorbonne Abu Dhabi yang merupakan institusi pendidikan Prancis pertama dan merupakan kampus internasional pertama di Abu Dhabi yang menawarkan program sarjana dan pascasarjana.

Reem Hospital

Di dekat Universitas Sorbonne Abu Dhabi, berdiri Reem Hospital. Sementara klinik Cleveland berada di Al Maryah Island yang berjarak 10 menit dari Al Reem Island, sedangkan rumah sakit Burjeel berada di jalan Al Najdah yang berjarak 12 menit dari Al Reem Island.

Bagi mereka yang shopaholic, tersedia beberapa mall yang menawarkan perpaduan antara belanja, makan, dan hiburan. Mall Sham Boutik dan Waitrose Supermarket adalah tempat perbelanjaan utama bagi mereka. Sementara Reem Mall terus berbenah diri dengan menyediakan bioskop, departement store, serta taman salju terbesar di dunia guna meningkatkan daya tarik Reem Island.

Mall Reem Island

Aku pernah mengalami kejadian yang tidak menyenangkan saat belanja di Mall Sham Boutik. Secara tidak sengaja telingaku mendengar percakapan suami istri dalam bahasa Indonesia. Dengan wajah berbinar aku menghampirinya dan berusaha menyapa mereka. Sayangnya, uluran tanganku hanya dipandang sebelah mata walaupun kukatakan bahwa aku seorang muslim dan keluargaku banyak yang tinggal di Indonesia. Aku berusaha menyapa putrinya yang masih balita namun ibunya menarik anaknya dengan kasar.

Sejenak aku tertegun, tidak paham kenapa mereka sangat kasar kepadaku. Apakah karena aku datang bersama sahabatku yang bule? Entahlah. Yang jelas, kejadian serupa itu tidak hanya sekali kualami saat aku berada di negara lain. Rata-rata orang Indonesia yang kujumpai dan kusapa selalu bersikap dingin bahkan ada yang takut menyapaku seperti kejadian saat aku di Hong Kong. Padahal kami  sesama muslim harusnya saling menyayangi. Bukankah Rosulullah saw pernah bersabda:"Salah seorang di antara kamu sekalian tidaklah sempurna imannya sebelum ia mencintai saudara sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri " (HR.Bukhari dan Muslim )

Reem central Park

Tahu nggak kalau Reem Island memang tempat yang sangat indah? Untuk tempat rekreasi pun, Al Reem Island menyediakannya dengan fasilitas lengkap. Al Reem Central Park adalah taman rekreasi di tepi pantai dengan luas satu juta kaki persegi. Di taman ini terdapat kawasan pejalan kaki, tempat skateboard, lapangan bola basket, lapangan sepak bola, lapangan tenis , restoran dari berbagai negara, seperti Taqado Mexican, Urban Seafood, dan lain-lain. Nah, jika kita ingin suasana berbeda dari Al Reem Central Park, maka bisa menikmati The Gateway Park yang terletak tidak jauh dari sana.

Gete away park

Biasanya nih kalau sore hari sepulang kerja, aku suka menikmati The Gateway Park. Di sini aku sering bertemu dengan teman-teman dari berbagai negara, seperti dari Inggris, Yunani, Afrika, India, Filipina, penduduk asli UEA, dan yang lainnya. Terkadang aku tersenyum geli saat ngobrol dengan wanita asal Somalia atau Nigeria yang rata-rata bekerja sebagai baby sitter. Geli campur kagum dengan rangkaian rambutnya yang di kepang sangat kecil dan rapi.

"Do you like my hair?" tanyanya tiba-tiba.

"Of course!" jawabku gelagapan.

"Do you want to have hair like mine? I will teach you!"

"Oh no, thank you!" jawabku gelagapan. Aku berusaha menyembunyikan otakku yang bergerilya penuh tanya, apakah tangannya tidak pegal mengepang rambut yang super kecil itu?

Beda lagi jika aku berpapasan dengan orang India dan dia mencoba berbincang denganku. Kepalanya yang selalu bergoyang kanan kiri, senyumnya yang selalu merekah dan gerak tangannya yang ke sana kemari untuk memperkuat ceritanya, serta logat bahasa Inggris yang terdengar aneh di telingaku. Yang paling kuhafal dari bahasa mereka adalah nehi dan namaste. Aku lebih banyak mendengarkan ceritanya sambil menahan napasku sekuat mungkin.

Ya, sejujurnya aku tidak menyukai bau badan orang-orang India, Bangladesh, atau Sri Lanka. Bukan karena badan mereka kotor, tapi bau minyak yang dibalurkan ke tubuh dan rambutnya yang menyebarkan bau tak sedap. Ternyata perasaanku ini tidak hanya dirasakan olehku saja, tapi banyak para sahabatku dari kalangan western juga merasakannya.

Semula aku berpikir bahwa Reem Island akan memiliki suasana Islam yang kental, mengingat daerah itu merupakan salah satu bagian dari UEA dan sangat dekat dengan ibu kota UEA, yaitu Abu Dhabi. Dalam benakku, Reem Island akan dipenuhi penduduk Arab yang mayoritas Islam. Namun nyatanya, justru kalangan Eropa dan Amerika yang banyak tinggal di sana.

woman with shisha

Pernah juga aku diundang hadir ke acara buka puasa bersama saat Ramadan oleh manajerku dengan beberapa rekan kerjaku yang muslim. Aku sempat syok saat menyaksikan wanita-wanita Arab itu mengisap shisha dan rokok setelah kami buka puasa. Mereka berdalih sebagai bentuk kebebasan wanita Arab. Sejak kejadian itu, aku selalu berusaha menolak undangannya karena aku tidak mau paru-paruku makin parah akibat racun rokok dan shisha tersebut.

Secara keseluruhan, Al Reem Island adalah tempat yang memesona untuk tempat tinggal. Terpencil di kelilingi lautan, namun nyaman dengan fasilitas kelas dunia. Hanya ada satu hal yang aku benci dari Reem Island, yaitu badai debu. Jika badai debu datang, maka aktivitas di luar gedung menjadi lumpuh. Semua permukaan barang yang ada di rumah tertutupi debu walaupun celah-celah jendela dan pintu tertutup dengan handuk. Mata sering perih dan langit pun terlihat kusam dan menghitam. Mobil-mobil yang berada di basemen tidak terlihat warna dan bentuknya karena tertimbun badai debu layaknya berada di Gurun Sahara.

Nah, itu dulu cerita dan traveling-ku saat berada di salah satu daerah UEA. Insyaallah berjumpa lagi dalam cerita traveling lainnya, seperti Helsinky Finlandia, Saikung Hong Kong, Dubai, Mekah Al-Mukaramah, Tunisia, dan negara lainnya yang sempat kutempati.[]


Photo : Koleksi pribadi dan Google

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Andrea Aussie (Pemred NarasiPost.Com
Andrea Aussie Pemred NarasiPost.Com
Previous
Penyelesaian Kejahatan Perang Israel terhadap Warga Palestina
Next
Lebaran: Waktunya Ketupat dan Opor Ayam
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

6 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
WittaSapta
WittaSapta
2 years ago

MasyaAllah the real muslim traveler. Keren Mom

Sartinah
Sartinah
2 years ago

Masyaallah ... megah dan berkelas tempatnya ya. Keren, Mom

Dia Dwi Arista
Dia Dwi Arista
2 years ago

ditunggu travelingnya lagi Mom

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram