Masalah ini adalah masalah sistemis, di mana bermula dari diterapkannya sistem sekuler kapitalisme, maka dibutuhkan solusi yang sistemis pula. Tidak lain dengan mengganti sistem sekuler ini dengan sistem lain yang sahih. Bukan malah, melanggengkan paham-paham feminis dan liberal lewat UU TPKS sebagai payung hukumnya.
Oleh. Ana Nazahah
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Bestie! Di atas bumi ini ada manusia yang jemawa, ia bahagia atas penderitaan orang lain. Ada pula mereka yang hidup acuh tak acuh, mementingkan kebahagiaan dirinya saja. Ada juga mereka yang hidup normal, menjalani rutinitas sebagaimana manusia pada umumnya. Namun, taukah kamu? Di antara manusia lainnya, ada pula ia yang merasa tercekik setiap kali udara keluar masuk rongga dadanya.
Mereka yang terakhir ini, telah menjadi korban buruknya perlakuan sistem kapitalisme. Menjadi tumbal ideologi yang mengedepankan hawa nafsu manusia. Imbas dari buruknya kebijakan yang lahir dari akal manusia, telah menciptakan dunia yang mengerikan. Trauma mengikuti hari-hari mereka, seolah hidup bagaikan di neraka. Itulah secuil rasa yang dialami oleh mereka korban predator seksual. Korban sistemis yang menunggu diselamatkan.
Dunia yang Kacau
Bestie, pernah tidak Kamu berpikir apa yang ada di benak mereka yang menjadi korban predator seksual? Seburuk apakah kondisi itu? Apakah setara dengan anggapan bahwa tak ada lagi masa depan, tak ada lagi kebahagiaan, hingga ia pun bertanya, kenapa harus dilahirkan ke dunia? Kenapa derita ini harus menimpanya?
Aku punya teman, pejuang hijrah yang menceritakan kisah hidupnya yang memilukan. Hingga ia menganggap bahwa hidupnya adalah neraka! Ia adalah seorang gadis salihah, menjaga dirinya dalam balutan jilbab dan bagusnya adab. Namun, siapa sangka masa lalunya di payungi mendung yang pekat. Kejamnya sistem kapitalis-liberal telah menghapus kebahagiaannya sekaligus senyuman di wajahnya.
Berawal sejak ia dijodohkan dengan orang yang paling buruk di dunia. Lelaki pemabuk, dan menyukai dunia malam. Hanya kerena lelaki itu kaya, dipilih oleh kedua orang tuanya untuk menjadi pemimpin si gadis salihah. Laki-laki yang jauh dari kesan taat, sebagaimana impiannya.
Nahasnya, malam di mana orang tuanya mengenalkan si gadis dengan calon suaminya adalah malam paling buruk yang pernah dilalui sepanjang hidupnya. Tanpa ia sadari, keluarganya mengunci pintu rumah dan mengurungnya dengan lelaki jahat itu, untuk saling mengenal.
Dalam hati aku bertanya, orang tua macam apa yang tega menjajakan anak gadisnya sendiri? Orang tua mana yang rela 'menjual' anak gadisnya hanya karena tergiur materi yang tidak seberapa? Kenapa dunia ini begitu kacau, melahirkan orang-orang yang gila harta, dan rela mengorbankan apa pun demi meraihnya, termasuk mengorbankan masa depan dan kebahagiaan sang anak?
Lihatlah Neraka Itu!
Bestie! Kisah pilu yang temanku alami, sejujurnya bukan hal yang baru kita temui. Setiap aku meriset fakta dari setiap peristiwa kekerasan pada perempuan untuk keperluan menulis, aku selalu mendapati fakta yang membuat nalar tak terima. Selalu ada kisah-kisah memilukan yang menjadikan anak-anak dan perempuan sebagai korbannya. Bahkan, lebih memilukan dan menjijikkan, lebih mengiris hati dari yang temanku rasakan.
Seperti yang dikutip metro.sindonews.com, pada Kamis (24/3/ 2022), Diberitakan seorang bocah perempuan berusia 11 tahun telah diperkosa oleh ayah kandungnya di Depok. Anak 11 tahun yang malang itu, harus mengalami hal mengerikan tersebut sebanyak 7 kali. Lalu pada hari sebelumnya, Rabu (23/3/2022), berita datang dari media Kompas.com. Ayah kandung di Solo perkosa anak kandungnya yang berumur 13 tahun berulang kali sejak 2021.
Kemudian pada hari sebelumnya lagi, Selasa (22/3/2022), masih dari Kompas.com. Seorang bocah 8 tahun diperkosa ayah kandungnya sendiri di Semarang, berulang kali hingga akhirnya anak kandungnya tersebut mengembuskan nafas terakhirnya. Gadis malang itu meninggal dunia, Bestie!
Lihatlah Bestie, please buka matamu! Sederet kasus di atas adalah secuil nestapa yang dialami korban kekerasan seksual. Mereka ada di sekeliling kita. Gadis-gadis malang itu, apa salah mereka? Kenapa mereka harus merasakan neraka yang begitu kejam? Menjadi korban sistem kapitalisme yang bobrok. Siapa yang akan bertanggung jawab terhadap masalah ini? Siapa yang akan mengakhiri neraka ini?
Berharap pada UU TPKS?
Benar sekali Bestie, kita sekarang memiliki Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS) yang baru saja disahkan pada Selasa (12/4/2022). Namun, wajib kita pahami, sejak awal draf dirancang, UU ini mengandung ruh feminisme yang kental. Meletakkan masalah kekerasan seksual berdasarkan gender sesuai pemahaman Barat. Melupakan akar persoalan sebenarnya yakni kehidupan sekuler yang kian liberal.
Karena salah dalam mengidentifikasi masalah, salah pula dalam memberi solusi. Semakin menambah ruwet keadaan dan melahirkan masalah baru yakni peluang lahirnya generasi yang semakin bablas, prozina, dan seks bebas.
Aku yakin seribu persen! Bukan ini solusi yang ditunggu oleh temanku, bukan pula oleh gadis-gadis kecil nan malang yang menjadi korban predator seks itu. Yang mereka butuhkan solusi tuntas hingga ke akarnya. Solusi yang benar-benar mengakhiri segala bentuk kejahatan seksual terhadap anak-anak dan perempuan. Untuk mengembalikan masa depan mereka yang dirampas oleh sistem ini, dan membawa senyuman di wajah mereka kembali.
Wajib Kembali pada Islam
Bestie! Kekerasan seksual yang menimpa anak dan perempuan sebenarnya adalah problem sistemis. Momok mengerikan yang kini telah menjadi fenomena gunung es. Sebagaimana Komnas Perempuan menyatakan setiap 2 jam ada 3 korban dari kekerasan seksual. Khusus pada anak-anak telah meningkat sejak 2019 dengan angka 12.000 kasus, menjadi 15 ribu kasus pada tahun 2021. Dikutip Kompasiana.com (7/3/2022)
Nah, karena masalah ini adalah masalah sistemis, di mana bermula dari diterapkannya sistem sekuler kapitalisme, maka dibutuhkan solusi yang sistemis pula. Tidak lain dengan mengganti sistem sekuler ini dengan sistem lain yang sahih. Bukan malah, melanggengkan paham-paham feminis dan liberal lewat UU TPKS sebagai payung hukumnya.
Dan sistem yang sahih itu tidak lain adalah Islam. Islamlah satu-satunya sistem hidup yang mampu membasmi setiap kejahatan yang merugikan harkat martabat serta kehormatan manusia, dengan menegakkan sanksi tegas yang mampu menghasilkan efek jera.
Hal ini karena Islam adalah agama yang serius dalam menindak kejahatan kelamin ini. Dan membasmi segala peluang-peluangnya seperti menutup total situs-situs porno, mengedukasi umat dengan syariat, mendorong ketakwaan individu dengan kontrol jemaah dan negara sebagai pelaksana, memberikan sanksi yang tegas bagi siapa pun pelanggarnya.
Bestie, inilah solusi hakiki yang dinanti oleh mereka korban kekerasan seksual. Oleh adik-adik kita yang trauma karena masa depannya telah dirampas. Oleh jutaan anak dan perempuan Indonesia yang tengah diintai oleh predator seks. Mereka tengah menunggu solusi ini hadir demi terciptanya dunia yang aman demi cerahnya kehidupan masa depan.
Percayalah Bestie! Hanya Islam yang mampu menjawab itu semua. Hanya sistem pemerintahan Islam yang bisa melindungi generasi kita dari segala jenis kekerasan seksual yang mengerikan. Allah berfirman dalam surah Al-Ma'idah ayat 50, "Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah?"
Wallahu a'lam bishshawab[]