Ulama Dituduh Radikal, kok Bisa?

"Seolah-olah radikalisme adalah masalah utama negara. Padahal radikalisme hanya senjata yang dipakai oleh kaum kafir untuk menstigmatisasi ulama. Tujuannya, ya, agar rakyat jauh dari pemahaman Islam yang sebenarnya. Ini semua adalah upaya agar sekularisme tetap langgeng. Agar ide pemisahan agama dari kehidupan ini tetap menjadi asas kehidupan masyarakat dan bangsa ini."

Oleh. Ana Nazahah
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Gaes, gimana perasaanmu jika ulama yang biasa kamu dengar ceramahnya dituduh radikal? Nyesek nggak sih? Parahnya, isu radikalisme ini sengaja diviralkan loh, bahkan disebutkan ciri-cirinya segala. Agar umat semakin anti pokoknya sama ulama yang dianggap penganut perbedaan ini.

Nah, perbedaan yang gimana ya, maksudnya? Cek dan ricek ternyata perbedaan yang dimaksud berupa tudingan, ulama-ulama ini "katanya" anti-Pancasila, antipemimpin atau antipemerintah, intoleran terhadap perbedaan, dan yang paling ditakutkan neh, sama rezim, ulama-ulama ini pro terhadap ideologi khilafah (cnnindonesia, 5/3/2022).

Alasan yang Absurd

Wah, wah, tuduhan ini benar-benar salah kaprah. Absurd sekali! Kenyataan yang kita lihat, justru ulama-ulama ini selalu terdepan menyeru persatuan umat, jika ulama tidak menyukai pemerintah, yang dimaksud adalah pemerintahan korup. Ya, siapa juga yang suka dengan pemerintahan korup? Penguasa yang setiap kebijakannya tidak pro rakyat. Malah pro asing. Gara-gara kebijakan pemerintah model gini, harta kekayaan kita yang berlimpah tak pernah dinikmati umat. So, wajar dong siapa pun anti dengan penguasa seperti ini.

Selanjutnya, terkait ulama yang dituduh intoleran. Ini aneh sekali. Karena yang ada, justru ulama-ulama ini berdakwah dengan pemikiran tanpa kekerasan, serta menyampaikan Islam tanpa harus menyakiti umat lainnya. Begitulah kenyataannya, ulama-ulama yang dianggap "radikal" ini, sibuk berdakwah memahamkan umat terkait toleransi yang sebenarnya dalam Islam. Salah satunya dalam menghargai umat lain merayakan hari besarnya, tanpa kaum muslim harus ikut-ikutan.

Dan terakhir neh, Gaes! Terkait ajaran khilafah yang disebut ideologi. Sejak kapan syariat Allah yakni sistem pemerintahan dalam Islam disebut ideologi? Ideologi itu ya, Islam itu sendiri. Bukan khilafah. Khilafah itu sistem pemerintahan. Coba deh, buka lagi buku-buku sejarah, pasti ketemu yang namanya sistem pemerintahan khilafah.

Nah, sekarang jelas kan? Kenapa ulama wajib pro khilafah dan mendakwahkan khilafah kepada umat. Karena khilafah adalah bagian dari syariat Islam. Kalau ulama tidak pro terhadap sistem pemerintahan agamanya sendiri, harus pro pada syariat siapa, dong? Sistem pemerintahan Barat? Itu sangat tidak logis. Cacat logika namanya.

Gara-gara Sekularisme

Sebenarnya, Gaes! Di tengah kondisi negeri yang karut-marut akibat musibah yang menimpa tiada henti, seharunya pemerintah kita mengajak umat untuk saling introspeksi. Bukan malah menyudutkan ulama dengan menyebarkan kebencian. Padahal yang umat butuhkan itu kabar baik dari kondisi perekonomian negeri. Minimal harga minyak goreng turun deh, itu yang lebih umat butuhkan. Daripada mengadu domba umat dengan ulamanya. Itu tindakan yang jahat sekali.

Ya, bersyukur jika umat paham. Bagaimana jika umat malah teperdaya? Tidak semua loh, umat melek informasi. Banyak yang minim pemahaman agama pula. Jika mereka terdoktrin dengan tuduhan rezim untuk membenci ulama-ulama yang tulus peduli terhadap persoalan bangsa, kan repot jadinya.

Seolah-olah radikalisme adalah masalah utama negara. Padahal radikalisme hanya senjata yang dipakai oleh kaum kafir untuk menstigmatisasi ulama. Tujuannya, ya, agar rakyat jauh dari pemahaman Islam yang sebenarnya. Ini semua adalah upaya agar sekularisme tetap langgeng. Agar ide pemisahan agama dari kehidupan ini tetap menjadi asas kehidupan masyarakat dan bangsa ini. Nah, itu loh tujuan aslinya.

Jangan Mencintai dalam Diam!

Coba deh, dipikir! Kenapa selalu saja ulama yang jadi sasaran. Ulama-ulama yang dicintai umat pula. Seperti Ustaz Felix Siauw dan Ustaz Abdul Somad, misalnya. Siapa yang tak kenal dua pendakwah ini? Mayoritas sudah pasti kenal kiprah dan dakwahnya. Tidak pernah kedua ustaz ini mengajak pada tindakan kriminal dan kekerasan dalam ceramahnya, apa lagi mengajak berperilaku intoleran.

Perlu kita pahami, ulama bisa dicintai oleh umat, itu karena ulama mencintai umat dengan tulus. Dan sepertinya, rezim tidak memahami poin ini. Menuduh ulama umat sebagai radikal, hanya menambah kusut hubungan umat dengan penguasa. Memancing kemarahan umat yang mencintai agamanya dan tentu saja ulamanya.

Dan memang seperti itulah sifat muslim yang Allah perintahkan. Orang-orang mukmin itu saling mencintai karena Allah. Apalagi jika mendapati ulamanya dinista. Sebagai generasi muslim, sudah seharusnya membela. Tidak boleh diam saja. Bersikap rela dan tenggelam dalam opini sesat yang rezim kobarkan. Seperti pribahasa, "Kerbau yang dicucuk hidungnya." Mau saja diombang-ambing oleh pemahaman sesat. Habis-habisan dibodohi oleh isu radikalisme yang digaungkan.

Karena itulah, Gaes! Masalah ini adalah masalah umat Islam di mana pun berada. Karenanya, tidak boleh ada yang diam saat ulamanya dinista. Terlebih di saat sudah jelas tuduhan radikal itu, adalah upaya untuk menjauhkan umat dari memahami kebusukan ide kapitalisme, dan sekaligus menjauhkan kita dari memahami Islam sebagai solusi yang hakiki.

Memang sih, sudah menjadi fitrah adanya dakwah, ada pula tantangan dan rintangannya. Mereka kaum kafir itu, akan melakukan apa saja demi menghalangi umat manusia dari jalan Islam. Mereka takkan pernah rida jika umat Islam memimpin dunia dan kebenaran Islam menyinari bumi ini. Karenanya, mereka akan melakukan apa saja demi memadamkan cahaya Islam.

Namun, kamu harus tau, Gaes! Allah takkan pernah rida dan memuluskan cita-cita bulus mereka. Melalui tangan-tangan pejuang agama Allah yang tak lelah dan tak putus asa dari rahmat-Nya, yang tak akan diam saat agama dinista. Allah akan memberikan pertolongan-Nya. Kemenangan yang nyata adalah janji Allah Swt.

يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّطْفِـُٔوْا نُوْرَ اللّٰهِ بِاَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللّٰهُ اِلَّآ اَنْ يُّتِمَّ نُوْرَهٗ

“Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah menolaknya, malah berkehendak menyempurnakan cahaya-Nya.” (QS at-Taubah: 32).

Kesimpulan

Sungguh beruntung orang-orang yang berani mengangkat kepalanya melawan kebatilan karena iman. Yakni orang-orang yang sadar bahwa hidup kaum muslim hari ini penuh kehinaan dan kebodohan karena jauh dari Islam dan kepemimpinan. Seandainya umat memiliki kepemimpinannya sendiri berdasarkan Islam, siapa yang akan berani menghinakan Islam dan ulamanya?

Karena itu, Gaes. Sudah saatnya ideologi kapitalisme yang lahir dari asas cacat sekularisme yang menyebabkan kita hidup dalam kehinaan ini segera kita campakkan. Sudah saatnya umat meraih kehormatannya kembali, hidup mulia dalam Daulah Khilafah Islamiah yang dirindukan.

Wallahu'alam[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Tim penulis Inti NarasiPost.Com
Yana Sofia Tim Penulis Inti NarasiPost.Com. Sangat piawai dalam menulis naskah-naskah bergenre teenager dan motivasi. Berasal dari Aceh dan senantiasa bergerak dalam dakwah bersama kaum remaja.
Previous
Bisa Menulis Itu Rezeki
Next
Penilaian Zona Hijau, Tak Lantas Koruptor Minggat jika Sistem Masih Sesat
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram