Rendang, antara Kelezatan dan Kehormatan

"Mengonsumsi rendang secara teratur, maka sesuai AKG (Angka Kecukupan Gizi) yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI, akan bermanfaat mencegah dan mengatasi gejala PMS (Premenstrual Syndrome), kandungan zat besi dan protein yang tinggi dapat membantu perkembangan janin, meminimalisasi risiko terjadinya pre-eklampsia, menjaga keseimbangan hormon bagi kesehatan reproduksi, mencegah adanya keluhan saat menopause, mencegah penyusutan tulang ketika hamil dan menyusui."

Oleh. Dia Dwi Arista
(Tim Redaksi NarasiPost.com)

NarasiPost.Com-Hai Netizen, sudah pernah makan rendang belum? sayang sekali jika belum. Makanan asli Minangkabau Sumatra Barat ini telah banyak tersedia di Rumah Makan Padang. Rumah makan ini pun tersebar ke seantero Indonesia, bahkan di beberapa negara juga lho akibat kelezatan makanan yang disajikannya. Tak terkecuali rendang yang menjadi ikon makanan enak di Rumah Makan Padang.

Tahu nggak, ternyata rendang pernah dinobatkan menjadi hidangan nomor satu dalam daftar World's 50 Most Delicious Foods versi CNN Internasional pada tahun 2011. Dan pada tahun 2017, CNN Travel kembali menobatkan rendang menjadi makanan terenak di dunia. Karena kelezatan dan pamornya, pada tahun 2018, makanan dari olahan daging sapi berempah ini, diresmikan menjadi salah satu dari lima hidangan nasional Indonesia. Netizen asal Sumatra pasti bangga dong.

Rendang dan Kehormatan

Rendang atau randang berasal dari kata marandang (merendang). Musra Dahrizal Katik Rajo, seorang budayawan asal Minangkabau mengatakan, randang atau rendang adalah proses pembuatannya diolah dan diaduk cukup lama., hingga hasil olahannya menjadi kering. (m.mediaindonesia.com)

Dalam khazanah kuliner Minang, rendang punya tempat istimewa. Bisa dikatakan bahwa rendang adalah simbol dedikasi dan kehormatan wanita Minang. Wanita Minang akan digunjing ketika ia tidak bisa memasak rendang yang enak. Mereka boleh masak masakan lain dengan rasa biasa saja, namun jangan coba-coba dengan rendang. Selain itu, rendang menjadi ikon dalam jamuan makan di rumah Minang. Wanita penguasa rumah gadang yang biasanya disebut dengan "Bundo Kanduang", harus mempunyai skill lebih dalam hal memasak, khususnya masakan rendang, sebab ia mempertaruhkan gelarnya jika diketahui tak mampu menyajikan rendang terenak. Wah fatal ya.

Nursyiwan Effendi, seorang Antropolog dari Universitas Andalas menjelaskan, bahwa tak jarang terdapat tradisi jamuan makan yang disebut "Makan Bajamba", yakni makan bersama-sama. Dalam jamuan ini, biasanya terdapat beberapa makanan pembuka dan makanan utama, ia menyebutkan makanan pembuka biasanya adalah gulai kepala kambing, dan sebagai makanan utama tentu tak lain adalah rendang. Di sini keahlian memasak rendang dari wanita akan diuji, kehormatan pun dipertaruhkan. Jika rasa rendangnya nendang, maka pujianlah yang akan mereka tuai. Namun, jika rendang yang ia buat rasanya tidak enak, maka gunjinganlah yang mereka dapatkan.

Sejarah

Hai Netizen, penasaran nggak sih asal muasal rendang? Apakah rendang asli berasal dari racikan tangan wanita Minang, ataukah terdapat infiltrasi dari budaya lain?

Hal ini dijawab oleh Yevita Nurti, ahli antropologi Universitas Andalas. Beliau mengatakan bahwa terciptanya berbagai kuliner khas di Sumatra Barat sebagiannya berasal dari akulturasi budaya. Banyak warga dunia sebelum kemerdekaan Indonesia berkelana dalam pencarian rempah-rempah. Sebagai negara kaya rempah, tentu Indonesia disinggahi oleh berbagai bangsa, salah satunya bangsa India dan Pakistan.

Lambat laun, terjadi akulturasi budaya, yang kebanyakan berasal dari jalan perkawinan. Bercampurlah budaya, hingga racikan bumbu masak pun ikut masuk ke tanah Minang, yang kemudian dimodifikasi dan berhasil menjadi masakan rendang atau randang. Sedangkan terdapat masakan di India yang menggunakan rempah mirip dengan rendang, yakni kari India. (kompas.com, 06/1/2022)

Gulai, Kalio dan Rendang

Netizen yang berbahagia, tahu nggak jika daging yang dimasak dengan bumbu rendang tak melulu menjadi rendang. Hehe makin bingung nggak tuh, hebatnya kuliner nusantara, makin cinta! Jadi ketika daging sapi dimasak dengan rempah dan diberi santan, kemudian ketika dagingnya sudah matang dan empuk namun kuah santannya masih banyak, ini dinamakan gulai daging. Dan gulai daging juga sudah bisa disantap menjadi lauk lho.

Berbeda dengan kalio, kalio adalah gulai daging yang santannya sudah banyak berkurang, mengental, dan warnanya berubah menjadi kecokelatan. Dan biasanya kalio ini yang lebih sering kita temui di rumah makan nih netizen budiman. Hihi. Sayangnya banyak netizen sekalian dan penjualnya juga kurang aware perbedaan antara kalio dan rendang. Mungkin hanya orang Minang asli nih yang sekali lihat bisa identifikasi rendang apa bukan. Tapi tenang saja, meski olahan yang biasanya kita beli bukan dikategorikan rendang, namun bumbunya sama kok, beda tekstur saja. hihihi

Nah sedangkan rendang sendiri adalah kalio yang dagingnya sudah berwarna kehitaman, dengan bumbunya yang telah mengering dan berminyak. Dan ketika rendang yang telah jadi di taruh di wadah, maka minyak ini terlihat menggenang, bisa dibayangkan nggak? Bisa ya! Namun, keberadaan minyak di rendang ini sebenarnya juga bergantung pada jumlah dan usia kelapa yang dipakai untuk santan. Semakin tua kelapa, maka santan akan semakin pekat dan banyak. Rendang yang sudah jadi ini, bisa bertahan lama, dan akan semakin wangi ketika dipanasi lagi.

Ketahanan dari rendang ini menjadi kemudahan bagi orang Minang ketika mereka pergi merantau. Zaman dahulu, sebelum adanya kendaraan super cepat seperti pesawat, orang Minang yang merantau akan membawa bekal rendang untuk disantap ketika perjalanan dengan kapal atau bus. Praktis dan enak bukan?

Cara Membuat Rendang

Netizen yang baik, resep di bawah adalah salah satu resep yang dipakai untuk membuat masakan rendang. Jadi kemungkinan besar akan terdapat sedikit perbedaan. Namun secara garis besar hampir sama. Nah langsung aja yuk kita intip resepnya.

Bahan;

1 kilogram daging sapi
1 liter santan kental
500 mililiter santan cair
3 butir pekak
3-4 buah kapulaga
5-6 buah cengkih
Kaldu sapi bubuk secukupnya
5 cm kayu manis
2 lembar daun kunyit
6 lembar daun jeruk
1 ruas lengkuas geprek
2 batang serai geprek
4-5 siung bawang merah
Iris 2-3 siung bawang putih
Iris 1 sdm bumbu rendang instan (boleh ditiadakan)
1/2 butir kelapa parut
Minyak goreng secukupnya

Bumbu Halus;

12 siung bawang merah
1 siung bawang putih besar
1 ruas lengkuas
1 ruas jahe
1 batang serai, ambil bagian putihnya
1 sdm ketumbar
1 sdt lada (bisa diganti lada bubuk)
1 sdt jinten
1/4 buah biji pala
Cabai rawit sesuai selera
Cabai merah keriting sesuai selera
Garam secukupnya

Cara Membuat;

Pertama, Siapkan wajan, sangrai setengah butir kelapa yang sudah diparut hingga warnanya berubah kecokelatan. Kemudian, angkat dan haluskan sangraian hingga mengeluarkan minyak. Lalu campur dengan bumbu halus.

Kedua, Siapkan minyak goreng secukupnya di wajan yang lebih besar, tumis duo bawang dengan daun salam, daun, jeruk, serai, dan daun kunyit hingga menguarkan bau harum. Selanjutnya tambahkan pekak, cengkih, kapulaga dan kayu manis kemudian aduk hingga merata.

Ketiga, masukkan bumbu daging, lengkuas, dan bumbu halus yang sudah tercampur dengan kelapa sangrai. Kemudian masukkan daging sapi yang sudah dibersihkan dan dipotong.

Keempat, tumis hingga bumbu meresap ke dalam daging sapi, setelah dirasa cukup, masukkan santan pekat, dan santan cair, aduk terus hingga mendidih. Tambahkan kaldu bubuk seperlunya jika selera.

Kelima, masak hingga minyak keluar, dan kecilkan apinya. Waktu yang dibutuhkan agar rendang mengering dan berwarna kehitaman kurang lebih delapan jam. Jika sudah, matikan api, dan rendang siap di sajikan.

Resep diambil dari “70 Resep Masakan Minang ala Cheche Kitchen” karya Mince Sriwati, diterbitkan oleh PT Gramedia Utama. (kompas.com, 16/7/2021)

Manfaat Rendang Sapi

Berdasarkan komposisi utama dan bumbunya, Netizen pasti tahu, bahwa rendang ini mempunyai nilai gizi tinggi, bahkan daging yang menjadi bahan utama juga merupakan bahan yang baik untuk kesehatan. Berdasarkan data Kemenkes RI, 100 gram rendang sapi mengandung 474 mg kalsium lho, 22,6 gram protein, 14,9 mg besi dan juga 211 mg fosfor. Semua angka pada data tersebut menunjukkan bahwa protein, kalsium, fosfor dan besi yang terkandung dalam rendang termasuk tinggi dan juga cukup tinggi.

Dan ketika netizen dan keluarga mengonsumsi rendang secara teratur, maka sesuai AKG (Angka Kecukupan Gizi) yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI, akan bermanfaat mencegah dan mengatasi gejala PMS (Premenstrual Syndrome), kandungan zat besi dan protein yang tinggi dapat membantu perkembangan janin, meminimalisasi risiko terjadinya pre-eklampsia, menjaga keseimbangan hormon bagi kesehatan reproduksi, mencegah adanya keluhan saat menopause, mencegah penyusutan tulang ketika hamil dan menyusui.

Bahkan dalam kesehatan saraf dan otak, rendang memiliki banyak manfaat jika dikonsumsi secara teratur, mengaktifkan saraf, mencegah risiko stres, menjaga kemampuan berpikir, mendukung fungsi otak dan lain sebagainya. Masih banyak sekali manfaat dari mengonsumsi daging yang diolah menjadi masakan rendang. Namun, sama seperti yang lain, ketika memakan sesuatu terlalu berlebihan tentu akan menimbulkan dampak buruk. Begitu pula dengan berlebihan mengonsumsi rendang, akan timbul hal negatif yang tidak kita inginkan.

Dampak Berlebihan Mengonsumsi Rendang

Dilansir dari hallosehat.com, terdapat empat dampak buruk ketika seseorang terlalu banyak memakan daging. Bukankah rendang juga berasal dari daging? Maka yuk simak dampak buruknya, agar kita juga mengetahui seberapa banyak daging yang dianjurkan untuk dikonsumsi.

  1. Bau Mulut

Netizen budiman, siapa sih yang PD ketika ngomong lalu keluar bau tak sedap dari mulut kita? Gak ada dong. Lantas, daging yang lebih banyak mengandung protein, jika dikonsumsi berlebihan akan memicu kondisi ketosis, yakni tubuh akan membakar lemak untuk menghasilkan energi. Satu sisi tentu orang yang mempunyai kelebihan berat badan akan gembira, namun di sisi lain, ketika tubuh terlalu banyak membakar lemak, akan menghasilkan zat keton. Nah, keton inilah yang akan menjadi sumber bau mulut meski sudah menyikat gigi, bahkan berkumur dengan mouth wash sekalipun. So, berhati-hatilah.

  1. Labilnya Suasana Hati

Terlalu banyak makan makanan yang berasal dari daging, dikhawatirkan akan mengurangi asupan karbohidrat. Sedangkan karbohidrat berguna untuk merangsang hormon serotonin untuk mengatur suasana hati.

  1. Terganggunya Sistem Pencernaan

Daging yang kaya protein, tentu adalah makanan yang memanjakan lidah ya Netizen. Namun, ketika dikonsumsi berlebihan, apalagi tanpa diimbangi dengan makanan yang mengandung serat cukup, maka akan menimbulkan masalah baru. Yakni bisa terjadi konstipasi, perut kembung, bahkan BAB berdarah.

  1. Rentan Terkena Kanker

Harvard University pernah melakukan riset nih, mereka menyatakan bahwa orang yang mengonsumsi daging lebih dari tiga kali sehari mempunyai risiko terkena kanker usus besar dari pada mereka yang mengonsumsi daging lebih sedikit.

Jadi Netizen salihah, boleh suka sama makanan berdaging, namun tetap dong merujuk pada peringatan
Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud, ”’Binasalah orang yang berlebihan’ tiga kali Rasulullah menyebutkan hadis ini baik sebagai berita tentang kehancuran untuk mereka ataupun sebagai doa kehancuran bagi mereka” (HR. Muslim)

Allahu a’lam bis-shawwab[]


Photo : Unsplash

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Tim Redaksi NarasiPost.Com
Dia Dwi Arista Tim Redaksi NarasiPost.Com
Previous
Pelecehan Seksual Kian Marak, Bukti Demokrasi Gagal dan Rusak
Next
Crazy Rich Muda di Penjara, Kapitalisme Nyata Damage-nya!
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram