Unboxing by Husband? Fix, Gue Gak Ikutan!

"Manusia yang mempunyai nafsu mencoba peruntungan dengan memberi nafsunya sebuah ruang. Ruang ini namanya kebebasan, bebas berekspresi, bebas beragama, bebas mengemukakan pendapat. Maka, tren seperti unboxing by husband, tell husband what if we divorce, call him his name, dan lain-lain merupakan kebebasan berekspresi mereka dan hal ini tentu dilindungi hukum."

Oleh. Dia Dwi Arista
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Hai Guys! hari mendung kelabu nih. Tak hanya karena sekarang musim hujan, namun hawa dingin ini makin kelabu ketika mengaca pada kehidupan saat ini. Guys, dengar nggak kalau di negeri tetangga, ada yang lagi viral nih. Namun kontennya bikin geleng-geleng kepala! Ada nggak sih yang mau ikutan unboxing istri atau unboxing by husband? Kalau gue sih, fix nggak ikutan!

Tren yang merebak di Malaysia ini telah banyak menuai kecaman, sebab sebagian besar pesertanya adalah seorang muslim. Tren yang tersebar dari aplikasi Tiktok ini, dilakukan saat malam pertama setelah akad pernikahan, dimulai dengan si suami yang membantu istrinya mencopot aksesoris di kepala sang istri, sedangkan si istri merekam seluruh kejadian dengan senyuman. Weleh!

Mereka berdalih agar pernikahan mereka tersebar ke seantero negeri. Namun tujuannya ya apalagi kalau bukan viral, Guys! hari gini menjadi terkenal mendadak dengan ribuan bahkan jutaan followers seperti agenda wajib, lho. Keuntungan yang mereka klaim, selain terkenal, juga mengucurnya rupiah agar dompet mereka melebar, Guys. Inilah cara gampang milenials cari duit. Namun, menjadi viral dengan cara seperti ini apa iya halal? Nah lho!!!

Tren Menyesatkan

Guys, pasti pada ngertikan, jika tren unboxing by husband ini termasuk tren menyesatkan dalam agama kita. Kok bisa? Bisalah! Sebab tren seperti ini tentu banyak mudaratnya daripada manfaatnya. Yuk kita intip mudaratnya. Pertama, tentu menyalahi perintah Allah Swt. yang akibatnya akan menuai dosa. Sebab Allah Swt. berfirman dalam surah At-Tahrim ayat 6, "Hai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu."

Tafsir Jalalain menjelaskan bahwa Allah Swt. menyeru kepada laki-laki yang beriman, agar menjaga keluarganya termasuk istri dan anak-anaknya dari api neraka, Guys. Yakni mengarahkan mereka pada jalan ketaatan (tafsir.learn-quran.co). Namun mirisnya, yang terjadi dalam tren unboxing by husband malah tontonan seorang suami yang justru ingin membuka aib istri dan juga dirinya sendiri. Haduh! Orang dengan pikiran bebas, tentu akan melanjutkan aksi mereka dalam pikiran dan khayalannya. Ada yang mau dijadikan fantasi? Gue sih ogah!

Mengarahkan istri dan anak-anaknya menuju jalan ketaatan termasuk dalam hal aurat. Sehelai saja rambut muslimah terlihat, itu dosa sudah ngalir lho, apalagi kalau dibuka semua, nggak bisa ngitung berapa juta helaikan? Begitu pula dosanya pun nggak terhitung. Ingin nangis deh!

Kedua, membuka peluang kemaksiatan jariah, Guys. Makin ngeri aja kan?! Dengan meramaikan tren tersebut, kemudian ditonton banyak orang, lalu banyak juga yang tertarik ikutan, semakin virallah tren tersebut. Bahkan milenials yang mendambakan followers tak ambil pusing mau dosa apa enggak. Tambah ramai pikirnya hukum tren tersebut jadi mubah. Padahal kan tidak semua yang banyak itu benar ya gak, Guys?

Makanya, jadi milenials yang pinter jelas harus check and recheck segala apa yang akan kita lakukan, jangan sampai kelakuan kita malah terekam menjadi bukti digital seumur hidup. Tren menyesatkan seperti ini wajib ditinggalkan, selain mudaratnya banyak, juga dimurkai Allah Swt. Nauzubillah. So, kira-kira nih apa yang menyebabkan para milenial tergerus dengan arus berbagai tren di Tiktok atau platform lain?

Sekularisme Menumbuhkan Tren Nyeleneh

Langsung sebut merek aja ya Guys, tudingan diarahkan kepada sekularisme yang pahamnya menganggap eksistensi Tuhan itu nyata, namun kekuasaannya nggak ada. Alias agama hanya diperbolehkan dalam ranah privat, sedang ranah umum hukum manusialah yang berkuasa.

Sehingga, manusia yang mempunyai nafsu mencoba peruntungan dengan memberi nafsunya sebuah ruang, Guys. Ruang ini namanya kebebasan, bebas berekspresi, bebas beragama, bebas mengemukakan pendapat, bebas deh pokoknya. Lahirnya tren-tren tadi adalah manifestasi dari eksistensi ruang mereka Guys. Maka tren seperti unboxing by husband, tell husband what if we divorce, call him his name, dan lain-lain merupakan kebebasan berekspresi mereka dan hal ini tentu dilindungi hukum.

Sebagai seorang muslim milenials, sudah saatnya kita unboxing diri buat perubahan umat, Guys! Jangan jadi si quack quack terus, ini nih mental terjajah yang harus hilang dari benak kita. Allah pun memuji kaum muslim lho sebagai kaum terbaik, masa umat terbaik tetep ngekor? Firman Allah Swt. dalam Surah Ali-Imran ayat 110, "Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka."

Back to Islam

Oleh karena itu, milenials wajib pantengin hukum-hukum Islam, agar gak salah arah kebijakan, eh! Salah langkah maksudnya, Guys. Sebab aktivitas apapun yang kita kerjakan pasti mempunyai perhitungan sendiri. Tentu kita tidak mau dapat zonk dong waktu hari penghisaban? Bisa nangis darah, tertunda masuk surga. Nauzubillah!

Islam telah sangat jelas membedakan amalan yang halal dan haram, tugas kita selain melaksanakan tentu harus belajar dulu. Sebab kebanyakan ilmu-ilmu syariat tidak diajarkan di bangku-bangku pendidikan Guys. Maka cari ustaz, ustazah, teman saleh dan salihah atau bahkan kelompok dakwah, untuk senantiasa mengingatkan kita agar tak terperosok jurang-jurang yang diciptakan sekularisme ini.

So, siapkan jadi milenial revolusioner? Milenial yang tidak asal ikutan tren-tren nyeleneh di media sosial. Tren nyeleneh? Fix, gue gak ikutan![]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Tim Redaksi NarasiPost.Com
Dia Dwi Arista Tim Redaksi NarasiPost.Com
Previous
Pemindahan Ibu Kota Baru, Proyek Ambisius Nirempati
Next
Rahim Sintetis: Solusi Pragmatis Keruntuhan Populasi ala Kapitalis
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram