"Menjaga komitmen di tengah kehidupan yang carut marut saat ini, memang membutuhkan tenaga ekstra. Namun jangan pernah berhenti dalam perjalanan menuju pucak kehidupan yaitu surga. Karena waktu yang diberikan Allah untuk dunia ini, sebenarnya sangat singkat dibanding kehidupan kekal nanti di akhirat."
Oleh : NS. Rahayu
NarasiPost.com – Hidup adalah pilihan. Banyak kegamangan saat menentukan arah langkah dalam menjalaninya. Ragam tawaran membuat manusia tak ingin meninggalkan gemerlap dunia. Pesonanya luar biasa memikat. Hasrat untuk memilikinya pun semakin menggoda. Bolehkah? Tentu saja boleh, karena dunia diciptakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’aala untuk dinikmati manusia.
Di sisi lain, cara pemenuhan kebutuhan masyarakat berada pada ambang kritis (sakit). Kerusakan dan kemaksiatan silih berganti. Pelaku kemaksiatan tanpa ragu mempertontonkan perilaku busuknya, tanpa mempertimbangkan dampak, baik baginya, keluarga dan masyarakat. Hanya sekadar memuaskan kebutuhan jasmani dan naluri-nalurinya.
Sebagai seorang Muslim, bisa jadi terusik dengan perilaku yang makin tidak terkendali sebagian masyarakat. Ibarat sebuah penyakit, tentu penyakit itu perlu diobati agar sembuh. Jika yang sakit tatanan kehidupan dan pola hidup masyarakat, maka perlu sebuah tatanan dan pola kehidupan sehat. Tatanan sehat itu hanya ada dalam Islam. Islamlah obat bagi kehidupan yang sakit. Mengapa harus Islam? Jawabannya, karena Muslim beragama Islam. Sederhana, kan! Mari merenung bersama, dari sejak terlahir secara fitrah Allah Subhanahu Wa Ta’aala memberikan agama tauhid dan orang tua memilihkan Islam sebagai agama yang dianut. Jadi sedari dini, Islam adalah agama sempurna bagi Muslim. Keimanan itu membawa keyakinan bahwa aturan final dalam kehidupan adalah ketaatan dan ketakwaan pada perintah dan larangan-Nya. Artinya keislaman itu berkonsekuensi untuk tunduk dan patuh pada aturan-Nya, bukan aturan buatan manusia.
Belantara kehidupan yang dipenuhi hukum rimba ini, harus dilalui dengan upaya maksimal dan cara-cara baik dan sesuai tuntunan. Sehingga tawaran gemerlap perhiasan dunia yang melenakan, tidak menjadikan gelap mata dan memilih cara pemenuhan yang salah bahkan sesat. Yaitu memenuhi segala hajat hidup dengan cara Allah Subhanahu Wa Ta’aala berikan yaitu syariat. Betapapun sulit kondisi tengah dialami. Untuk mencapainya, harus memulai dari diri sendiri. Menyisir setapak demi setapak jalan dapat membawa ke surga. Memilah dan memilih satu persatu aktivitas yang akan dilakukan, kemudian menimbang terlebih dahulu, sudahkan sesuai dengan aturan Islam? Jelaslah antara hitam dan putih saat menapaki kehidupan.
Naskah selengkapnya: https://narasipost.com/2020/11/28/menyisir-jalan-setapak-ke-surga/
Photo: Pinterest
Video: Koleksi Channel Youtube NarasiPostMedia