"Jika ide dan standar hukum ala Barat ini tetap dipertahankan, ditakutkan remaja kita akan semakin liberal, kehilangan jati diri sebagai remaja muslim. Budaya menindas yang lemah semakin menjadi-jadi, krisis sosial menimpa umat serta kriminalitas oleh remaja menjadi musibah bangsa ini."
Oleh. Ana Nazahah
(Kontributor Tetap Narasipost.Com)
NarasiPost.Com-Gaes, dunia sekarang tidak aman lagi. Kejahatan ada di mana-mana. Dari masalah korupsi yang dilakukan pejabat negeri, sampai tawuran oleh anak sekolahan. Ada yang dilakukan individu ada pula berjemaah. Nah, yang jemaah ini, kerap disebut gangster, gaes! Seperti yang terjadi baru-baru ini, 11 orang gangster ditangkap karena diduga hendak melakukan kejahatan (Dikutip dari DetikNews.com).
Alhamdulillah, gangster tersebut berhasil diringkus polisi sebelum sempat beraksi pada Minggu (9/1/2022), lengkap dengan senjata tajam yang dibawa, yakni celurit dan golok. Bayangkan jika polisi telat sedikit saja. Dikhawatirkan mereka akan melakukan kejahatan yang membahayakan nyawa. Ngeri parah!
Hal yang sama juga pernah terjadi pada 28 Desember tahun lalu di pasar Kemis, Tangerang. Sejumlah pemuda yang diduga geng 'Topi Miring' hendak mencari mangsa untuk tawuran, sambil membawa sajam alias senjata tajam. Namun, polisi berhasil membekuk dua orang dari mereka. Sebelum ditangkap, salah satunya sudah bonyok, dihajar warga.
Gaes, ternyata di negeri kita ada banyak sekali kasus geng-geng sejenis. Di antaranya ada geng Topi Miring, geng Jepang, geng Tubruk, geng Mampang Official, dll. Geng-geng ini biasanya meresahkan masyarakat karena kerap melakukan tawuran, anarkistis, dan tindakan membahayakan lainnya.
Sederetan kasus dan banyaknya gangster yang ada di sekitar kita. Membuat kita bertanya-tanya, apa yang membuat remaja kita yang seharusnya sibuk belajar dan sekolah, malah jadi gangster? Kenapa solusi yang diberlakukan tidak jua menuai efek jera?
Kenapa Hukum Keok?
Bicara serius, neh, ya! Sebenarnya negara kita sudah mengupayakan berbagai solusi untuk mengatasi tindak kejahatan akibat degradasi moral para remaja. Dari mulai pendidikan moral yang digalakkan di sekolah, hingga membuat hukum yang bisa menimbulkan efek jera. Namun nyatanya, angka kejahatan terus saja meningkat. Tak terkecuali gangster yang lekat dengan dunia remaja. Semakin hari, semakin menjamur saja.
Jelas, ini kondisi gawat. Genting sekali untuk segera dicari solusinya. Agar masalah bisa dicabut sampai ke akar-akarnya, setuntas-tuntasnya. Sehingga masyarakat kita bisa hidup tenang, tanpa harus resah oleh sejumlah remaja labil yang bikin ulah.
Bagaimana tidak resah? Jika rata-rata anggota geng ini adalah remaja, usia sekolah. Generasi muda yang diharapkan mampu memimpin umat dan bangsa ini. Mau dibawa ke mana bangsa ini, jika kelak kepada mereka estafet kepemimpinan diberikan?
Karena itu gaes, mencari solusi yang tepat, lantas mewujudkannya dalam kehidupan, adalah tugas kita bersama. Jangan karena kondisi yang sudah sedemikian kacau ini, membuat kita menyerah, lantas berputus asa. Jika hukum sudah tak diindahkan, barangkali ada yang terlewatkan oleh kita. Hukum yang keok, kita cari penggantinya.
Solusi Ada di Dekat Kita
Sebagai Muslim, seharusnya kita sadar. Musibah yang dihadapi umat dewasa ini, sejatinya karena hidup tidak sejalan dengan Al-Qur'an dan sunah Rasul-Nya. Maka wajar jika umat Islam salah jalan, sesat arah dan tujuan. Sebagaimana Firman Allah Swt.
… بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۚفَاِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِّنِّيْ هُدًى ەۙ فَمَنِ اتَّبَعَ هُدٰيَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقٰى
"… Sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, maka (ketahuilah) barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka." (Ath-Taha: 123)
Jadi gaes, bukankah solusi itu dekat sekali? Ya, benar! Solusinya adalah kembali kepada agama. Menjadi sebaik-baiknya muslim, yang berprilaku sesuai tuntunan syariat-Nya.
Agama Adalah Way Of Life, Bukan yang Lain
Seperti yang kita ketahui, Secara fitrah agama adalah seperangkat aturan yang membuat hidup kita terarah. Barang siapa hidup dengan menyalahi syariat-Nya, maka kesengsaraan dan kesempitan hidup yang dirasa. Perselisihan, persengketaan hingga kekacauan akan menimpa umat yang hidup dengan menyalahi perintah Rabb-Nya.
Salah satu kekacauan tersebut, yakni degradasi moral yang dialami remaja. Akibat krisis keimanan, remaja kehilanganm pijakan dalam berpikir dan berbuat. Tidak paham mana benar mana salah. Mana keburukan, mana kebaikan. Tidak paham kewajiban salat, puasa, dan menjaga pergaulan. Inilah yang menyebabkan generasi menjadi sadis, kehilangan sifat kasih sayang.
Namun sayangnya, alih-alih menjadikan Al-Qur'an sebagai aturan kita malah berhukum berlandaskan kapitalisme dan neoliberalisme. Hukum yang ditawarkan barat ini telah menggeser peran Al-Qur'an dan Sunah. Baik dalam mengatur kehidupan individu, masyarakat, maupun negara. Akibatnya, paham sekularisme dan liberalisme tumbuh subur di tengah umat. Menjerumuskan remaja pada pergaulan yang tidak sehat. Krisis akhlak, narkoba, tawuran, hingga menjadi pelaku kriminal.
Gaes, Jika ide dan standar hukum ala Barat ini tetap dipertahankan, ditakutkan remaja kita akan semakin liberal, kehilangan jati diri sebagai remaja muslim. Budaya menindas yang lemah semakin menjadi-jadi, krisis sosial menimpa umat serta kriminalitas oleh remaja menjadi musibah bangsa ini. Yang rugi, ya, umat Islam sendiri. Peradaban dan masa depan umat, terancam.
Khatimah
Jadi, gaes! Suka tidak suka, tugas kita sekarang adalah berusaha serius untuk melakukan dakwah penyadaran umat. Terlebih sebagai remaja, yang kerap dijuluki agen perubahan. Sudah sepatutnya kita mengambil peran ini, berpartisipasi dalam upaya dakwah memperjuangkan tegaknya dinul Islam, kembali.
Karena, hanya dengan menerapkan Islam secara kaffahlah, degradasi moral remaja bisa diakhiri. Gangster dan segala kerusakan lainnya, yang lahir dari sistem keblinger bisa diatasi. Dengan menerapkan Al-Qur'an dan Sunah Rasul-Nya, dalam bingkai Khilafah, tentunya, rahmat yang Allah janjikan bisa turun ke bumi.
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam." (Al-Anbiya: 107).
Wallahu'alam.[]