"Selagi masih diberikan kenikmatan hidup, maka istikamahlah mengkaji Islam kaffah. Dakwahkan ajaran Islam kepada saudara-saudara muslim kita agar banyak yang memahami dan menyadari bahwa kehadiran Daulah Khilafah akan mengurangi musibah yang terjadi akibat ulah tangan manusia jahil di dalam kehidupan kita."
Oleh. Nur Hayati
(Mahasiswa Muhammadiyah Surabaya, Aktivis Dakwah Remaja)
NarasIPost.Com-Guys, tak terasa ya kita sekarang sudah berada di penghujung tahun. Sebelum menginjak tahun baru nih, ada baiknya kita muhasabah diri, yuk! Khususnya di tahun 2021 ini.
Guys, masya Allah yah, ada banyak sekali kejadian-kejadian luar biasa yang menimpa bumi jelang akhir tahun ini. Mulai dari pandemi Covid-19 yang tak kunjung berakhir dan banyaknya bencana alam terjadi silih bergantu. Sebut saja gempa bumi beberapa waktu lalu serta banjir bandang yang melanda kota Batu, Malang (kompas.com, 04/11/2021).
Yang terakhir adalah erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur. Semburan awan panas yang dikeluarkannya mengakibatkan warga sekitar panik dan berlarian menghindari awan panas tersebut. Sebanyak 46 korban dikabarkan meninggal dunia dan 9 orang hilang dari peristiwa tersebut (kompas.com, 11/12/2021).
Berbagai bencana tersebut membuat kita bersedih dan turut prihatin ya, Guys. Sudah banyak saudara-saudara kita yang kehilangan nyawanya sejak pandemi Covid-19 muncul di muka bumi ini. Sedih teramat dalam. Apalagi yang telah mendahului kita adalah orang-orang saleh. Seperti para asatiz yang mana kita masih membutuhkan keberadaan mereka untuk meraup ilmunya dan kehadirannya di garda depan dalam memperjuangkan Islam. Inna lillahi wa inna ilayhi roji'un kuucapkan bagi yang telah mendahului berjumpa dengan Sang Pencipta.
Sungguh, keadaan kita di akhir tahun ini menunjukkan bahwa kita ini bukan siapa-siapa, Guys! Betapa kecilnya kita di hadapan Allah Swt. Musibah tersebut dengan gampang memisahkan kita dari apa-apa yang sebenarnya bukan milik kita. Sudara-saudara kita, harta benda kita, keadaan itu seolah merenggut kebahagiaan kita dengan mereka. La hawla wa laa quwwata illaa billaah.
Guys, sebenarnya musibah itu terjadi bukan melulu karena faktor alam, namun nisa juga terjadi karena ulah tangan manusia yang jahil. Bagaimana tidak? Banjir bandang terjadi disebabkan orang-orang melakukan penebangan pohon secara liar, tapi tidak melakukan reboisasi, pun membuang sampah secara sembarangan.
Kerusakan yang dilakukan oleh tangan manusia tentu akan berdampak pada manusia itu sendiri. Selain itu, ulah tersebut membuat alam kehilangan keseimbangan. Tatkala alam merasa tidak seimbang, tentu alam akan mencari keseimbangannya. Entah dengan banjir, gempa bumi, tsunami, dan sebagainya.
Pasti akan muncul pertanyaan di benak kita, apakah musibah yang menghampiri itu merupakan azab, teguran atau ujian kepada umat manusia?
Nah, ini yang perlu kita telisik bersama. Jika secara komunal, banyak yang tidak taat ataupun tidak menerapkan hukum Allah Swt. dalam kehidupan, maka itu merupakan azab. Dalam artian, azab adalah hukuman yang diberikan Allah atas kelalaian manusia dalam menjalankan kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepadanya.
Beda halnya, jika masyarakatnya taat, patuh dan menerapkan hukum syariat Allah di muka bumi, maka musibah yang datang merupakan sebuah ujian. Dalam artian, menguji keistikamahan, ketaatan, dan ketakwaan kita kepada Allah Swt. Bagi orang beriman, musibah itu adalah sinyal, Guys yang mengingatkan kita untuk kembali kepada-Nya.
Dari sini kita diajak untuk merenungi betapa pentingnya kita bermuhasabah atas apa-apa yang telah terjadi di sekitar kita. Kalaupun musibah yang datang adalah teguran Allah kepada kita, maka kita tanyakan pada diri masing-masing. Sudahkah aturan-aturan Allah itu dilaksanakan dengan baik dan sempurna? Baik secara personal maupun komunal?
Banyaknya bencana yang melanda di negara kita, tidak menutup kemungkinan karena tidak diterapkannya aturan Allah dalam kehidupan manusia. Kerusakan bumi seirama dengan kerusakan pada diri manusia. Banyaknya maksiat yang dilakukan manusia, seperti riba, judi, perzinaan, aborsi, kecurangan, dan masih banyak lainnya yang dilakukan secara bebas tanpa batas. Ya, tanpa memperhatikan baik-buruknya terhadap dirinya, keluarganya, serta masyarakat yang ada di sekitarnya. Sehingga, inilah yang mengundang murka Allah sebab perbuatan maksit yang dilakukan manusia.
Guys, musibah dan bencana yang terjadi tidak hanya menimpa pada orang yang bermaksiat saja. Namun, berimbas kepada orang-orang saleh yang juga ada di wilayah tersebut. Tsumma na'udzubillah.
Akan tampak berbeda jika aturan Allah diterapkan di dalam kehidupan. Sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat yang menerapkan aturan Allah di bawah naungan Daulah Khilafah, yakni sistem kehidupan yang berasal dari Allah sebagai Sang Khalik, memberikan keamanan, perlindungan dan kesejahteraan. Rahmat Allah yang tentunya tidak hanya dirasakan oleh orang muslim saja, namun juga dirasakan oleh seluruh alam. Sehingga, potensi bencana akan berkurang seiring ketaatan manusia kepada Allah.
Kepahitan dan kesedihan yang kita rasakan, jangan membuat kita berputus asa dari rahmat Allah dan berpaling dari syariat-Nya. Saatnya kita bangkit dan memperjuangkan Islam di tengah-tengah umat! Selagi masih diberikan kenikmatan hidup, yuk istikamah mengkaji Islam kaffah, Guys! Dakwahkan ajaran Islam kepada saudara-saudara muslim kita. Agar banyak yang memahami dan menyadari bahwa pentingnya kehadiran Daulah Khilafah dalam kehidupan kita. Bismillah, takbir! Allahu Akbar!
Wallahu A’lam Bishshowab[]