Wake Up from Your Lullaby!

"Peristiwa Semeru ini mengingatkan kita bahwa ini hanyalah sebagian kecil dari proses maha dahsyat yang nggak hanya menghancurkan Jawa Timur dan sekitarnya saja, melainkan seluruh tata surya dan alam semesta juga bakal ikut hancur kalau waktu itu telah tiba."

Oleh. Miladiah al-Qibthiyah
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Hi, Guys. Gimana kabar kalian? Udah lama banget nih aku nggak nyapa kalian lewat tulisan ini. Hehehe. Well, apakah kalian merasakan hal yang sama denganku saat ini? Yap, benar banget. Ini benar-benar renungan buat makhluk penghuni bumi yang bernama manusia. Sadar nggak sih, Guys, di penghujung tahun ini seperti banyak isyarat dari langit yang turun menyapa bumi. Di Indonesia tempat kaki kita berpijak, bencana itu benar-benar datang silih berganti. Indonesia diguyur hujan, banjir pun merendam beberapa wilayah. Banjir belum surut, Semeru mengeluarkan isi perut. Sedih banget nggak sih, Guys?
 
Now, Semeru memuncaki headline news di berbagai media cetak maupun elektronik. Berita-berita yang tersaji pun mulai mengoyak-oyak isi hati. Korban jiwa, baik yang luka-luka maupun yang meninggal dunia terus bertambah tiap harinya. Gimana tidak, Guys? Semeru sudah erupsi dua kali ternyata. Aku nggak bisa bayangkan kalo misalkan kita yang ada di sana saat itu di mana kejadiannya benar-benar dahsyat. Perut Semeru memuhtahkan awan panas dan guguran material yang sudah kita saksikan di berbagai video berdurasi singkat yang tengah beredar. So, what's the next?

Mitigasi Bencana Tak Andal?

Netizenesia sebenarnya sudah ramai mempertanyakan deteksi dini dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di berbagai kanal media sosial, namun simpang siur berita belum mampu menjawab kekecewaan masyarakat, Guys. Para pakar malah berbeda pandangan perihal erupsi Semeru ini. Ada yang mengatakan ini bukan kategori erupsi. Karena kalau erupsi pasti disusul dengan gempa bumi. Ada juga yang mengatakan ini hanya awan panas guguran. Parahnya lagi Guys, ada oknum yang mengatakan jangan salahkan pemerintah akibat peringatan dini erupsi Semeru nggak terdeteksi. Ckckckck….

Guys, kalian lulusan sarjana, kan? Coba deh tengok lagi, Indonesia melahirkan ribuan sarjana hampir tiap tahunnya, lho. Tak sedikit dari mereka adalah lulusan Geofisika, Geologi, Oseanografi, dll. Putra-putri bangsa pasti telah menyelami ilmu-ilmu ini dengan dalam dan aplikatif. Dari sini harusnya manajemen mitigasi sudah layak jadi solusi. Tentu dengan melibatkan mereka yang ahli dan mumpuni di bidang tersebut. Namun rupanya jauh panggang dari api, Guys. Beberapa pakar pun menilai mitigasi bencana terkesan lamban dan tidak solutif.

Gimana nggak lamban kalau negara ini sibuk dengan kebijakan kapitalisasi lahan, kawasan hutan, proyek-proyek pembangunan wisata, dll. Negara harusnya fokus terhadap bencana-bencana susulan yang mungkin saja akan kembali melanda di periode berikutnya. Apalagi Indonesia secara geografis memang akan mudah terkena bencana alam. Nah, seyogianya fokus pemerintah adalah bagaimana agar Indonesia siap secara mental menghadapi bencana alam dengan memperhitungkan kemungkinan tingkat kawasan terparah, korban, darurat bantuan logistik, serta layanan lain yang maksimal dan memadai.

Untungnya dunia ini diisi oleh berbagai macam tipe manusia. Bersyukur ada tipe manusia yang sigap dan ringan tangan membantu ketika negeri ini dilanda bencana yang bertubi-tubi. Lalu negara ada di mana? Negara ada kok. Suka ngasih bantuan juga. Tapi bantuan darinya seringnya datang belakangan, Guys. Bahkan dari bencana yang sudah-sudah, masih banyak saudara-saudara kita yang menyambung hidup di pengungsian bertahun-tahun. Padahal, kebutuhan sandang, pangan, papan adalah kebutuhan vital mereka lho, Guys. Tapi faktanya nggak demikian.

Padahal, negara bisa saja mengerahkan segala daya dan upaya untuk mencegah bencana berulang bersama dengan para ahli geologi dan geofisika. Dengan begitu, masyarakat akan minim risiko terkena bencana. Aku akhirnya jadi menerawang nih, Guys kalau-kalau pemerintah bersama SDM yang ada bekerja sama menerapkan aturan dan kebijakan yang tidak merusak lingkungan, lebih siap siaga satu di tempat-tempat yang rawan bencana dengan memberikan kebijakan yang lebih khusus, melayakkan pembangunan infrastruktur berbasis kelestarian dan ketahanan lingkungan, atau mencegah datangnya murka Allah, dengan menutup pintu-pintu kemaksiatan yang mampu mengundang azab Allah Swt. Ngeri banget, ya.

Peringatan dari Allah

Kalau kita pandang dari sisi positifnya, kita harusnya bersyukur ya, Guys karena hampir tiap tahun Allah membuka jalan muhasabah untuk hamba-Nya. Why? Dari sekian miliaran umat manusia yang ada di bumi ini, Allah tau masih ada hamba-Nya yang tetap teguh pada syariat hingga benar-benar terterapkan di bumi ini. So, Allah menjaga mereka agar tidak berpaling dengan dunia yang begitu mudah meggoyahkan iman mereka. Dengan cara apa Allah menjaganya? Ya dengan peringatan bencana alam ini, Guys. Agar mereka selalu mengingat Allah di mana dan kapan saja. Bisa dipahami kan maksudku?

Selain peringatan dari Allah, gempa bumi ini sebenarnya bisa terjadi karena manusia yang mengundang murka Allah. Dengan sekejap Allah bisa menghempaskan bumi akibat ulah tangan manusia melalui gejala alam, Guys. Ulah tangan manusia itu macam-macam juga lho. Bisa dengan sengaja membuat hutan gundul, menebang pohon secara liar, alih fungsi lahan, atau yang paling parah adalah meninggikan ayat-ayat konstitusi di atas ayat suci (Al-Qur'an).

Kalau kalian nggak percaya bencana alam terjadi karena ulah manusia, simak aja deh kalam Allah di bawah ini:

Allah Swt. berfirman, "Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (Q.S. Asy-Syura [42]: 30)

Guys, bumi ini sebenarnya sudah sangat lelah. Mungkin saja bumi sudah minta sama Allah berkali-kali untuk hancur sehancur-hancurnya. Gimana nggak lelah kalau perbuatan dosa dan maksiat yang menghuninya dipertontonkan secara terang-terangan.

Hei, manusia! Sadar nggak sih kalau kita itu nggak berdaya dan nggak ada pelindung selain Allah? Peristiwa Semeru ini mengingatkan kita bahwa ini hanyalah sebagian kecil dari proses maha dahsyat yang nggak hanya menghancurkan Jawa Timur dan sekitarnya saja, melainkan seluruh tata surya dan alam semesta juga bakal ikut hancur kalau waktu itu telah tiba. Kalian nggak nyadar kalau erupsi Semeru ini adalah balasan Allah atas pelanggaran yang dilakukan manusia terhadap aturan yang telah ditetapkan-Nya? Wake up from your lullaby!

Aku kasih tau ke kalian ya, bencana alam yang terjadi akibat kesalahan dari manusia yang tidak disengaja, maka itu merupakan ujian bagi manusia. Tapi, kalau bencana itu terjadi akibat ulah manusia yang disengaja, seperti mengumbar maksiat, zalim, tidak beriman secara sengaja, mencampakkan syariat Allah di bumi ini, maka bencana itu menjadi siksa bagi manusia.

Allah timpakan bencana agar manusia sadar bahwasanya ini adalah peringatan dari Allah Swt. agar manusia kembali mengingat-Nya, mengagungkan syariat-Nya, meninggikan kalimat-Nya dan tidak melakukan pelanggaran atas aturan-Nya.

Guys, ingatkah firman Allah Swt. Di bawah ini,

“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS Al-A’raf: 96)

Bencana alam yang melanda negeri ini adalah alarm keras dari Allah Swt. agar setiap hamba-Nya di bumi bertasbih dan sujud hanya pada-Nya semata. Peringatan ini adalah seruan dari langit agar manusia di bumi melakukan penghambaan total hanya pada Allah semata. Buanglah sifat sombong dan pongah, sebab kesombongan hanya mutlak milik Sang Penguasa Kerajaan Langit dan Bumi.

Kita begitu merindukan kesejahteraan dan ketenteraman hidup dalam menjalani aktivitas kehidupan kita. Saatnya kita membangun kepercayaan pada umat untuk bersama-sama mewujudkan apa yang kita rindukan selama ini. Jika ia telah datang, terwujud dan tegak di atas muka bumi, maka manusia akan terhindar dari segala macam bencana yang memorakporandakan dunia. Wallaahu a'lam bi ash-shawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Tim Redaksi NarasiPost.Com
Miladiah al-Qibthiyah Tim Redaksi NarasiPost.Com
Previous
Di Balik Skenario Allah
Next
Saat Putusan MK Setengah Hati, Peradilan Islam Memberi Keadilan Hakiki
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram