“Apabila manusia itu meninggal, maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang salih yang berdoa baginya”. (HR. Muslim)
Oleh: Ismawati
(Penulis dan Aktivis Dakwah Remaja)
NarasiPost.Com-Hi Dear, bagaimana kabarmu hari ini? Masih semangat dong, menjalani hari meski terjarak karena PPKM. Biasanya pagi hari kita harus siap-siap berangkat ke sekolah. Namun, kini siap-siap melihat layar hape untuk menunggu tugas dari Bu Guru. Lama-lama, pasti merasa bosan kan, dengan keadaan? Hidup kok begini-begini terus, kangen sekolah, kangen keabsurd-an teman-taman saat jam pelajaran kosong. Eh! Maksudnya, kangen belajar dan para guru. Begitu tidak, Dear?
Akan tetapi, pernahkah kalian berpikir, kenapa pandemi ini tak kunjung usai? Apakah ada konspirasi lain dari dunia antah berantah? Atau ada orang yang sengaja pelihara si corona biar tidak hilang-hilang?
Waduh! Tentu tidak, ya, Dear. Memang pandemi lama belum hilang dari peredaran. Justru angka penyebarannya semakin meningkat. Variannya pun sudah bermacam-macam. Tahu-tahu, ada saja tetangga atau bahkan kita sendiri yang mengalami gejala seperti terpapar corona.
Alhasil, waktu pembelajaran tatap muka kita ditunda sampai kondisi benar-benar aman dan stabil dari virus. Pasti kamu tidak mau kan, terpapar virus corona? Yang kita tahu bahwa virus ini mudah sekali menyebar, bahkan orang yang terpapar tidak langsung bergejala.
So, waktu kita untuk memegang HP di rumah, makin sering lagi. Iya, kan? Memang mager banget, tidak ada aktivitas selain bikin tugas. Selesai mengerjakan tugas, lanjut scrolling yang update di media sosial, baik IG, Facebook, Twitter, bahkan Tik Tok tak pernah absen dari pantauan jari.
Lalu, apa saja yang didapat selama seharian scrolling? Musik efek dance Tik Tok terbaru atau tren berita artis yang sedang viral? Wah, banyak sekali,ya, berita yang terjadi dan cepat sekali muncul di media sosial? Mulai dari corona yang tidak kelar-kelar, kriminalitas, kelaparan, ketimpangan sosial, bahkan yang terbaru, penistaan agama. Media sosial ini cepat sekali menangkap berita-berita yang gampang kita akses setiap harinya.
Remaja Anti Cuek
Akan tetapi, sadar atau tidak, Dear, kalau setiap masalah yang ada, tidak boleh dibiarkan, harus segera diselesaikan? Islam mengajarkan kita untuk tidak cuek bebek sama kondisi umat hari ini.
"Ya Allah, masalah hidup aku aja ga kelar-kelar, masak harus mikirin umat".
Sstt …! Jangan gitu dulu, dong! Seorang remaja adalah ujung tombak peradaban. Di tangan remajalah negara ini mau diapakan. Kalau pemudanya acuh tak acuh, yang terjadi adalah kemerosotan yang tiada akhir.
Rasulullah saw. mengingatkan kita untuk senantiasa ‘peka’ terhadap masalah umat. Beliau saw. bersabda:
“Barangsiapa yang bangun di pagi hari, tapi tidak memikirkan kaum muslim, maka dia bukan termasuk golongan-ku” (HR. Muslim).
Maka, kita tidak boleh bersikap abai terhadap kondisi hari ini. Kita harus sadar perubahan dengan senantiasa berdakwah menyeru kepada Islam. Ya, dakwah menyampaikan ajaran Islam untuk diamalkan dalam kehidupan.
“Duh, Kak. Jangan ngada-ngada, deh. Ilmu belum seberapa, mau menyampaikan dakwah. Belum dapat gelar ustazah, nih.”
Tenang, Dear. Sesungguhnya dakwah itu bukan cuma tugasnya para ustaz atau ustazah, tetapi itu adalah tugas kita sebagai seorang muslim. Rasulullah saw. bersabda:
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat.” (HR. Bukhari).
Jangan sampai diri kita terpapar virus yang tak kalah mengerikan dari corona, yakni virus sekularisme. Sekularisme adalah paham memisahkan agama dari kehidupan. Seolah-olah, bicara Islam hanya di masjid saja, sementara dalam kehidupan, tidak boleh. Padahal, hidup kita harus terikat dengan hukum syariat. Kalau tidak, kita akan terombang-ambing tanpa arah, tak jelas, dan tak tahu arah jalan pulang. Duh .. kayak lagu, deh!
Menjadi Remaja Sadar Perubahan
Sejatinya, semua permasalahan pada saat ini kerap terjadi karena aturan Islam tidak diterapkan sebagai landasan hukum yang mengatur negara. Seperti wabah menular misalnya, lockdown adalah solusi yang diperintahkan oleh Rasulullah saw. untuk memisahkan antara yang sakit dan yang sehat agar tak menyebar. Namun, pemerintah tak mau ambil pusing untuk lockdown karena harus memenuhi kewajiban negara dalam menjamin kebutuhan rakyatnya.
Padahal, di dalam Islam sudah ada paket lengkap. Aturannya mencakup seluruh aspek, mulai dari urusan masuk WC sampai masuk surga, bangun tidur hingga bangun negara. So, kaum remaja harus ambil bagian dalam perubahan ini, yakni dengan menjadi remaja yang senantiasa beriman dan bertakwa. Tingkatkan kualitas ibadah dengan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, kemudian kenali Islam lebih dalam dengan mengikuti kajian intensif belajar Islam yang tersedia, meskipun dalam kondisi online.
Setelah paham Islam, selanjutnya menjadi agen perubahan itu sendiri, yaitu menyampaikan dakwah Islam ke teman-teman, saudara, bahkan tetangga. Mulailah menyampaikan Islam sebagai agama yang benar dan mencegah kemungkaran. Ini juga bisa menjadi amal jariyah buat bekal kita. Jika ada yang melaksanakan apa yang kita sampaikan, maka pahalanya mengalir ke kita meski kita telah tiada di dunia ini.
Nabi Saw. bersabda :
“Apabila manusia itu meninggal, maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang salih yang berdoa baginya”. (HR. Muslim). Oleh karena itu, saatnya menjadi remaja yang sadar akan perubahan. Itu remaja yang keren dalam kacamata Islam dan hidupnya akan senantiasa diberikan keberkahan oleh Allah Swt. Insyaallah.
Wallahu a’lam bishawab.[]