Resep Jitu dari Islam Kaffah

”Masalah kesehatan mental adalah masalah sistemis. Hanya dengan kerangka sistem yang benar, persoalan tersebut bisa dituntaskan. Merumuskan solusi dalam sistem yang keliru, hanya akan menambah pelik permasalahan yang berujung pada kesengsaraan.”

Oleh. Deena Noor
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Gang kotor di sudut Los Angeles menjadi mimpi buruk Amerika Serikat. Gang kecil itu dipenuhi tunawisma pecandu obat-obatan. Mereka kejang-kejang saat sakau. Tubuh mereka seketika menggigil saat cuaca berubah panas.

Para tunawisma itu kecanduan fentanil. Banyak di antara mereka yang tewas gara-gara overdosis obat ini. Beberapa kamar mayat dikabarkan kehabisan ruang karena kasus kematian yang meningkat.

Tahun lalu, AS mencatat kasus yang tinggi terkait penyalahgunaan fentanil. Dalam catatan LA County Public Health Department, terdapat 1504 orang yang overdosis fentanil pada tahun 2021. Angka ini naik 14 kali dari tahun 2016 yang tercatat ada 109 orang overdosis akibat mengonsumsi fentanil. (duniatempo.co.id, 3/12/2022)

Kenapa banyak tunawisma di AS yang meninggal karena overdosis? Adakah kaitannya dengan kesehatan mental? Apa yang menyebabkan masyarakat terkena gangguan mental? Lalu, bagaimana Islam memberikan solusi terkait permasalahan ini?

Fentanil, Obat Pereda yang Berbahaya

Fentanil sebenarnya adalah obat yang dikembangkan untuk mengobati rasa sakit yang hebat akibat kanker atau setelah operasi. Fentanil juga bisa dipakai sebagai obat bius atau obat tambahan untuk meningkatkan efek obat bius saat operasi.

Fentanil adalah obat yang sangat kuat. Ia tidak boleh dipakai sembarangan dan harus sesuai resep dokter. Dosis kecil penggunaan fentanil nyatanya bisa berakibat fatal. Fentanil lebih kuat 50 kali dari heroin dan 100 kali lebih kuat dari morfin.

Badan Penegakan Narkotika Amerika Serikat menyebutkan bahwa fentanil dengan cepat menjadi obat mematikan di sana. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyatakan bahwa pada tahun 2021, dua pertiga dari 107.000 kematian overdosis adalah disebabkan oleh opioid sintetik seperti fentanil. (detik.com, 2/12/2022)

Kasus overdosis dan kematian akibat obat-obatan di AS sebagian besar terkait dengan fentanil yang dibuat secara ilegal. Fentanil diproduksi secara ilegal karena efeknya seperti heroin dan morfin. Badan Narkotika AS (DEA) memperingatkan bahwa dua miligram dosis fentanil bisa mematikan. DEA juga mengeluarkan Public Safety Alert tentang perdagangan narkoba yang meluas dari pil palsu yang mengandung fentanil di komunitas Amerika. Pil ini sebagian besar dibuat oleh kartel narkoba Meksiko, yaitu Kartel Sinaloa dan Kartel Jalisco. (kompas.com, 4/12/2022)

Tunawisma, Narkoba, dan Kesehatan Mental

Penyalahgunaan narkoba dan tunawisma berkaitan dengan gangguan mental. Los Angeles Times menemukan bahwa 51% dari kelompok tunawisma mempunyai gangguan mental dan 46% memiliki gangguan penggunaan zat terlarang. (detik.com, 2/12/2022)

Krisis obat penenang menjadi salah satu penyebab meningkatnya tunawisma di AS selain kondisi ekonomi yang buruk. Kecanduan obat penenang bisa membuat hubungan dengan keluarga retak sehingga anggota keluarga tersebut memilih keluar dari rumah. Tak mampu menyewa rumah karena harga sewa yang tinggi, akhirnya ia terpaksa menggelandang.

Gangguan mental bisa membuat orang terjerumus pada narkoba jika tidak diatasi secara tepat. Penggunaan narkoba bisa menyebabkan seseorang hidup terpisah dari keluarganya dan tinggal di jalanan. Kondisi buruk ini saling berkaitan satu sama lainnya dalam sistem kehidupan yang tengah berjalan sekarang.

Upaya yang Sia-Sia

AS telah lama terbelit dengan masalah kesehatan mental, narkoba, dan tunawisma. Berbagai upaya sudah dilakukan. Salah satunya adalah yang dilakukan oleh Gubernur California, Gavin Newsom. Ia telah menandatangani rancangan undang-undang (RUU) yang diharapkan dapat memperbaiki situasi mengenai tunawisma. Aturan baru itu memungkinkan untuk memaksa penderita penyakit mental parah untuk menjalani pengobatan. Sayangnya, menurut aturan tersebut, hanya mereka yang didiagnosis dengan gangguan tertentu seperti skizofrenia yang bisa mendapat perawatan. Sementara yang mengalami kecanduan saja tidak cukup untuk bisa dirawat.

Dari sini, tampak bahwa solusi yang diambil tidaklah menyeluruh. Hanya memberikan bantuan tanpa menyelesaikan dari akarnya. Bantuan itu pun ternyata tidak untuk semua, tetapi dipilih mana yang sesuai dengan kriteria aturan. Ini tentu menimbulkan ketidakadilan dan diskriminasi. Di saat yang sama, permasalahan baru terus bermunculan.

Sumber Penyakit

Gangguan pada kesehatan mental merupakan penyakit yang lahir dari peradaban Barat dengan sekularismenya. Sistem yang menjauhkan agama dari kehidupan ini menciptakan manusia yang lemah dan rapuh. Mental yang lemah bisa dipengaruhi dari kondisi ekonomi, latar belakang pendidikan, keadaan keluarga, masyarakat yang individualis dan materialistis, masalah pekerjaan, dan sebagainya. Ini merupakan faktor eksternal penyebab gangguan mental.

Adapun faktor internal yang menyebabkan gangguan kesehatan mental adalah dari dalam diri sendiri. Hal ini terkait dengan kemampuan memahami kehidupan dan kesiapan menerima keadaan yang telah ditetapkan oleh Sang Pencipta. Ketika menghadapi ujian, manusia tidak mampu menanganinya dengan cara yang benar.

Karena ketidakmampuan menerima itulah kemudian manusia mengambil jalan pintas atau mencari pelarian dari masalahnya. Alih-alih masalah menjadi beres, yang ada malah kian runyam. Depresi, terjerat narkoba, bahkan bunuh diri banyak terjadi di masyarakat yang hidup di bawah aturan yang sekuler.

Inilah biang keladi munculnya masalah kesehatan mental di tengah masyarakat. Penerapan sistem kehidupan ala sekularisme yang nyata rusaknya. Sistem ini tidak bisa memberikan kebaikan dan hanya melahirkan kerusakan-kerusakan di kehidupan umat manusia.

Demokrasi Kapitalisme Suburkan Penyakit

Sistem politik demokrasi melegalkan aturan dibuat oleh manusia. Sistem ekonomi yang kapitalistik menjadikan materi sebagai standar. Manusia dengan akalnya yang terbatas dan dipenuhi kepentingan tertentu akan membuat aturan yang menguntungkan diri sendiri dan kelompoknya. Kebijakan dibuat demi meraih materi sebanyak mungkin tanpa memperhatikan yang lainnya.

Tak heran jika penguasa yang berada di bawah sistem ini akan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang menyengsarakan rakyat, tetapi menguntungkan golongannya dan elite kapitalis. Penguasa hanya bertindak sebagai regulator atau pembuat undang-undang dan bukan sebagai pelayan umat. Masyarakat akan dibiarkan sendiri menghadapi berbagai kesulitan hidup akibat kebijakan yang tidak berpihak pada mereka. Harga-harga kebutuhan hidup yang terus naik, PHK massal, pengangguran, sulitnya mencari pekerjaan, dan tidak adanya jaminan dari negara membuat rakyat makin menderita.

Ragam permasalahan ini menjadikan kesehatan mental masyarakat rentan. Masalah gangguan mental terus menghantui kehidupan masyarakat. Sistem buruk yang tengah berlangsung saat ini menjadi tempat ideal bagi tumbuh suburnya penyakit mental.

Sang kampiun demokrasi pun tak sanggup menangani masalah ini. Ia kelimpungan dan hanya bisa mengeluarkan langkah-langkah yang justru menambah sakitnya sendiri.

Kembali pada Aturan Hakiki

Masalah kesehatan mental adalah masalah sistemis. Hanya dengan kerangka sistem yang benar, persoalan tersebut bisa dituntaskan. Merumuskan solusi dalam sistem yang keliru, hanya akan menambah pelik permasalahan yang berujung pada kesengsaraan.

Gangguan kesehatan mental yang melanda Amerika juga dialami oleh negara-negara pengikutnya. Selama negara itu masih menerapkan sistem sekularisme kapitalisme, maka ia tidak akan terbebas darinya.

Langkah yang tepat adalah dengan meninggalkan sistem yang sakit tersebut dan kembali pada aturan dari Sang Pencipta. Islam adalah jalan keluar yang terbaik untuk meninggalkan kehidupan yang begitu sakit seperti sekarang ini. Aturan Islam inilah satu-satunya harapan umat manusia.

Islam bukan hanya agama, tetapi juga pandangan hidup yang memiliki seperangkat aturan yang lengkap. Di dalamnya terdapat solusi-solusi untuk masalah kehidupan. Islam tidak hanya mengatur kehidupan, tetapi juga memberi pemecahan untuk problematik manusia. Begitu pula dengan masalah kesehatan mental bisa diselesaikan sesuai aturan Islam kaffah.

Langkah Jitu Islam Kaffah

Menyelesaikan masalah kesehatan mental hanya bisa dilakukan oleh negara yang menerapkan aturan Islam secara kaffah. Negara akan mencegah segala hal yang bisa mengganggu mental masyarakat. Dari sisi ekonomi, negara memenuhi kebutuhan pokok rakyatnya sehingga dapat hidup dengan layak. Rakyat tidak kesulitan mencari pekerjaan atau mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya. Kebutuhan akan tempat tinggal pun tersedia bagi rakyat sehingga tidak ada yang hidup menggelandang tanpa rumah.

Dari sisi kesehatan, negara akan menyediakan berbagai fasilitas kesehatan yang dibutuhkan masyarakat. Pelayanan kesehatan ini terjangkau, berkualitas, dan merata. Tidak ada diskriminasi. Bagi mereka yang mengalami gangguan kesehatan mental, negara akan memberikan rehabilitasi medis dan nonmedis tanpa melihat latar belakangnya. Siapa saja yang mengalami permasalahan, baik ringan atau berat, akan mendapatkan pelayanan terbaik dari negara. Rakyat juga tidak akan pusing memikirkan biaya pengobatannya sehingga bisa fokus dengan pemulihan kesehatan.

Dengan tercukupinya kebutuhan hidup dan kesehatan yang baik, keluarga bisa menjalankan fungsinya sebagai madrasah pertama bagi anak-anak. Ayah dan ibu akan mendidik anak-anaknya sebaik mungkin sesuai syariat Islam. Menanamkan akidah Islam yang mantap sehingga terbentuk keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. dalam segala keadaan.

Dari sisi pendidikan, negara akan menerapkan pendidikan berbasis akidah Islam. Dalam pendidikan ini, manusia tidak hanya dididik secara akademis guna meraih capaian secara angka dan materi. Namun, juga dibina kepribadian dan pemikirannya sesuai akidah Islam.

Pendidikan Islam bertujuan mencetak generasi yang bertakwa dan menguasai iptek. Tidak hanya menjadi manusia yang pandai, tetapi juga berakhlak mulia dan mampu membawa perubahan untuk kebaikan. Dalam kitab Usus Al-Ta’liim Al-Manhaji disebutkan bahwa tujuan pendidikan Islam ada tiga. Pertama, membentuk kepribadian Islam bagi peserta didik. Kedua, membekali peserta didik dengan ilmu-ilmu keislaman (tsaqafah Islamiyah). Ketiga, memberikan bekal kepada peserta didik dengan ilmu-ilmu yang diperlukan dalam kehidupan seperti sains dan teknologi.

Tak heran bila dengan bekal seperti itu, generasi Islam menjadi generasi yang kokoh secara pemikiran dan ketakwaan. Generasi ini adalah generasi yang kuat dan mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan dengan tetap bersandar pada syariat Islam. Ia bisa menyelesaikan permasalahan kehidupan tanpa terombang-ambing karenanya. Bahkan, ia mampu menjadi penolong bagi sesamanya.

Dari sisi pergaulan masyarakat, negara akan menatanya sesuai syarak. Ada pemisahan antara pria dan wanita sehingga tidak ada khalwat dan ikhtilat. Pertemuan antara keduanya hanya diperbolehkan dalam hal yang telah ditetapkan oleh syariat seperti dalam aktivitas jual-beli, pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan mendesak lainnya. Negara akan melarang pergaulan bebas di tengah masyarakat yang bisa menciptakan bermacam kerusakan seperti zina, narkoba, penyimpangan seksual, bullying, gangguan mental, dan bunuh diri.

Dari sisi hukum, negara akan menerapkan hukum Islam dan membuat hukum yang bersandar pada Al-Qur’an dan As-Sunah. Hukum tersebut mampu mencegah terjadinya pelanggaran dan memberikan sanksi yang tegas bagi pelakunya hingga menimbulkan efek jera. Dengan hukum yang seperti itu, tidak ada lagi pelanggaran dan kemaksiatan yang dibiarkan bebas hingga bisa merugikan lebih banyak orang. Setiap orang juga akan patuh pada hukum yang berlaku.

Negara juga akan menjaga suasana ketakwaan di tengah masyarakat untuk terus hidup. Aktivitas amar makruf nahi mungkar berjalan di tengah masyarakat. Fungsi masyarakat sebagai kontrol sosial pun bisa berlangsung dengan baik. Satu sama lain saling menolong dan mengingatkan kepada kebaikan. Bila ada yang menyimpang, masyarakat akan menasihatinya untuk kembali pada jalan ketakwaan. Bukan hanya kepada sesama anggota masyarakat, tetapi juga kepada pemerintah bila memang melakukan penyimpangan.

Inilah resep jitu Islam kaffah untuk mengobati masyarakat yang sakit akibat penerapan aturan sekularisme kapitalisme. Hanya dengan mengikutinya saja, masyarakat akan pulih dari kesakitannya yang parah.

Khatimah

Masalah kesehatan mental adalah satu dari sekian banyak dampak penerapan sistem kehidupan yang menyimpang dari aturan Sang Pencipta. Selama aturan buatan manusia yang diterapkan, maka selama itu pula permasalahan akan terus mendera manusia tanpa pemecahan yang tuntas. Jalan satu-satunya untuk bisa mendapatkan kehidupan yang baik, sejahtera, sehat lahir dan batin adalah dengan menerapkan aturan Allah, Sang Khalik. Tiada aturan yang lebih baik dari aturan-Nya bagi manusia sebagaimana yang disebutkan dalam surah Al-Maidah ayat 50: “Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki, dan hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin?”
Wallahu a’lam bishshawwab[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Deena Noor Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Previous
HGU bagi Investor 180 Tahun, Sepenting Itukah Ibu Kota Baru?
Next
Meramal Seseorang
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram