Jeritan kelaparan, tangis bayi dan anak-anak yang kehilangan orang tua, dan kesakitan akibat serangan Zionis yang membabi buta nyatanya tidak mampu menggerakkan hati kaum muslimin di seluruh dunia.
Oleh. Agus Susanti
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Medical Emergency Committee (Mer-C) Indonesia mengungkapkan kondisi warga di Jalur Gaza Selatan di tengah pengepungan dan blokade yang dilakukan Israel. Bantuan kemanusiaan seperti pasokan makanan tidak diizinkan masuk mengakibatkan krisis kelaparan yang semakin merebak. Sementara pengepungan semakin intensif dilakukan oleh penjajah. (cnnindonesia.com, 02-11-2024)
Strategi Keji Pemusnahan Rakyat Palestina
Kekejian Zionis Israel dalam ambisinya menguasai negeri Palestina sungguh tidak bisa dimaafkan. Serangan brutal yang terus ditujukan pada rakyat Palestina di Jalur Gaza mengakibatkan banyak kerugian. Tindakan yang dilakukan Israel adalah sebuah penjajahan yang nyata, sebab yang mereka jadikan sasaran bukan hanya para militer Palestina, melainkan warga sipil bahkan anak-anak dan wanita.
Serangan demi serangan mereka jatuhkan, bahkan berbagai upaya seperti menutup jalan-jalan yang dijadikan sarana masuknya bantuan pangan pun turut dilakukan sebagai bagian untuk memusnahkan rakyat Palestina. Di tengah krisis kelaparan yang kian merebak, Israel justru sengaja menutup celah berbagai bantuan yang masuk. Strategi ini tentu sudah direncanakan oleh militer Israel, sebab mereka mengetahui pasokan makanan di Palestina sudah kian menipis dan krisis kelaparan ini akan menguntungkan tentara Israel.
Lemahnya Peran Organisasi Kemanusiaan untuk Palestina
Sudah berpuluh tahun serangan yang dilakukan Israel terhadap Palestina. Berbagai organisasi kemanusiaan dunia banyak yang melibatkan diri untuk menjadi penengah dan menjadi sarana pemberi bantuan termasuk urusan pangan. UNRWA salah satu organisasi kemanusiaan internasional nyatanya kini tak bisa berkutik setelah Israel dengan tegas mengumumkan pemutusan kerja sama dengan PBB pada bulan Oktober lalu.
Israel secara resmi telah memberitahu Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang keputusannya untuk memutuskan hubungan dengan badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA).
Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (4-11-2024), Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan pihaknya membatalkan perjanjian kerja sama tahun 1967 yang menyediakan dasar hukum hubungan negara tersebut dengan UNRWA. (Katakini.com, 05-11-2024)
Meskipun Israel mengatakan masih banyak organisasi lain yang bisa menggantikan peran UNRWA terhadap rakyat Palestina, tetapi organisasi lainnya justru mengatakan bahwa mereka tidak bisa menggantikan posisi UNRWA sebagai tulang punggung di Jalur Gaza tersebut.
Ini menunjukkan bahwa sebesar apa pun organisasi kemanusiaan yang didirikan untuk Palestina tidak akan mampu menyelesaikan krisis kelaparan akut yang terjadi di Jalur Gaza. Hal ini dikarenakan permasalahan utama adalah berbagai upaya Israel yang melakukan blokade dan pengepungan yang mengakibatkan tidak bisa masuknya berbagai bantuan pangan dan hanya berhenti di pos-pos perbatasan.
Baca: Kelaparan Mengancam Gaza, Dunia Butuh Khilafah
Bungkamnya Penguasa Muslim Dunia
Meski Palestina sudah mengalami berbagai serangan selama berpuluh tahun, nyatanya hal ini tidak bisa membangkitkan hati nurani para penguasa muslim di seluruh negeri. Bahkan, negeri Arab yang bertetangga langsung dengan Palestina seolah menutup mata dan telinga terhadap jeritan minta tolong rakyat Palestina.
Sejak runtuhnya institusi Islam kaffah dan terpecahnya negara-negara, muslim bak ayam kehilangan induk. Mereka lemah tak berdaya, apalagi untuk memberikan pertolongan pada saudaranya, ditambah jeratan perjanjian dengan PBB yang membatasi gerak antarnegara. HAM yang selalu dijunjung tinggi oleh negara kapitalisme nyatanya tidak berlaku terhadap kebengisan Israel pada rakyat Palestina.
Bukankah muslim itu bersaudara? Lantas mengapa para penguasa muslim hanya bisa berdiam diri tidak tergerak mengerahkan pasukan militernya untuk menolong rakyat Palestina? Bungkamnya para penguasa mempertegas keegoisan serta sikap pengecut yang hanya bisa berkoar dan mengecam Israel tanpa tindakan nyata.
Kejayaan Muslim dengan Mendirikan Kepemimpinan Islam
Permasalahan kelaparan dan konflik di Palestina berawal dari terpecah-pecahnya umat Islam menjadi negeri-negeri kecil yang lemah. Hal ini yang dimanfaatkan kafir penjajah untuk semakin menguasai dunia dengan melakukan penjajahan demi penjajahan. Bahkan kaum muslim saat ini tertipu dengan ide dan paham yang diberikan Barat untuk terus bisa menancapkan taringnya di suatu negeri.
Negara disekat-sekat dengan paham nasionalisme, kecintaan terhadap negara mengakibatkan timbulnya rasa egois dan tidak peka terhadap saudara yang ada di negeri lainnya. Padahal Rasulullah saw. pernah bersabda "Seorang muslim itu saudara bagi muslim lainnya". (HR. Bukhari dan Muslim)
Jeritan kelaparan, tangis bayi dan anak-anak yang kehilangan orang tua, dan kesakitan akibat serangan Zionis yang membabi buta nyatanya tidak mampu menggerakkan hati kaum muslimin di seluruh dunia. Hanya sedikit yang bisa mereka berikan, yakni kecaman dan bantuan sosial yang bahkan tak pasti apakah bisa sampai pada rakyat Palestina yang membutuhkan.
Yang dibutuhkan oleh Palestina saat ini adalah suatu kekuatan besar yang mampu mengerahkan pasukan militernya menghadapi Israel dan mengembalikan tanah air rakyat Palestina yang mulia. Semua hanya mampu diwujudkan dengan mendirikan kembali sebuah institusi yang sahih yakni kepemimpinan Islam kaffah yang dipimpin oleh seorang khalifah dan akan menjadi pemimpin dari seluruh negeri-negeri muslim di dunia.
Hanya dengan institusi Islam rakyat akan sejahtera dan aman dari serangan musuh. Kekuatan Islam akan sangat disegani dunia apabila telah bersatu, sebagaimana dahulu Islam selama hampir 14 abad pernah berjaya hingga menguasai 3/4 dunia. Sudah saatnya seluruh umat Islam sadar akan kebutuhan terhadap kesatuan Islam tersebut karena hanya itu solusi yang akan benar-benar mampu membebaskan kelaparan dan penderitaan rakyat di Jalur Gaza saat ini.
Wallahualam bissawab. []
Bagaimana mempertanggungjawabkan ini kelak di hadapan-Nya?
Wahai, penguasa, di mana kalian??? Sampai kapan akan bungkam?? Tak takutkah dengan penghisaban-Nya?
Semoga umat Islam segera bersatu agar segera bisa membebaskan Palestina
Pemusnahan masal warga Gaza akan terus terjadi selama pemimpin-pemimpin negeri muslim abai akan penderitaan mereka. Kejahatan Israel harus dihentikan dengan bersatunya kaum muslimin dalam seruan jihad dan tegakknya Khilafah.
Strategi genosida terhadap rakyat Palestina yang SDH direncakan secara matang oleh zionis Israel
Genosida dilakukan Israel terhadap Palestina. Padahal jika penguasa menggerakkan kaum muslimin untuk melawan dalam hitungan hari pasti Israel angkat kaki dari Palestina
Semoga segera tegak kepemimpinan Islam yang akan menyerukan jihad
Sungguh kaum Mlmuslim di Gaza saat ini berjuang sendiri di hadapan mata dunia. Sekat nasionalisme memberangus keinginan muslim lainnya untuk membantu
Jika melawan tentara, maka itu perang. Akan tetapi yang dibunuh di sana juga wanita dan anak-anak. Jika yang di bom senjata tank, itu perang. Di sana, RS hingga sekolah jadi sasaran. Fix ini genosida. Kenyataan mengerikan ini tidak cukup menyentuh hati penguasa muslim. Astaghfirullah