Maraknya kasus penipuan di dunia nyata maupun dunia maya merupakan buah dari penerapan sistem ekonomi kapitalisme yang sekuler.
Oleh. Arifah Azkia N.H., S.E.
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Pada Kamis, 10 Oktober 2024 terjadi bencana badai Milton yang memorak-porandakan Florida di Amerika Serikat. Guncangannya telah membawa tornado, banjir, dan gelombang. Jumlah korban sedikitnya 16 orang tewas akibat badai Milton. Jumlah korban kemungkinan akan terus bertambah dalam beberapa hari mendatang.
Badai ini terjadi kurang dari dua pekan setelah badai Helene menghantam Gulf Coast yang mengakibatkan sedikitnya 225 korban jiwa di Florida, South Carolina, Tennessee, Virginia, dan Georgia. Negara bagian yang paling parah dilanda badai, yaitu kawasan North Carolina. Badai Milton kemudian menyusulnya, menghantam, dan meluluhlantakkan rumah serta mata pencaharian warga.
Bencana Baru
Pascabadai besar menghantam warga Florida, Amerika Serikat, kini "bencana" baru menghantui warga. Masyarakat negara bagian itu kini diterpa berbagai ragam modus penipuan berkedok menawarkan bantuan darurat bencana.
Jimmy Patronis (Chief Financial Officer Florida) mewanti-wanti bahwa warga Florida saat ini rentan diterjang penipuan, baik dari asuransi, dana bantuan bencana, maupun kontraktor perbaikan bangunan. Para penipu mendatangi warga Florida dengan berbagai macam metode demi meraup keuntungan sebesar-besarnya. (cnnindonesia.com, 13-10-2024)
Para penipu juga tak jarang menyasar individu yang ingin memberikan sumbangan. Badan-badan amal palsu banyak bermunculan di saat seperti ini guna menyedot uang para penderma. Selain itu, para penipu juga merajalela di platform crowdfunding untuk mengisi pundi-pundi uang mereka. Mereka juga menyamar sebagai kontraktor yang mengintai rumah-rumah rusak untuk menawarkan perbaikan, tetapi tak benar-benar melakukannya setelah mendapatkan deposit.
Adapun orang-orang yang paling rentan menjadi korban penipuan adalah golongan lansia berusia 60 tahun ke atas. Florida sendiri merupakan negara yang dominan dihuni 6,3 juta lansia, penduduk dengan populasi lansia terbesar kedua di Amerika Serikat.
Para penipu sering kali mencoba menipu korban lansia yang rumahnya rusak dengan meyakinkan mereka untuk menandatangani klaim asuransi. "Predator penipu ini kemudian menagih uang tersebut kepada perusahaan asuransi dan menyedot uang langsung dari para korban," kata Patronis.
Penyebab Marak Penipuan
Maraknya kasus penipuan di dunia nyata maupun dunia maya merupakan buah dari penerapan sistem ekonomi kapitalisme yang sekuler. Sistem ini tidak mengindahkan masalah halal dan haram. Sistem ini pula yang telah mencetak individu-individu yang materialistis.
Mereka hanya memikirkan aspek materi (keuntungan), bagaimana mendapatkan uang sebanyak-banyaknya, dan memperoleh keuntungan sebesar-besarnya tanpa memikirkan konsekuensi dari perbuatan mereka. Menghalalkan segala cara demi meraup rupiah.
Masalah kemiskinan yang angkanya makin meningkat, sering kali menjadi pemicu tindak kriminal di tengah masyarakat, termasuk penipuan ini. Tidak dimungkiri bahwasannya ancaman PHK makin bergejolak, lapangan pekerjaan sulit, bahan pokok dan kebutuhan makin mahal, belum lagi banyaknya pajak yang sangat membebani rakyat.
Baca: penipuan-gaya-baru-ala-kapitalisme/
Akibat dari ketidakpastian ekonomi kapitalisme ini menjadikan masyarakat tidak sejahtera dan memilih melakukan penipuan untuk bertahan hidup. Sistem kapitalisme juga menjadi penyebab suburnya praktik penipuan di tengah masyarakat. Hal ini karena ketidaktaatan dan tidak terikatnya manusia terhadap syariat Allah.
Lebih dari itu, mabda kapitalisme sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan menyebabkan aturan-aturan Allah diabaikan. Akibatnya, kehidupan manusia dalam memenuhi hajatul udhowiyah senantiasa berasas pada manfaat semata. Berbuat dusta, menipu, manipulasi, dan berbagai tindak kriminal lainnya menjadi hal yang lumrah dilakukan.
Di sisi lain, negara tidak memberikan hukuman yang tegas dan membuat jera bagi pelaku penipuan. Nyatanya hukum bisa dibeli, jeruji bui hanya beberapa saat. Bahkan, tak sedikit napi yang usai masuk bui malah makin ahli dalam kejahatan.
Pandangan Islam
Sungguh Allah Swt. telah menegaskan di dalam Al-Qur'an yang berbunyi: “Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah dan mereka itulah pembohong.” (An-Nahl: 105)
Selain itu, diriwayatkan dari 'Abdullah bin Mas'ud r.a., bahwasannya Rasul saw. menegaskan agar umatnya tidak berbuat kebohongan dan melakukan penipuan. Rasulullah saw. bersabda, "Hendaklah kalian selalu berperilaku jujur karena kejujuran akan membawa kepada kebaikan, dan kebaikan akan mengantarkan seseorang ke surga. Dan apabila seorang selalu bertutur kata yang benar dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang-orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke neraka jahanam. Jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih terhadap kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong)."
Khilafah Mencegah Praktik Penipuan
Di dalam Islam, perbuatan menipu adalah kemungkaran dan merupakan dosa besar. Penipuan merupakan tindakan kriminal yang diharamkan dan akan mendapatkan hukuman berat di dunia maupun balasan di akhirat. Adapun sanksi di dalam sistem Islam bagi tindakan penipuan, yaitu berupa takzir yang meliputi hukuman mati, penjara, jilid, denda, dan lainnya berdasarkan kebijakan khalifah. Sanksi ini tentu akan memberikan dampak efek jera sebagai pencegah (zawajir) dan penebus (jawabir).
Khilafah juga senantiasa memupuk ketakwaan individu masyarakat sehingga menjadikan tujuan hidup mereka hanya pada rida Allah, bukan pada materi. Hal ini karena materi bukan segala-galanya. Manusia harus selalu terikat pada hukum syarak dalam setiap aktivitasnya sehingga selalu wara' (berhati-hati) dalam berbuat karena standar halal haram telah ditentukan Allah dan rasul.
Selain itu, adanya penjagaan masyarakat dalam bentuk amar makruf nahi mungkar juga sangat diperlukan supaya kemaksiatan tidak makin merajalela. Negara Islam juga berkewajiban untuk menjamin pemenuhan kebutuhan pokok seluruh rakyatnya. Dengan pendapatan negara berupa kharaj, fai, jizyah, ganimah, sedekah, zakat, usyur, khumus, infak, wakaf, dan lainnya. Dengan demikian, negara tidak akan kekurangan untuk me-ri'ayah rakyatnya dengan aturan perekonomian Islam.
Demikianlah, hanya syariat Islam yang bisa mengatur dan mengayomi manusia dalam kehidupan. Hanya dengan tegaknya Khilafah, manusia dimuliakan dan diperhatikan dengan sebaik-baiknya. Kehidupan terjamin dan teratur karena diatur dengan syariat datang dari Allah, bukan buatan manusia.
Wallahualam bissawab.[]
Jahatnya! Oang lagi menderita malah ditipu..
Di sistem kapitalis, apa saja dijadikan duit. Penderitaan orang saja jadi lahan duit. Syukron atas tulisannya, menambah wawasan tentang hal yang terjadi di AS.
Sama2 mb novianti, jazakillah sdh mampir
Barakallah, penipuan yang terstruktur karena sistem yang rusak.
Jazakillah mb Isty sdh mampir