Ketika Riba Menghancurkan Negeri Tango

Ketika Riba Menghancurkan Negeri Tango

Krisis ekonomi menghantam Argentina untuk ke sekian kalinya. Kebijakan ekonomi yang tidak tepat, beban utang yang sangat besar, dan sistem keuangan yang berbasis riba menjadi faktor utama penyebabnya.

Oleh. Haifa Eimaan
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Krisis ekonomi makin membelit Argentina. Kali ini di bawah kepemimpinan Presiden Javier Milei yang dilantik pada Desember 2023 lalu. Lonjakan kemiskinan meningkat tajam hingga mencapai 52% di semester 1 tahun 2024. Akibat krisis ini, bertebaran foto-foto warga Argentina yang mengais makanan di bak sampah untuk bertahan hidup. (cnnindonesia.com, 27-9-2024)

Lonjakan kemiskinan ini merupakan efek dari kebijakan yang diambil oleh Javier Milei. Ia memangkas anggaran belanja pemerintah demi membayar utang dan pemulihan ekonomi. Argentina menderita inflasi tahunan sebesar 143% dan mata uangnya anjlok. Defisit perdagangannya sebesar 43  miliar dolar. Utangnya pada IMF sangat besar mencapai 45 miliar dolar. Sementara itu, utang kepada kreditor multilateral dan swasta sebesar 10,6 miliar dolar. (pbs.org, 10-12-2023)

Ketika kebijakan yang diambil Milei berdampak langsung pada kehidupan masyarakat kecil, hal itu dianggap sebagai konsekuensi logis sebelum perekonomian Argentina berhasil dipulihkan. Meskipun pahit, langkah ini tetap harus diambil sebab tidak ada jalan lain. Argentina terlanjur terjebak dalam krisis yang tak berkesudahan.

Sementara itu, kebijakan pemotongan anggaran belanja yang dilakukan oleh Milei disambut baik oleh investor dan pasar. Langkah itu dianggap sebagai upaya serius untuk mengatasi defisit anggaran yang telah lama menjadi masalah di Argentina. Walaupun disambut positif oleh pasar, kebijakan Milei membawa Argentina ke jurang resesi dan menyeret rakyat kecil kian susah mempertahankan hidupnya.

Selisik Sebab Krisis Ekonomi Argentina

Argentina dikaruniai tanah subur sangat luas. Oleh sebab itu, sejak negara ini ada, perekonomiannya bertumpu pada sektor peternakan dan pertanian. Warga negaranya makmur dan sejahtera. Argentina menjelma menjadi negara kaya.

Ketika perdagangan internasional dimulai, Argentina turut ambil bagian dengan mengekspor produk pertanian dan peternakannya. Pertumbuhan ekonominya kian melejit. Kekayaan Argentina jauh di atas Prancis, Italia, dan Jerman. Kala itu, pertumbuhan ekonomi Argentina termasuk yang tertinggi di dunia, sebesar 6% per tahun. Negara ini digadang-gadang bakal menjadi USA di bagian selatan.

Akan tetapi, hidup tidak selalu di atas. Ketika pecah Perang Dunia I, perdagangan dunia merosot tajam. Argentina terimbas dan mulai mengalami resesi. Nilai ekspornya yang melemah berpengaruh pada menurunnya jumlah pendapatan. Akhirnya, utang menjadi alternatif pembiayaan belanja negara. Kondisi ini diperburuk dengan berkuasanya junta militer pada tahun 1930. Ketidakstabilan politik dan ekonomi pun terjadi. Raksasa ekonomi di Amerika Latin ini mengalami depresi hebat. Masa-masa ini menandai berakhirnya era keemasan perekonomian Argentina. Sungguh disayangkan.

Setelah itu, Argentina memulai babak baru dengan merevisi kebijakan perekonomiannya. Negara ini tidak lagi bertumpu pada ekspor produk pertanian dan peternakan, tetapi juga di sektor nonriil. Apakah Argentina berhasil lolos dari resesi? Tentu saja tidak. Perekonomian negara ini cenderung mengalami stagnasi, apalagi kondisi politiknya belum stabil. Eksesnya, utang negara terus menggunung karena berutang menjadi satu-satunya cara untuk menutup defisit anggaran.

Gunungan utang ini bertambah secara brutal usai reformasi pasar bebas yang dimulai tahun 1975. Tujuh tahun kemudian, tahun 1982, negara mengumumkan secara terbuka tentang ketidakmampuannya membayar utang luar negerinya. Saat itulah, IMF sebagai lembaga penyandang dana moneter internasional datang bak pahlawan kesiangan. Pinjaman IMF disertai dengan persyaratan yang mengharuskan Argentina melakukan perubahan-perubahan tertentu dalam kebijakan ekonominya.

Pada tahun 1983, kediktatoran militer berakhir. Ada harapan Argentina keluar dari krisis tatkala presiden dipilih langsung. Namun, nyatanya hingga kini, tidak ada satu pun presiden yang mampu membebaskan negara ini dari krisis ekonomi. Demikian pula dengan paket penyelamatan dari IMF yang justru makin menjerumuskan.

Argentina menjelma paradoks. Pada awal abad ke-20 menjadi negara maju bahkan masuk ke dalam 10 besar negara terkaya, tetapi menjadi negara pecundang pada masa-masa setelahnya. Dikutip dari kompas.tv (6-2-2024), sebanyak 6 dari 10 warga Argentina telah jatuh miskin.

Semua Berawal dari Riba

Argentina bukanlah satu-satunya negara yang bergulat dengan krisis ekonomi berkepanjangan. Ada banyak negara yang menghadapi nasib serupa. Hal ini tidak perlu diherankan sebab begitulah ritme sistem ekonomi berbasis riba. Resesi global bahkan terjadi secara periodik dalam 5 dasawarsa terakhir, yaitu tahun 1975, 1982, 1991,1998, 2008, 2009, 2012, 2015, 2016, dan saat pandemi.  

Krisis ekonomi ini biasanya terjadi akibat koreksi pasar yang berkepanjangan; guncangan harga komoditas seperti pada migas; ketidakstabilan politik yang berakhir dengan kerusuhan; dan pandemi seperti pada tahun 2020. Faktor-faktor ini sering kali berkaitan satu sama lain dan memperburuk dampak krisis. Sebagai contoh, adanya koreksi pasar bisa menjadi pencetus ketidakstabilan politik. Pandemi juga dapat memicu guncangan harga komoditas. Kondisi-kondisi ini mendorong pemerintah untuk menutup defisit anggaran dengan utang.

Sistem ekonomi kapitalisme memang tampak indah di mata dan sangat menggoda karena menawarkan potensi pertumbuhan yang tinggi dari sektor nonriil. Sistem ini bahkan memfasilitasi negara untuk terus berutang demi mengejar pertumbuhan. Namun, di balik kilauannya, sistem ini menyimpan risiko signifikan, yaitu gagal membayar utang plus ribanya hingga nasib tergadai pada IMF. Dikutip dari wikipedia.org, Argentina telah 9 kali gagal melunasi utang-utangnya. Bisa dibayangkan beban utang yang terus menggembung.

Beban utang yang terus membengkak ini tentu memberatkan anggaran negara dan mempersempit gerak pemerintah untuk menyusun kebijakan-kebijakan baru. Ketika negara gagal membayar utang, investor akan kehilangan kepercayaannya dan menarik investasinya. Situasi ini sering kali memicu penurunan harga komoditas dan jasa secara ekstrem. Sebagai imbasnya, aktivitas ekonomi melambat, daya beli menurun, jumlah pengangguran meningkat, dan kemiskinan merajalela. Bila tiba di titik ini, makin sulit untuk keluar dari krisis karena hanya berputar-putar di lingkaran setan.

Analisis di atas menunjukkan bahwa sistem ekonomi berbasis riba telah menjadi akar masalah bagi Argentina dan banyak negara lainnya. Sistem ekonomi ini telah menciptakan ketidakstabilan ekonomi yang berkepanjangan. Aktivitas keuangan seperti perbankan, perdagangan mata uang, sektor ekonomi nonriil, dan spekulasi di pasar modal telah menciptakan jebakan-jebakan resesi.

Membangun ekonomi hanya dengan mengandalkan utang ribawi dan spekulasi ibarat membangun rumah di atas pasir. Ketika badai datang, rumah itu akan runtuh. Sistem seperti ini tidak hanya merugikan negara, tetapi juga menyengsarakan rakyat. Kesenjangan yang tercipta membuat si kaya makin kaya dan si miskin kian sulit keluar dari belenggu kemiskinannya.

Solusi Islam Mengatasi Krisis Ekonomi

Dalam perspektif sistem ekonomi Islam, riba dan segenap aktivitasnya diharamkan oleh Allah Swt. Salah satunya termaktub di dalam surah Ali Imran ayat ke-130.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوا الرِّبٰوٓا اَضْعَافًا مُّضٰعَفَةًۖ وَّاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَۚ۝١٣٠

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah agar beruntung.”

Larangan beraktivitas riba ini ditegaskan lagi oleh Rasulullah saw. dalam sebuah hadis. Jabir berkata bahwa Rasulullah saw. melaknat pemakan riba, orang yang memberi makan riba, para penulisnya, dan dua orang saksinya. Mereka semuanya sama.  (HR. Muslim)

Larangan riba ini sangat tegas dan jelas. Artinya, bila ingin keluar dari jebakan krisis ekonomi seperti yang dialami oleh Argentina maka tinggalkan riba dan segenap aktivitas turunannya.

Langkah-langkah konkretnya sebagai berikut:

Pertama, bersihkan seluruh sistem keuangan dari riba, judi, dan praktik spekulasi, lalu ganti dengan sistem ekonomi Islam yang bebas riba. Selama 13 abad Islam memimpin peradaban, sistem keuangan nonribawi  terbukti lebih adil dan stabil.

Kedua, alihkan seluruh jenis usaha nonriil ke sektor riil seperti pertanian, peternakan, produksi barang, dan jasa. Aktivitas di sektor riil ini akan menciptakan lapangan kerja dan niscaya ekonomi akan tumbuh secara alami.

Ketiga, kembalikan fungsi uang sebatas alat tukar saja. Berikutnya, ganti sistem uang kertas dengan mata uang emas dan perak. Sebagai logam mulia, keduanya lebih bernilai dibandingkan selembar kertas bertuliskan nominal uang dan tahan terhadap tekanan inflasi. 

Keempat, optimasi alternatif muamalah selain jual beli. Salah satunya dengan syirkah. Aktivitas ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi secara lebih menguntungkan dan adil.

Kelima, optimasi pengelolaan fai, kharaj, jizyah, dan harta milik umum oleh negara dan pemanfaatannya digunakan sebaik-baiknya demi kemakmuran seluruh rakyat.

Keenam, benahi sistem distribusi mulai dari mekanisme, sarana, dan prasarananya. Pastikan tidak ada satu pun warga yang luput dari ri’ayah negara baik mereka termasuk ke dalam 8 ashnaf ataupun bukan. Selain itu, pastikan tidak ada aktivitas menimbun barang hingga tidak ada wilayah dan warga yang tidak kebagian barang.

Ketujuh, rancang manajemen krisis dengan efektif dan efisien sebab bukan tidak mungkin Khilafah juga mengalami krisis ekonomi, seperti saat wabah dan terjadi bencana alam. Sebagai contoh, saat Madinah pernah menjadi tujuan urbanisasi pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Kala itu, Sayidina Umar membentuk kepanitiaan agar ada sahabat yang bertanggung jawab terhadap nasib para urban. Yazid bin Namir ditetapkan sebagai penanggung jawab bersama Mizwar bin Makhramah, Abdurrahman bin Abdul Qori, dan Abdullah bin Utbah bin Mas’ud.

Ketujuh langkah ini harus dilakukan serentak dan bersungguh-sungguh, bukan dengan tambal sulam dan sebatas uji coba. Ideologi kapitalisme yang menjadi induk sistem ekonomi ribawi tidak bisa diperbaiki, tetapi harus diganti dengan ideologi Islam. Begitu pula dengan sistem pemerintahannya harus diganti dengan sistem Khilafah sebagaimana minhaj kenabian.

Khatimah

Sejarah panjang peradaban Islam telah membuktikan bahwa hidup akan sejahtera dalam lindungan Khilafah yang menerapkan syariat Islam. Allah Swt. sebagai al-Khalik al-Mudabbir telah menjamin kesuksesan hidup manusia di dunia dan akhirat selama taat syariat.

Wallahu a'lam bishawaab. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Penulis Inti NarasiPost.Com
Haifa Eimaan Salah satu Tim Penulis Inti NarasiPost.Com. pernah memenangkan Challenge bergengsi NarasiPost.Com dalam rubrik cerpen. beliau mahir dalam menulis Opini, medical,Food dan sastra
Previous
Tong Kosong Nyaring Bunyinya
Next
Sudan Dilanda Kolera, Islam Solusinya
4.1 9 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

37 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Ikhty
Ikhty
4 days ago

Masya Allah naksahnya keren, Mba ... Indonesia harus mengambil pelajaran dari Argentina ...

Netty al Kayyisa
Netty al Kayyisa
5 days ago

MasyaAllah tulisan yang luar biasa kereen. Baarakallahu fiik mb

haifa
haifa
Reply to  Netty al Kayyisa
5 days ago

wabarakallahu fiik, Mba Netty.
Jazakumullah khayran sudi mampir dan meninggalkan jejak 🙂

Tami Faid
Tami Faid
5 days ago

MasyaAllah... Mencerahkan... Terlibat riba selain berdosa dampaknya juga sangat mengerikan

haifa
haifa
Reply to  Tami Faid
5 days ago

dan satu negara terimbas riba.

Jazakumullah khayran sudi mampir dan meninggalkan jejak, Mba 🙂

Dewi Kusuma
Dewi Kusuma
5 days ago

Riba menang selalu menuai masalah yang pelik. Hancurkan riba dengan tegaknya syariat Islam secara sempurna.

Keren naskahnya semoga banyak yang tercerahkan dsn terhindar dari praktek ribawi

haifa
haifa
Reply to  Dewi Kusuma
5 days ago

Aamiin Ya Allah
semoga khilafah segera tegak.

Jazakumullah khayran sudi mampir dan meninggalkan jejak, Bun 🙂

Arifah Azkia N.H
Arifah Azkia N.H
5 days ago

MasyaAllah tulisan yg sangat apik, tata bahasa rapi dan jelas, apalagi dengan analisisnya yg tajam. Luar biasa mb, barakallah

haifa
haifa
Reply to  Arifah Azkia N.H
5 days ago

Masyaallah tabarakallah.
jazakumullah khayran atas apresiasinya, Mba

Deena
Deena
5 days ago

Kehancuran karena riba itu memang nyata.
Barakallah Mbak Haifa.. keren naskhanya.. masyaallah

haifa
haifa
Reply to  Deena
5 days ago

wabarakallahu fiik, Mba Deena
Jazakumullah khayran sudah mampir dan meninggalkan jejak 🙂

Rasti Astria
Rasti Astria
5 days ago

MasyaAllah keren mbak enak banget dibacanya. Sangat mencerahkan. Barakallah

haifa
haifa
Reply to  Rasti Astria
5 days ago

Xixixi...
berasa kudapan terasa enak ya, Mba.
Alhamdulillah
Jazakumullah khayran sudah mampir dan meninggalkan jejak 🙂

Bunda Yeni
Bunda Yeni
5 days ago

MaasyaAllah sangat mencerahkan..

haifa
haifa
Reply to  Bunda Yeni
5 days ago

Alhamdulillah
Jazakumullah khayran sudah mampir dan meninggalkan jejak, Mba

Maftucha
Maftucha
5 days ago

Tulisan yang baik memang yang bisa mencerahkan ya, runtut dan ada solusinya lagi... Keren mbak
Barakallah

haifa
haifa
Reply to  Maftucha
5 days ago

Barakallahu fiik, Mba

Siti komariah
Siti komariah
5 days ago

Barakallah Mbak Haifa. Keren bener naskahnya. Memang riba tuh sangat melenakan. Kelihatan enak, tetapi mematikan

haifa
haifa
Reply to  Siti komariah
5 days ago

menyengsarakan yang lainnya juga ya, Mba
keseret-seret sengsaranya riba

Firda Umayah
Firda Umayah
5 days ago

Riba memang ngeri.

Barakallah untuk penulis.

haifa
haifa
Reply to  Firda Umayah
5 days ago

Barakallahu fiik Mba Firda

Aya Ummu Najwa
Aya Ummu Najwa
5 days ago

MasyaAllah keren..mencerahkan.. barakallah mb Haifaa

haifa
haifa
Reply to  Aya Ummu Najwa
5 days ago

wabarakallahu fiik Mba Aya 🙂

Sri Haryati
Sri Haryati
5 days ago

MasyaAllah analisis dan penjelasan opininya keren banget mbak, dari awal sampai akhir bacanya seru banget. Barakallah mbak Haifa

haifa
haifa
Reply to  Sri Haryati
5 days ago

MasyaAllah 🙂
saya kok jadi berasa nulis cerpen thriller ya, Mba
hehehe

Een Aenirahmah
Een Aenirahmah
5 days ago

Maa sya Allah keren abizz , mantap analisa ya menunjukkan politisi sejati..keren keren

haifa
haifa
Reply to  Een Aenirahmah
5 days ago

alhamdulillah
jazakumullah khayran atas apresiasinya, Mba Een

Wiwik Hayaali
Wiwik Hayaali
5 days ago

MasyaAllah naskahnya keren, Mbak
Solusi sistem ribanya jelas dan tajam.
Pangkas riba dari akarnya.

haifa
haifa
Reply to  Wiwik Hayaali
5 days ago

Alhamdulillah
Jazakumullah khayran Mba Wiwik

Novianti
Novianti
5 days ago

MaasyaaAllah, analisis yang tajam dan benar-benar membuka wawasan. Tulisan yang mesti dibaca banyak rakyat Indonesia agar tidak bernasib sama dengan Argentina.

haifa
haifa
Reply to  Novianti
5 days ago

Aamiin Ya Allah
semoga makin banyak yang membaca NP

Yuli Sambas
Yuli Sambas
5 days ago

Naskah bukan hanya menyuguhkan fakta dan analisis, tapi sampai ke tataran solusi yang mustanir. Masya Allah tabarakallah Mbak Haifa Eimaan. Salam kenal Mbak

haifa
haifa
Reply to  Yuli Sambas
5 days ago

Salam kenal juga Mba Yuli
Barakallahu fiik

Triana
Triana
5 days ago

Ga kerasa sudah selesai bacanya. Masya allah keren naskahnya, bisa runtut penjelasannya

Barakallah mbak Haifa

haifa
haifa
Reply to  Triana
5 days ago

Wabarakallahu fiik, Mba Triana

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
5 days ago

MasyaAllah....
Mbak Haifa keren.
Opini yang mencerahkan.

Barakallah mbak Haifa. Mengobati rinduku pada karyamu.

haifa
haifa
Reply to  Isty Da'iyah
5 days ago

Masyaallah, Mba Isti
jadi melting baca komennya
Miss You too, Mba 🙂

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram