Pembebasan Palestina: Masa Depan yang Menggema dari Tufan Al-Aqsa

pembebasan Palestina

Kita telah menyaksikan kemunafikan yang dipertontonkan di panggung dunia. PBB yang mendukung demokrasi, HAM, kebebasan, dan kemanusiaan sering kali menerapkan standar ganda. Mereka melindungi Zionis, tetapi tidak berlaku untuk kaum muslim.

Oleh. Sabrina Az-Zahra
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Pada tanggal 7 Oktober 2023, sebuah operasi militer bernama Tufan Al-Aqsa digerakkan oleh kelompok mujahidin dari Hamas, menciptakan gejolak luar biasa. Peristiwa ini dianggap sebagai serangan besar-besaran terbesar dalam kurun waktu sekitar 75 tahun perjuangan yang dikenal sebagai Intifada di tanah suci Al-Quds. Dalam laporan dari CNBCIndonesia, komandan militer Hamas, Mohammad Deif, secara resmi mengumumkan dimulainya operasi ini melalui saluran media yang dikelola oleh Hamas. Melalui pernyataannya, ia mengajak seluruh warga Palestina untuk bersatu dan turut serta dalam perjuangan ini, menyebutnya sebagai hari pertempuran terbesar untuk mengakhiri pendudukan yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Deif menegaskan dalam wawancara dengan Reuters bahwa pihaknya telah meluncurkan tidak kurang dari 5.000 roket ke arah Israel.

Kemudian pada hari Rabu, 8 Oktober 2023, gerakan Jihad Islam memperlihatkan rudal balistik jarak jauh yang baru dalam sebuah parade pasukan mereka, walaupun nama resmi rudal ini belum diumumkan. Upacara tersebut merupakan bagian dari peringatan 36 tahun berdirinya gerakan tersebut, yang berlangsung beberapa hari sebelum dimulainya operasi Tufan Al-Aqsa (Badai Al Aqsa). Kehadiran rudal dengan akurasi dan jangkauan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu telah menciptakan tantangan signifikan bagi militer rezim Zionis. Bisa dibilang bahwa operasi "Tufan al-Aqsa" bukan hanya mengubah keseimbangan kekuatan antara kelompok perlawanan Palestina dan Israel, tetapi juga menjadi poin penting dalam perkembangan aspek militer, intelijen, dan persenjataan dalam konflik antara Palestina dan rezim Zionis. (Parstoday, Jakarta).

Penting untuk disadari bahwa operasi militer "Tufan al-Aqsa" merupakan bentuk perlawanan yang sah terhadap penjajahan yang telah diterapkan oleh rezim Zionis Israel selama berabad-abad. Saat ini, perlawanan yang dijalankan oleh Hamas telah dimanfaatkan oleh pemimpin-pemimpin negara kapitalis seperti Amerika dan sekutunya untuk menciptakan pandangan yang meragukan di kalangan masyarakat dunia. Mereka dengan cepat menuduh Hamas sebagai musuh atau teroris. Dalam pidatonya, Netanyahu memerintahkan panggilan pasukan cadangan dan bersumpah bahwa Hamas akan membayar harga yang belum pernah mereka bayangkan sebelumnya (CNBC, Indonesia). Kita tidak boleh melupakan bahwa Israel adalah penjajah sejati dalam konflik ini, yang telah mencaplok tanah Palestina dengan berbagai argumen tanpa dasar. Sejarah telah menunjukkan bahwa mereka telah menggunakan berbagai metode, termasuk kekerasan dan pembantaian, untuk mencapai tujuan mereka. Oleh karena itu, perjuangan rakyat Palestina adalah bentuk perlawanan yang sah terhadap penjajahan mereka. Jika kita menilai perjuangan ini dengan sudut pandang negatif, mungkin kita juga harus mempertanyakan pandangan yang sama terhadap pahlawan Indonesia seperti Sultan Agung dan Pangeran Diponegoro yang berjuang melawan penjajah.

Menelusuri Fakta Sejarah

Menyelaraskan pandangan yang terdistorsi yang saat ini berkembang di tengah masyarakat adalah suatu tanggung jawab yang krusial. Terkadang, pandangan negatif tersebut dapat mengakibatkan kesalahpahaman dan prasangka yang salah, bahkan hingga pada tingkat di mana orang mencoba menyalahkan rekan seagamanya dengan menyebut tentara Hamas sebagai kelompok teroris. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa, pada dasarnya, tanah Palestina merupakan pusat kepentingan global yang sangat berarti, sehingga berbagai kekuatan besar di dunia telah merencanakan upaya merebutnya sepanjang sejarah. 

Baca juga :
https://narasipost.com/challenge-np/08/2023/palestina-adalah-kita-bersama-kita-wujudkan-asa/

Dalam masa lalu, pasukan Salib dari 22 negara Eropa, pasukan Mongol, pasukan Napoleon Bonaparte, dan bahkan blok Sekutu selama Perang Dunia I pernah mencoba merebutnya. Bayangkanlah, betapa berharganya tanah Palestina, sehingga ketika Theodor Herzl, pemimpin utama dan pendiri gerakan Zionis Yahudi modern, mendekati Sultan Abdul Hamid II, Khalifah Utsmani, dengan tawaran untuk menyewa sepetak kecil desa di Palestina sebagai pemukiman Yahudi, Sultan menjawab dengan tegas, "Nasihatilah Herzl untuk tidak melanjutkan rencananya. Aku tidak akan melepaskan sejengkal pun dari tanah ini, karena tanah ini bukanlah kepunyaanku. Tanah ini adalah hak milik umat Islam. Umat Islam telah berjuang dengan berkorban demi tanah ini, dan tanah ini telah dihargai dengan darah mereka."

Sejak 1400 tahun yang lalu, Nabi telah memberikan pemberitahuan kepada kita bahwa kota ini akan selalu dijaga oleh "Penjaga Galaksi", para prajurit Tuhan yang dengan kekuatan mereka menjaga keseimbangan alam semesta. Mereka disebut sebagai penjaga alam semesta, karena tanpa para mujahid yang menjaga Palestina mungkin dunia sudah hancur lama. Bayangkanlah, pasukan Tentara Salib datang dalam tujuh gelombang selama dua abad dan hampir saja menghancurkan kota-kota penting di dunia. Jika bukan karena Shalahuddin yang membebaskan Al Aqsa, mungkin dunia ini sudah luluh lantak. Atau, ingatlah keganasan para penunggang kuda Mongol yang menaklukkan Asia dan Eropa, mengubah Baghdad menjadi tumpukan reruntuhan dan membakar wilayah Jerman hingga Bulgaria, hanya untuk kemudian dikalahkan oleh pasukan muslim di Ain Jalut. Sekali lagi, peristiwa ini berpusat di Palestina.

Para “Penjaga Galaksi” sejati adalah pihak yang terus memegang kekuasaan, mereka adalah orang-orang yang beriman dan saleh. Palestina adalah pusat dari perjuangan ini. Meskipun Zionis masa kini mungkin mengumumkan pemindahan ibu kota mereka ke Al-Quds, namun tank Merkava, pesawat siluman F-35, dan 400 ribu tentara mereka mungkin akan gemetar dihadapi oleh anak-anak Palestina yang hanya bersenjatakan kerikil dan pisau dapur. Kita bisa merenung apakah Allah telah memberikan petunjuk mengenai kapan Penjaga Galaksi kita akan berhasil mengalahkan Zionis?

Sudah ada petunjuk dalam Al-Qur’an surah Al-Isra ayat 7 Allah berfirman,

اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ ۗوَاِنْ اَسَأْتُمْ فَلَهَاۗ فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ الْاٰخِرَةِ لِيَسٗۤـُٔوْا وُجُوْهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوْهُ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّلِيُتَبِّرُوْا مَا عَلَوْا تَتْبِيْرًا

"Ketika datang azab yang kedua, Kami bangkitkan musuh-musuhmu untuk merendahkan wajahmu dan masuk ke dalam Masjidilaqsa sebagaimana mereka masuk pertama kali, dan mereka akan merusak apa pun yang mereka kuasai."

Solusi Masa Kini dan Masa Depan Hakiki

Perlu diingat bahwa konflik ini melibatkan perdebatan tentang legitimasi kekerasan, dan kita harus merenungkan siapa yang sebenarnya memiliki otoritas untuk menentukan yang benar. Selain perspektif Islam yang jelas-jelas mendukung kemerdekaan dan menolak penjajahan, kita juga telah menyaksikan kemunafikan yang dipertontonkan di panggung dunia. Bahkan organisasi dunia seperti PBB yang mendukung demokrasi, HAM, kebebasan, dan kemanusiaan sering kali hanya menerapkan standar ganda yang melindungi mereka, tetapi tidak berlaku untuk kaum muslim. Oleh karena itu, tak sedikit nonmuslim yang dengan tegas menentang perlakuan Israel terhadap Palestina.

Dalam solusi jangka pendek upaya pembebasan Palestina, penting memberikan semangat dan dukungan. Harus diingat bahwa sebagai individu yang merdeka, kita memiliki hak untuk mendukung kemerdekaan orang lain. Alasan inilah yang menjadi dasar pembukaan UUD 1945 dengan pernyataan, "... segala bentuk penjajahan di atas dunia harus dihapuskan." Maka, mengutip dari postingan instagram @improve_faith, jika ada yang bertanya, “Apakah tindakan seperti protes kepada Zionis Yahudi di media sosial, penyelenggaraan aksi, dan kajian tidak memiliki dampak apa pun?” Jawabannya adalah pertanyaan sederhana, “Apa yang sebenarnya ditakuti oleh Zionis Yahudi?” Mereka sebenarnya takut ketika umat Islam kembali memberikan perhatian dan komitmen untuk membebaskan Masjid Al-Aqsa. 

Bahkan seorang pemuda Indonesia yang berada jauh di ujung pulau, dalam kesepian di balik dinding kamarnya yang belajar tentang Palestina dan berusaha memahaminya, lebih menakutkan bagi Zionis daripada konferensi negara-negara dunia yang hanya menghasilkan wacana kosong. Jadi, jangan pernah meremehkan langkah yang kita ambil sendiri, karena setiap langkah membawa makna. Palestina adalah bagian dari kita, "Jika memang kita tak bisa untuk melangkah di atasnya, marilah kita melangitkan doa sembari menitipkan surat cinta pada angin; katakan pada Palestina, bahwa aku mencintainya." Bangunlah Al Aqsa di hatimu, niscaya kelak ia akan kembali tegak berjaya di muka bumi. 

Dalam jangka panjang, satu-satunya solusi untuk pembebasan Palestina adalah dengan persatuan seluruh negara muslim di bawah otoritas negara Khilafah. Palestina merupakan tanah suci yang dimiliki oleh umat muslim sejak tahun 637 Masehi, saat kaum muslimin berperang melawan pasukan Romawi dalam Pertempuran Yarmuk, yang menjadi titik awal penaklukan Kota Al-Quds. Kemudian, setelah melihat bagaimana Islam memerintah dan mengelola wilayah yang berada di bawah kuasa mereka, pemimpin gereja Kristen, Patriark Saffronius, menyerahkan kunci Kota Al-Quds kepada Khalifah Umar, yang pada saat itu memimpin daulah Khilafah. Sejak saat itu, tanah Palestina berada di bawah perlindungan dan pengawasan Khilafah. Oleh karena itu, ketika ada pihak-pihak yang mencoba merampas tanah Palestina, kewajiban umat muslim adalah berjuang untuk merebutnya kembali dari tangan penjajah.

Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 191,

وَاقْتُلُوْهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوْهُمْ وَاَخْرِجُوْهُمْ مِّنْ حَيْثُ اَخْرَجُوْكُمْ وَالْفِتْنَةُ اَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ ۚ وَلَا تُقَاتِلُوْهُمْ عِنْدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ حَتّٰى يُقٰتِلُوْكُمْ فِيْهِۚ فَاِنْ قٰتَلُوْكُمْ فَاقْتُلُوْهُمْۗ كَذٰلِكَ جَزَاۤءُ الْكٰفِرِيْنَ

Dan bunuhlah mereka di mana kamu temui mereka dan usirlah mereka dari mana mereka telah mengusir kamu, dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan dan janganlah kamu perangi mereka di Masjidilharam kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu, maka perangilah mereka, demikianlah balasan bagi orang kafir.

Kebijakan semacam itu telah menjadi praktik yang umum dilakukan oleh khalifah dalam sistem pemerintahan daulahKhilafah, karena mereka memiliki pemahaman yang mendalam tentang status kepemilikan tanah Palestina. Selain itu, dalam hadis Rasulullah, ditegaskan bahwa Khilafah memiliki peran sebagai penjaga dan perisai umat muslim, yang wajib melindungi mereka dari potensi bahaya musuh. 

Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya al-imam atau khalifah itu laksana perisai di mana orang-orang akan berperang di belakangnya mendukung dan berlindung dari musuh dengan kekuasaannya Jika seorang imam atau khalifah memerintahkan supaya takwa kepada Allah Swt. dan berlaku adil, maka dia khalifah mendapatkan pahala karenanya. Dan jika dia memerintahkan selain itu, maka ia akan mendapatkan siksa.” (Hadis riwayat al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ahmad)

Oleh karena itu, satu-satunya langkah konkret yang bisa memecahkan masalah ini secara menyeluruh adalah jika umat Islam bersatu untuk mendirikan kembali sistem Khilafah di tengah-tengah umat mereka. Dengan melakukan dakwah bersama dengan kelompok Islam yang mengikuti pedoman Rasulullah, diharapkan bahwa kemenangan akan semakin mendekat, dan masyarakat muslim di Palestina akan segera mendapatkan bantuan yang mereka perlukan.

Wallahu a’lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Sabrina Az-Zahra Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Permasalahan Gizi Belum Teratasi, Islam Siap Berikan Solusi
Next
Sekularisme Menghilangkan Fitrah Keluarga
3 2 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

5 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Wd Mila
Wd Mila
11 months ago

di tengah keterbatasannya, HAMAS mampu meluncurkan tidak kurang dari 5.000 roket ke arah Israel. bayangkan bagaimana jika kita semua bersatu untuk melawan Israel zionis tersebut.

Maman El Hakiem
Maman El Hakiem
11 months ago

Tulisan yang lugas dan tuntas, tajam dan mendalam.

Sartinah
Sartinah
11 months ago

Semakin hari lihat banyaknya korban rakyat sipil Palestina, hati terenyuh rasanya. Sungguh, hanya Khilafah yang akan mengakhiri nestapa kaum muslim di Palestina dan seluruh dunia. Kesombongan dan congkaknya zionis sudah di ambang batas dan harus segera diruntuhkan oleh kekuatan adiday pula.

Dyah Rini
Dyah Rini
11 months ago

Rindu yang membuncah akan tegaknya khilafah Rasyidah. Yang menyatukan kaum muslim seluruh dunia. Yang khalifahnya akan menyerukan jihad fisabilillah untuk mengusir zionis Israel laknatuLlah. Hanya dengan jihad yang bisa mengembalikan Palestina kembali ke pada pemilik sahnya. Yakni kaum Muslim.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram