Mengakhiri Duka Palestina

Mengakhiri duka Palestina

Padahal solusi tuntas untuk mengakhiri duka Palestina, tidak lain hanyalah dengan dukungan komunitas internasional untuk meraih kembali kekuasaan dengan kedaulatan berada pada  hukum syarak yang diterapkan oleh sebuah negara adidaya sebagaimana Khilafah Islamiah yang pernah berjaya.

Oleh. Maman El Hakiem
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Palestina, sebuah nama yang selama ini selalu berduka. Palestina termasuk wilayah Syam yang dimuliakan, dan menjadi milik kaum muslim selamanya. Mendengar namanya sering kali menggugah emosi dan mengundang simpati dari berbagai penjuru dunia. Sejak puluhan tahun lalu, tanah ini telah menjadi saksi bisu dari perjuangan yang tak berkesudahan, serta penderitaan yang terus berlanjut. Konflik antara Palestina dan Zionis Yahudi telah menciptakan luka yang mendalam, merobek hati orang-orang Palestina, dan menyisakan bekas yang tak terlupakan.

Negeri Penuh Duka

Sebagian besar orang mungkin hanya melihat Palestina melalui berita atau media sosial, tetapi di balik berita-berita tersebut terdapat kisah-kisah penderitaan yang menyayat hati. Orang-orang Palestina telah hidup dalam ketidakpastian yang konstan, dengan konflik bersenjata, pengeboman, dan penindasan yang meresahkan. Anak-anak, remaja, dan orang dewasa sama-sama merasakan dampaknya. Mereka hidup dengan ketakutan dan trauma yang tak pernah berakhir, selalu dihadapkan pada ancaman kehilangan rumah, keluarga, dan masa depan mereka. 

Hal itulah yang membuat mereka  menjadi orang-orang yang berani dan terlatih untuk menjadi generasi yang kuat menghadapi ujian dan bermental pejuang yang tangguh.

Penderitaan juga tercermin dalam kondisi ekonomi Palestina yang terpuruk. Blokade yang diberlakukan telah menghambat pertumbuhan ekonomi dan akses terhadap kebutuhan dasar. Banyak warga Palestina mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, makanan, dan perawatan medis yang memadai. Keterbatasan ini memunculkan masalah kesehatan, malnutrisi, dan penderitaan yang tak terhitung jumlahnya.

Namun, di tengah segala penderitaan, ada cerita-cerita keberanian, ketahanan, dan harapan. Karakter para mujahid pilihan lahir dari kondisi kesulitan yang mereka hadapi.  Orang-orang Palestina tetap gigih dalam perjuangan mereka untuk mendapatkan hak atas tanah mereka yang terampas penjajah Zionis Yahudi, hak untuk hidup dengan martabat, dan hak untuk menentukan nasib mereka sendiri. Solidaritas global juga menjadi sumber kekuatan dan harapan bagi mereka.

Mengakhiri Cerita Duka

Untuk mengakhiri penderitaan Palestina, perlu dicari solusi, berupa kemerdekaan yang hakiki akan masa depan  bumi para nabi tersebut. Ternyata, akar masalah penderitaan rakyat Palestina karena masih bercokolnya entitas Zionis Yahudi yang berlindung di bawah bendera Israel, padahal sejatinya negara bentukan penjajah Inggris dan Amerika pasca runtuhnya Kekhalifahan Islam pada tahun 1924. Penjajah telah memecah belah negeri-negeri kaum muslim, termasuk Palestina menjadi negara bangsa yang terpisah dari kesatuan kaum muslim seluruh dunia.

Hal inilah yang menjadikan Palestina bagaikan "anak yang terlantar" tanpa kasih sayang induk semangnya. Mirisnya, kaum muslim seakan tidak merasa kehilangan, bahkan membiarkan penindasan terhadap anak Palestina oleh Zionis Yahudi sebagai negara boneka Amerika yang dibidani  Inggris. Banyak negara muslim malah sibuk dengan urusannya masing-masing, kalau pun ada kecaman hanya sekadar formalitas tanpa tindakan nyata berupa dukungan pengiriman kekuatan bersenjata. 

Inilah gambaran nasib kaum muslim yang terpecah menjadi negara-negara kecil,  terbelenggu ikatan nasionalisme. Padahal, solusi tuntas untuk mengakhiri duka Palestina, tidak lain hanyalah dengan dukungan komunitas internasional untuk meraih kembali kekuasaan dengan kedaulatan berada pada  hukum syarak yang diterapkan oleh sebuah negara adidaya sebagaimana Khilafah Islamiah yang pernah berjaya. 

Sudah saatnya semua negeri kaum muslim berusaha keras untuk menghentikan kekejaman Zionis Yahudi yang selama ini selalu dianakemaskan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan dianggap sebagai korban gerakan Hamas yang dicap teroris. Padahal, faktanya kekejaman Zionis Yahudi Israel yang selama ini tidak berperikemanusiaan telah membunuh warga sipil, termasuk kasus pemboman Rumah Sakit Al Ahli di Gaza yang menurut laporan CNN Indonesia( 18-10-2023), menewaskan lebih dari 500 orang, termasuk tenaga medis yang bertugas.

Palestina adalah tempat di mana penderitaan telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, tetapi juga tempat di mana kekuatan dan tekad untuk bertahan terus tumbuh. Semoga suatu hari nanti, kita akan melihat Palestina sebagai tempat perdamaian, bukan lagi sebagai sumber penderitaan yang tak berkesudahan. Semoga keadilan, keamanan, dan harapan akan menggantikan penderitaan yang telah terlalu lama dirasakan oleh rakyat Palestina.

Sebabnya, di bumi Syam tersebut terdapat Masjidilaqsa sebagai kiblat pertama kaum muslimin, bahkan sebagai kiblat para nabi terdahulu. Dalam hal ini tidak ada satu nabi pun, melainkan ia pasti menampakkan terang-terangan bahwa agamanya adalah Islam, walaupun syariat mereka berbeda-beda dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berada di atas sunah-sunah para nabi sebelumnya.

Mereka yang selama ini berjuang membebaskan tanah Palestina, baik secara moral, materiel maupun kekuatan senjatanya layak disebut sebagai penolong agama Allah karena mengikuti petunjuk-Nya, sebagaimana Allah Azza wa Jalla berfirman :

أُولَٰئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ ۖ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهْ

“Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka.” (QS. Al-An`am/ 6:90)

Wallahu'alam bish shawwab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Maman El Hakiem Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Korban Perundungan Menjadi Tersangka Pembunuhan, Mengapa Bisa Terjadi?
Next
Pengumuman Pemenang Challenge Rakastan Sinua NarasiPost.Com
5 2 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

8 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Maya Rohmah
Maya Rohmah
1 year ago

Palestina
Selubung kabut kedukaan abadi
Wilayah Syam nan dimuliakan
Milik kaum muslim selamanya

Wd Mila
Wd Mila
1 year ago

Ikatan kufur nasionalisme hanya menjadikan kaum muslim bagaikan buih dilautan. jumlahnya miliaran namun tidak mampu berbuat apa-apa ketika saudaranya dijajah...

Dyah Rini
Dyah Rini
1 year ago

Benar Pak adanya tembok nasionalisme telah menghalangi terwujudnya persatuan umat. Tidak adanya keberanian para penguasa negeri - negeri muslim untuk menyerukan jihad. Maka umat butuh khilafah yang akan bisa membebaskan Palestina dari penjajah yahudi Israel laknatuLlah

Eksi Achmad
Eksi Achmad
1 year ago

Kualitas umat Islam di Palestina, khususnya di gaza sangat berbanding terbalik dgn kualitas umat Islam di negeri mayoritas umat Islam berada. Kita msh banyak yg sibuk memikirkan kesenangan duniawi. Anak2 kita terlalu sering berkubang dgn kesenangan dan hiburan sesaat yg makin menjauhkan kita dr Agam kita sendiri, Islam!

Sartinah
Sartinah
1 year ago

Betul, solusi terbaik dan satu-satunya atas masalah Palestina adalah mencabut entitas penjajah Israel di sana. Kalau tidak dilakukan, maka tanah Palestina akan tetap terjajah. Tapi memang ya, keimanan penduduk Palestina itu di atas rata-rata

Wiwik Hayaali
Wiwik Hayaali
1 year ago

Palestina Negeri Istimewa
Penduduknya adalah para Syuhada
Manusia pilihan surga

Palestina Negeri penuh kejutan
Membuat mereka bangkit untuk berjuang
Negeri pemersatu perbedaan

Siti Komariah
Siti Komariah
1 year ago

Bener, Pak. Mendengar kata Palestina ingat bagaimana keadaan mereka di sana. Sungguh miris, namun salut kepada mereka yang terus berjuang mempertahankan tamah Palestina dari Zionis Yahudi. Semoga Nasrullah semoga turun bersama mereka dan kita semua. Aamiin.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram