Elegi Bunuh Diri, Pakistan Penuh Tragedi

Bunuh diri

Kembali ke pangkuan Islam adalah jalan terbaik bagi Pakistan. Pemimpin muslim di Pakistan harus berkaca pada kejayaan di masa lalu saat Islam diterapkan.

Oleh. Afiyah Rasyad
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Duhai, betapa sesak mendengar berita tentang kerusuhan. Meski jauh di mata, kejadian itu menimpa kaum muslim juga. Peringatan Maulid Nabi di Pakistan menjadi sebuah elegi. Sajak-sajak kerinduan dan kecintaan pada Baginda Nabi diwarnai aksi bunuh diri. Pakistan makin diliputi tragedi.

Menelaah Peristiwa Bunuh Diri di Pakistan

Diberitakan oleh CNNIndonesia.com, bom bunuh diri menerjang acara peringatan Maulid Nabi Muhammad di Kota Mastung, Provinsi Balochistan, Pakistan, pada Jumat (29/9) hingga menewaskan setidaknya 52 orang dan melukai 50 orang lainnya. Aksi bom bunuh diri itu dilakukan di dekat sebuah masjid, tempat berkumpulnya kaum muslim yang hendak memperingati Maulid Nabi (29/9/2023).

Sementara situs Tempo.co memberitakan bahwa pada hari Sabtu (30/9) jumlah korban meninggal dunia menjadi 59 orang. Pemerintah Pakistan curiga bahwa ada campur tangan India dalam aksi bom bunuh diri yang dilakukan pelaku dengan meledakkan dirinya di dekat mobil polisi, lokasi peringatan Maulid Nabi. Para pejabat Pakistan sudah lama mengeklaim bahwa India mensponsori kekerasan di Pakistan.

“RAW terlibat dalam serangan bunuh diri,” kata Menteri Dalam Negeri Sarfaraz Bugti kepada media di ibu kota Balochistan, Quetta. Dia merujuk pada badan intelijen Research & Analysis Wing India. Dia tidak memberikan rincian atau bukti atas dugaan keterlibatan tersebut (Tempo.co, 30/9/2023).

Bom bunuh diri yang menimpa Pakistan di momen Maulid Nabi bukanlah yang pertama kali terjadi. Pada Juli 2023, bom bunuh diri juga menyapa Pakistan saat ada pertemuan salah satu partai Islam (bbc.com, 31/7/2023). Bahkan pada Februari 2023, serangan bom bunuh diri mengguncang kompleks kepolisian (bbc.com, 1/2/2023).

Serentetan bom bunuh diri yang mengguncang Pakistan seakan memiliki pola yang sama untuk membuat ketegangan publik. Pakistan yang berada di kawasan Anak Benua India tentu tidak lepas dari konstelasi perpolitikan internasional. Wajah perpolitikan Pakistan begitu kusut dipenuhi kemelut. Masalah dengan India terkait Kashmir dan juga wilayah perbatasan seakan tak berkesudahan. Pun dengan Afganistan, Pakistan sering mengalami konflik dengan negara tetangga yang berbatasan di bagian barat tersebut.

Berbagai dugaan tentang pelaku aksi bom bunuh diri bisa mengarah kepada siapa saja sesuai pandangan penguasa Pakistan yang tunduk pada pandangan Barat. Negara bekas persemakmuran Inggris ini bertuankan Amerika Serikat. Sudah menjadi rahasia umum, AS adalah negara adidaya yang mengonfirmasi dirinya sebagai penguasa dunia ini, terutama negeri muslim yang kaya sumber daya alam.

Hadirnya Inggris menjadi batu sandungan bagi kaum muslim dan pemerintahan Islam di Pakistan. Sejak 1600-an, Pakistan mengalami kemunduran dalam penerapan syariat Islam, terlebih setelah keruntuhan Khilafah. Anak Benua India secara total dikuasai Persemakmuran Inggris.

Konstelasi perpolitikan internasional setelah Perang Dunia Kedua berubah. Amerika tampil menjadi adidaya dan mengambil alih kawasan Anak Benua India dengan cara liciknya. Baik Inggris ataupun Amerika, tak ada ketenangan dan keamanan bagi kaum muslim Pakistan.

Sistem kapitalisme menjadi alat penjajahan gaya baru. Dengan sukarela, Pakistan tunduk pada sistem yang berasaskan manfaat tersebut. Tanpa rasa berdosa, Pakistan larut dalam akidah sekularisme, memisahkan agama dari kehidupan. Maka sejak saat itulah, konflik demi konflik terjadi, termasuk aksi bom bunuh diri.https://narasipost.com/world-news/02/2023/menyikapi-horor-bom-bunuh-diri-di-masjid-pakistan/

Intervensi AS di Pakistan tak lepas dari aroma penjajahan ekonomi dan geopolitik. Dalam kitab Mafahim Siyasi li Hizbit Tahrir, keterlibatan Amerika Serikat dalam mengembuskan isu teroris atas konflik India-Pakistan yang melibatkan Kashmir adalah sebuah kenyataan pahit bagi kaum muslim, khususnya warga muslim Pakistan. Bukan tidak mungkin jika aksi bom bunuh diri yang bertubi-tubi menimpa Pakistan juga hasil rancangan sang adidaya. 

Meski anak panah kecurigaan menuju pada India, permasalahan antara kedua negara di Anak Benua India itu memang dipelihara oleh negara adidaya. Sistem kapitalisme akan terus memalingkan Pakistan dan negeri muslim dari penerapan Islam. Justru Pakistan akan disibukkan dengan berbagai konflik kemanusiaan ataupun politik. Tak heran elegi bunuh diri menjadi sebuah tragedi kemanusiaan paling sering di Pakistan.

Pakistan Aman dan Mulia dengan Islam

Apa yang menimpa Pakistan dan negeri-negeri muslim lainnya di muka bumi ini tak lepas dari penerapan sistem kapitalisme yang diemban oleh negara adidaya. Apabila solusi bom bunuh diri hanya dilakukan secara parsial, tentu tidak akan membuahkan hasil. Apalagi jika Pakistan terus mencurigai negara tetangga, tentu akan menambah konflik semakin runcing dan tak kunjung usai. Dampak kerusakan berpikir dalam kultur masyarakat dan negara penganut kapitalisme sangatlah besar. Sehingga butuh perubahan revolusioner yang harus dilakukan.

Sebelum dicengkeram Inggris, Pakistan adalah negeri muslim di bawah naungan Khilafah. Islam adalah agama mayoritas yang dianut penduduknya. Hadirnya Islam di Anak Benua India, tepatnya di Sindh pada tahun 711 Masehi, oleh seorang jenderal dari Bani Umayyah, Muhammad bin Qosim, memberikan kehidupan yang baik bagi Pakistan. 

Penaklukan itu menjadikan Anak Benua India salah satu negeri muslim yang berada dalam naungan Khilafah Islamiah, termasuk Pakistan. Saat itu, Pakistan berada dalam kemuliaan, keamanan, dan kesejahteraan. Persatuan umat terjaga. Rakyat muslim dan kafir zimi hidup berdampingan dengan minim konflik, tak dijumpai adanya perilaku membahayakan diri sendiri dan orang lain dalam kehidupan umum.

Maka dari itu, kembali ke pangkuan Islam adalah jalan terbaik bagi Pakistan. Konsep negara bangsa yang menghasilkan banyak prahara harus ditinggalkan dan dibuang. Pemimpin muslim di Pakistan harus berkaca pada kejayaan di masa lalu saat Islam diterapkan.

Para pemimpin muslim dan kaum muslim di Pakistan harus mengingat kembali tinta emas sejarah bagaimana eksistensi Islam yang ada di Pakistan. Kemunduran Pakistan dan Anak Benua India pada umumnya justru saat penguasanya menghapus penerapan syariat Islam. Maka dari itu, perubahan itu harus dilakukan.

Perubahan ke arah lebih baik dengan sistem yang baik dan berasal dari Zat Yang Maha Baik harus diupayakan oleh kaum muslim itu sendiri. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam surah Ar-Ra'du ayat 11,

اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri."

Perjuangan untuk melanjutkan kembali kehidupan Islam harus ditumbuhkan dalam benak umat. Itu menjadi tanggung jawab bersama, seluruh kaum muslim di dunia, bukan hanya di Pakistan. Dengan syariat Islam, ukhuwah islamiah akan terjaga, bom bunuh diri atau konflik lainnya tidak akan mudah terjadi. Kalaupun terjadi, akan sangat mudah dideteksi. Dengan sistem Islam, Pakistan akan aman, sejahtera, dan mulia. Tak akan ada tragedi bunuh diri, apalagi sampai berkali-kali. Negara yang menerapkan Islam akan menjaga nyawa rakyatnya. Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Penulis Inti NarasiPost.Com
Afiyah Rasyad Penulis Inti NarasiPost.Com dan penulis buku Solitude
Previous
Pangan Jadi Supremasi Indonesia, Mungkinkah Terwujud?
Next
Khitan, Sejarah Panjang Peradaban Manusia
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

5 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Mariyah Zawawi
Mariyah Zawawi
1 year ago

Selalu ada penjajah di belakang pertikaian yang terjadi antarnegara.

Sartinah
Sartinah
1 year ago

Negeri-negeri muslim di bawah naungan kapitalisme benar-benar memprihatinkan. Terus menjadi korban keberingasan negara besar. Apalagi ada campur tangan AS dalam setiap konflik antarnegara, yang semakin menambah panas suasana. AS itu seperti sutradara yang mengatur pertikaian satu negara dengan negara lain agar kian berlarut.

Wd Mila
Wd Mila
1 year ago

Ketiadaan Khilafah membuat kaum muslim terpecah belah, bahkan saling bunuh membunuh

Wiwik Hayaali
Wiwik Hayaali
1 year ago

Pakistan. Semoga solusi yang sesuai syariat Islam segera bisa diterapkan di sana.

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
1 year ago

Pakistan, negeri Islam yang tercabik dengan kapitalisme. Bim bunuh diri seringkali terjadi.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram