Menghijaunya Arab Saudi bukanlah tanda kiamat, namun hanya sekadar fenomena alam.
Oleh. Siti Komariah
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-"Tidak ada yang mustahil di dunia ini". Kalimat tersebut menggambarkan fenomena unik yang terjadi di negara Arab Saudi. Seakan hal mustahil, namun itu terjadi. Negara yang terkenal dengan gurun tandus dan gersang, kini makin menghijau. Arab Saudi pun mengukir sejarah baru dengan pencapaian monumental di bidang pertanian di Guinness World Records. Dia menjadi negara yang mampu menciptakan lahan pertanian terbesar di dunia.
Dikutip dari Gulf News, pada ajang Saudi Reef Program di Riyadh secara resmi penghargaan tersebut diumumkan. Menteri Lingkungan Hidup, Air, dan Pertanian Arab Saudi, Abdulrahman bin Abdulmohsen Al Fadhli, berkesempatan menerima penghargaan bersejarah tersebut.
Kawasan Arab Saudi yang diakui sebagai kawasan perkebunan yang makin menghijau, yakni kawasan perkebunan Unit Penelitian Pertanian Air Terbarukan yang terletak di Wadi Bin Hashbal, wilayah Asir. Area ini begitu luas mencapai 3,2 juta meter persegi (detik.com, 21/10/2023).
Keadaan Lahan dan Strategi Penghijauan
Arab Saudi terkenal dengan bumi tandus, sebab hampir 70% wilayahnya adalah gurun pasir yang gersang, curah hujan pun sangat minim di negeri ini. Namun, siapa sangka bahwa di Arab Saudi ada beberapa daerah yang juga memiliki lahan subur nan hijau. Dikutip dari beberapa sumber, Arab Saudi memiliki lahan subur di bagian sisi Barat Daya, tepatnya wilayah sekitar kota Jizan dan wilayah Asir.
Secara geografis, wilayah Asir terletak di dataran tinggi, yakni di ketinggian 3.000 meter dari permukaan laut di Jabal Sawda, sehingga ia lebih banyak mendapatkan curah hujan dibandingkan dengan wilayah Arab Saudi yang lainnya. Suhu di wilayah Asir memang sangat ekstrem. Pada siang hari bisa mencapai lebih dari 30 derajat celsius, namun di pagi hari, anjlok ke suhu terendah sampai titik beku. Oleh karena itu, Asir dijadikan salah satu wilayah yang mampu menghasilkan vegetasi beragam, seperti penanaman gandum, buah-buahan, sayur-sayuran, dan lainnya.
Baca juga : https://narasipost.com/teenager/02/2023/arab-saudi-before-and-after/
Produksi pertanian di wilayah Asir pun kian meningkat. Lahan pertanian pun kian luas. Hal ini tidak terlepas dari perhatian besar pemerintah Arab Saudi dalam bidang pertanian di negaranya. Melansir detik.com, cara yang dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi dalam meningkatkan hasil pertanian salah satunya dengan meningkatkan sistem irigasi modern. Di mana, wilayah Asir yang menjadi wilayah pertanian oleh pemerintah Saudi dibagi menjadi dua bagian, masing-masing disediakan tangki beton dengan kapasitas 500 meter kubik. Sumber air ini menjadi saluran irigasi otomatis di kawasan tersebut. Sistem pengolahan air ini dibuat dengan beragam tingkatan oleh para ahli dari berbagai disiplin ilmu, misalkan, irigasi, pemupukan, pencegahan penyakit, dan manajemen peralatan.
Dengan adanya saluran irigasi otomatis, maka akan memudahkan para petani untuk melakukan pembudidayaan berbagai jenis tumbuhan dan buah-buah. Ini juga akan menjadi puncak pertanian yang berkelanjutan ke depan.
Penguasa juga memerintahkan para ahli untuk melakukan pengawasan kepada 50 ladang dengan fokus buah-buahan yang beraneka ragam. Ditambah dengan 20 ladang untuk reklamasi dan budidaya singkat. Kemudian, penguasa juga mendirikan lima rumah kaca dan bangunan lainnya. Tempat tersebut menjadi tempat penelitian dan percobaan menginkubasi berbagai varietas pertanian, sekaligus menjadi tempat berinovasi para ahli untuk meningkatkan hasil pertanian.
Tidak hanya itu, Arab Saudi pun telah lama memiliki ambisius untuk menghijaukan gurun-gurun yang tandus. Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MbS), telah merancang gagasan penghijauan negaranya beberapa tahun lalu. Di tahun 2021, Arab Saudi resmi mengumumkan proyek Inisiatif Hijau Saudi (Saudi Green Initiative/SGI). Tak tanggung-tanggung, target yang akan dilakukan yakni penanaman 450 juta pohon pada 2030 sebagai upaya melestarikan dan meningkatkan jumlah vegetasi di seluruh Saudi, baik perkotaan maupun pedesaan tak luput dari target ruang hijau Saudi.
Tanda Kiamat?
Fenomena unik yang tertangkap satelit Terra milik Badan Antariksa Amerika (NASA) yang memperlihatkan pemandangan hijau di sebagian daerah Arab Saudi membuat geger masyarakat dunia. Pasalnya, fenomena ini merupakan tanda akan datangnya hari kiamat. Memang benar, akan adanya sebuah dalil yang menyatakan akan kondisi tersebut. Diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah saw. pada suatu waktu bersabda,
لا تَقُومُ السّاعَةُ حَتّى يَكْثُرَ المالُ ويَفِيضَ، حَتّى يَخْرُجَ الرَّجُلُ بِزَكاةِ مالِهِ فَلا يَجِدُ أحَدًا يَقْبَلُها مِنهُ، وحَتّى تَعُودَ أرْضُ العَرَبِ مُرُوجًا وأنْهارًا
Artinya, "Tidak akan terlaksana hari Kiamat sampai harta menjadi banyak dan berlimpah, sampai seseorang akan mengeluarkan zakat hartanya, dan tidak menemukan seseorang yang menerima zakatnya. Dan hingga tanah Arab kembali menghijau dengan tanaman dan sungai." (HR. Muslim)
Dari hadis di atas, sekilas memang menjadi gambaran jelas bagaimana kondisi Arab Saudi saat ini. Namun, kita sebagai seorang muslim tidak bisa mentah-mentah menelan sebuah dalil tanpa ada penafsiran dari para ulama terkait hadis tersebut.
Imam An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim juz VII, halaman 97 menjelaskan maksud hadis di atas, artinya dari tanah Arab kembali hijau—wallahu a’lam— yakni orang-orang Arab meninggalkannya, tidak ditanami dan disirami dari sungai-sungainya. Demikian itu karena jumlah kaum laki-laki sedikit, banyak terjadi peperangan dan kerusuhan, dekatnya waktu kiamat, sedikitnya harapan, dan tidak adanya waktu untuk mengurus hal tersebut.
Kemudian, dari ulama lain yakni Imam Al-Qurthubi yang dinukil oleh Imam As-Suyuthi dalam Jalaluddin As-Suyuthi, Syarh Shahih Muslim, juz III, halaman 84 yang menjelaskan makna hadis di atas adalah keinginan orang-orang Arab telah beralih dari yang sebelumnya meminta pertolongan dan berpindah-pindah tempat karena banyak peperangan dan serangan, mereka menjadi enggan melakukan itu semua, lalu mereka menyibukkan diri dengan bercocok tanam dan mengalirkan air-air sungai.
Dari penjelasan kedua hadis di atas didapatkan titik temu bahwa menghijaunya tanah Arab bukan hanya sebatas beberapa bagian saja, namun menyeluruh di Jazirah Arab dan tidak terjadi secara permanen hingga hari kiamat datang. Selain itu, dari penjelasan kedua Imam di atas, disebutkan juga bahwa terdapat banyak sungai-sungai, namun yang kita lihat saat ini. Belum ada banyak sungai yang mengalir di Arab Saudi.
Di sisi lain, hadis tentang kiamat juga menggambarkan bahwa rakyat hidup sejahtera karena tidak ada yang menerima zakat lagi, namun kenyataannya saat ini di Arab Saudi masih banyak rakyat miskin yang membutuhkan zakat. Oleh karena itu, menghijaunya Arab Saudi bukanlah tanda kiamat, namun hanya sekadar fenomena alam.
Pandangan Ilmiah
Sebagaimana penjabaran di atas bahwa fenomena menghijaunya sebagian daerah Arab Saudi bukanlah tanda kiamat. Akan tetapi itu hanyalah fenomena alam yang lumrah terjadi yang diakibatkan sejak akhir 2022 lalu Arab Saudi sering dilanda hujan lebat. Curah hujan yang tinggi dan ditambah dengan strategi pemerintah akan adanya program penghijauan yang menjadi sebab gurun-gurun gersang mulai menghijau.
Selain itu juga, secara keseluruhan tanah Arab Saudi terdiri dari 2 bagian ada yang tandus dan ada yang subur. Alfred Kroner, ahli geologi dari Institute of Geosciences Johannes Gutenberg-University Jerman, mengungkapkan bahwa Jazirah Arab dulu merupakan tanah yang subur dengan padang rumput dan juga memiliki banyak sungai sebelum datangnya fase zaman es yang membuat bumi Arab menjadi tandus. Kondisi ini pun tergambar di dalam sebuah Mausu’ah al-Ijaz al-Qur’ani karya Nadiah Tharayyarah.
Alfred Kroner, jika tanah Arab digali akan ditemukan bukti bahwa tanah Arab merupakan tanah yang subur. Hal ini sudah pernah terjadi di daerah wilayah bernama al-Faw di bawah gurun pasir Rub’ al-Khali.
Oleh karena itu, bukan hal yang aneh jika sebagian wilayah Arab kini mulai menghijau. Sebab, dahulu dia merupakan tanah yang subur. Apalagi, intensitas hujan yang tinggi beberapa bulan lalu menguyur negara Arab. Intensitas hujan ini mempengaruhi perubahan kondisi cuaca di suatu daerah tersebut.
Kondisi ini pun dimanfaatkan oleh pemerintah Arab Saudi untuk menjalankan proyek ambisiusnya yakni Green Arabian. Banyak ilmuwan arkeologi mulai mencari sumber hijau dari beberapa wilayah di Arab Saudi.
Ibrah
Dari penjelasan di atas tampak bahwa fenomena unik yang terjadi di Arab Saudi dan sempat menggemparkan masyarakat dunia sejatinya hanyalah fenomena alam biasa, yang bisa terjadi di mana saja atas izin Allah Swt. Dengan kebesarannya, Allah mampu mengubah apa pun yang mustahil terjadi, sebagaimana di kawasan Arab Saudi, gurun yang gersang dan tandus, serta iklim yang ekstrem dengan kekuasaan Allah yang menurunkan hujan di kawasan tersebut berubah menjadi hijau. Singkatnya, Allah memiliki kekuatan terbesar yang tidak dimiliki oleh siapa pun, termasuk manusia hebat di bumi ini. Dengan kekuatannya Allah melawan hukum alam dan determinasi kausalitas yang mustahil terjadi dalam pandangan logika atau akal.
Oleh karena itu, kita sebagai manusia sejatinya wajib mengimani bahwa apa pun yang terjadi di kehidupan ini tidak akan terjadi tanpa izin Allah Swt.. Firman Allah, "Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia". (QS. Yasin: 82). Ayat di atas menggambarkan kedahsyatan kekuasaan Allah yang tidak bisa dilawan oleh siapa pun juga. Maka, sebesar apa pun manusia berkehendak, apabila Allah tidak menghendaki hal itu tidak akan terjadi. Karena sejatinya Dialah pencipta dan pengatur seluruh kehidupan ini. Kemudian, manusia hanya bisa beriktiar, sedangkan hasilnya kembalikan pada Allah. Akan tetapi, usaha yang kita lakukan tidak akan mengkhianati hasil. Entah hasil tersebut di panen di dunia dengan jangka cepat, ataupun hasilnya di panen di akhirat nanti.
Sementara itu, berkaitan dengan akan datangnya hari kiamat, itu merupakan hak prerogatif Allah sendiri. Walaupun banyak hadis yang menjelaskan tanda-tanda akan datangnya kiamat, namun manusia tidak akan mampu mengetahui kapan tepatnya kiamat tersebut terjadi. Dalil-dalil tentang datangnya hari kiamat sejatinya memberikan makna bahwa dunia ini hanya persinggahan sementara atau fana, sedangkan setelah dunia ini berakhir ada kehidupan yang kekal abadi. Oleh karena itu, banyak pula dalil-dalil yang menyeru manusia wajibnya untuk mencari bekal menuju kehidupan yang abadi, yakni akhirat. Bekal tersebut bukanlah harta berlimpah, rumah mewah, paras yang cantik, namun amal perbuatan yang kita lakukan selama di dunia.
Wallahu a’lam bissawab. []
waktu terjadinya kiamata merupakan hak prerogatif Allah sendiri, tugas kita adalah melaksanakan perintaNya dan menjauhi segala laranganNYA.
Rasulullah pernah ditanya sahabat tentang kapan datangnya hari kiamat. Rasulullah tidak menjawab, tetapi balik bertanya " Apa yang sudah kalian siapkah menghadapi hari kiamat?". Maka sudah semestinya fokus umat Islam adalah menyibuklan diri dengan persiapan bekal menuju ke sana dengan amal saleh sesuai tuntunan Rasulullah.
Sebelum kiamat, akan kembali khilafah 'ala minhajinnubuwwah. Itulah fokus perjuangan sekarang. Kapan kiamat, perkara ghaib. Tapi bisyarah Rasulullah ini menjadi kabar gembira sekaligus motivasi untuk terus memperjuangkan kembalinya khilafah.
Sampai kapanpun kiamat tidak ada yang tahu kapan pastinya. Hanya tanda-tanda yang di kabarkan dalam dalil-dalil yang ada. Sepakat, jika hijaunya Saudi adalah fenomena alam biasa.
Yang Jelas Khilafah ala minhajnubuwah belum tegak dan tugas kita memperjuangkannya.
Bener mba. Kita wajib memperjuangkan Khilafah. Dan intinya khilafah tegak dulu. Islam menaunggi seluruh Alam.
Kiamat adalah hak prerogatif Allah. Benar, seorang muslim tidak bisa mentah-mentah menelan sebuah dalil tanpa ada penafsiran dari para ulama terkait hadis tersebut.
Iya, Mba. Tanda2 kiamat memang ada. Hanya itu sebagai pengingat kita bahwa kiamat pasti terjadi.
Betul, kalau soal kemiskinan, semua negara juga mengalami problem yang sama, termasuk Arab Saudi. Kalau soal kiamat, setiap muslim hanya wajib meyakini saja bahwa kiamat memang sudah dekat karena kita hidup di akhir zaman. Cuma ya memang dekatnya itu manusia tidak bisa mengukur. Barakallah mbak Riah
Wa fiik Barakallah mba Tina. Bener banget.
Pemerintah Arab Saudi mencoba meminimalkan impor pangan dengan memaksimalkan teknologi.. barakallahu mb naskahnya keren
Syukron mba Aya. Iya mba hebat juga sih Arab Saudi. Namun lagi2 Strategi itu tidak akan terjadi tanpa kuasa Allah.
Ya Mba kenyataan masih banyak yang miskin terlebih di Indonesia. Semoga kita terselamatkan dari dasyatnya hari kiamat.
Alhamdulillah naskahnya keren Mba
Iya Bunda. Mereka takut kiamat, tapi nda takut apa yang mereka perbuatannya. Kalau kiamat heboh, tapi kalau maksiat nda heboh. Padahal kan bekal kita hanya amal perbuatan kita