Saudi Idol, Makin Menguatkan Liberalisasi di Arab Saudi

”Berbagai perubahan yang terjadi di Arab Saudi menunjukkan bahwa negara itu telah melakukan liberalisasi besar-besaran. MBS beserta para pendukungnya mengira bahwa liberalisasi akan membangkitkan negara mereka seperti yang terjadi di Barat.”

Oleh. Mariyah Zawawi
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Arus liberalisasi yang dilakukan oleh penguasa Arab Saudi semakin nyata. Muhammad bin Salman (MBS), putra mahkota sekaligus perdana menteri Arab Saudi telah mengubah wajah negara itu. Dengan proyek Visi 2030, MBS hendak menjadikan Arab Saudi sebagai negara yang lebih terbuka.

Tempat Dua Tanah Suci

Di wilayah Arab Saudi terdapat dua tanah suci kaum muslimin, Makkah dan Madinah. Kedua kota itu merupakan tempat dilaksanakannya ibadah haji dan umrah. Kedua kota itu merupakan tanah haram yang tidak boleh ada peperangan di dalamnya. Kedua kota itu juga dilindungi oleh Allah Swt. dari dajal.

Makkah adalah tanah tempat kelahiran Nabi Muhammad saw. yang mulia. Di kota itu pula, wahyu pertama kali diturunkan. Di sana juga terdapat Ka'bah yang menjadi kiblat kaum muslimin.

Sedangkan Madinah adalah tempat didirikannya pemerintahan Islam yang pertama. Di dalamnya terdapat Masjid Nabawi, masjid pertama yang didirikan oleh Nabi Muhammad saw. Dari kota itulah Islam disebarkan ke berbagai penjuru dunia.

Para penguasa Arab Saudi pun menyadari hal itu. Meskipun tidak lagi berada di bawah kekhilafahan Islam, mereka tetap menjaga kemuliaan kedua kota itu, termasuk wilayah-wilayah di sekitarnya. Mereka masih menerapkan syariat Islam, meskipun hanya sebagian saja.

Arab Saudi, Dahulu dan Kini

Dahulu, Arab Saudi dikenal sebagai negara yang sangat ketat dalam menerapkan beberapa hukum Islam. Misalnya, mewajibkan perempuan berhijab, melarang campur baurnya laki-laki dan perempuan di tempat umum, menutup tempat-tempat hiburan, dan sebagainya. Karena hal itu, banyak yang mengira bahwa Arab Saudi adalah Negara Islam.

Sayangnya, sejak MBS diangkat menjadi putra mahkota, syariat Islam ditinggalkan sedikit demi sedikit. Berbagai kemaksiatan pun dilegalkan. Atas nama modernisasi, sekularisasi, dan liberalisasi pun dilakukan oleh penjaga dua tanah suci itu.

Hal itu tampak dari berbagai peraturan baru yang dibuat. Pertama, melonggarkan aturan interaksi laki-laki dan perempuan di ruang publik. Misalnya, menghapus aturan tentang pemisahan pintu masuk ke restoran dan mengizinkan perempuan untuk menginap di hotel dengan laki-laki yang bukan mahramnya. Para perempuan juga tidak lagi diwajibkan untuk berhijab di tempat umum.

Kedua, melakukan modernisasi ala Barat. Hal itu diwujudkan dengan dibukanya kembali gedung-gedung bioskop. Gedung bioskop sudah lama ditutup atas desakan kelompok konservatif. Di samping itu, pemerintah juga akan membuka klab malam halal. Namun, belum ada kejelasan tentang apa yang disebut klab malam halal itu.

Ketiga, mempermudah wisata ke Arab Saudi. Selama ini, jemaah umrah dilarang melakukan mengunjungi tempat-tempat di luar kota Makkah dan Madinah. Namun, sejak tahun 2019, larangan ini telah dicabut. Setelah melakukan ibadah umrah, jemaah dapat berwisata ke situs-situs di luar dua tanah suci tersebut. Misalnya, mengunjungi Laut Merah. Dengan dicabutnya larangan ini, diharapkan ada peningkatan jamaah umrah dari 8 juta menjadi 30 juta per tahun. Di samping itu, juga mendorong mereka untuk mengunjungi kota-kota lainnya.

Beberapa perubahan ini ditujukan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke negara itu. Selama ini, Arab Saudi dikenal sebagai negara penghasil minyak. Namun, cadangan minyak bumi di wilayah itu diperkirakan akan habis dalam 70 tahun. Karena itu, penguasa saat ini berniat menjadikan pariwisata sebagai sumber devisa utama.

Arab Saudi bahkan dikabarkan akan melegalkan minuman beralkohol seperti anggur, koktail, dan sampanye, khusus di kota NEOM. Menurut Joseph Bradley, CEO NEOM's Tech and Digital Holding Company, pelegalan minuman beralkohol itu dilakukan untuk menarik lebih banyak ekspatriat untuk datang ke Arab Saudi. Selama ini, adanya larangan minuman beralkohol menyebabkan para ekspatriat itu enggan untuk datang dan bekerja di sana. (detik.com, 28/10/2021)

Hal ini tentu sangat memprihatinkan. Betapa pun, minuman beralkohol telah jelas keharamannya. Allah Swt. telah menyatakannya dalam surah Al-Maidah [5]: 90,

"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamar, berjudi (berkurban untuk) berhala, mengundi nasib dengan anak panah, adalah rijsun yang termasuk perbuatan setan."

Rasulullah saw. bahkan menyebut minuman beralkohol sebagai ummul khabaaits (induk kejahatan). Sebab, berbagai kejahatan bisa saja dilakukan oleh orang yang mabuk setelah meminumnya. Akalnya tidak lagi berfungsi, sehingga ia akan menuruti hawa nafsunya.

Karena itu, Rasulullah saw. tidak hanya melaknat orang yang meminumnya, tetapi juga semua yang terlibat dalam produksi hingga distribusinya. Dalam hadis riwayat At-Tirmidzi, Anas bin Malik berkata,

"Rasulullah saw. telah melaknat dalam khamar, sepuluh orang: pemerasnya, orang yang minta diperaskan, peminumnya, pembawanya, orang yang minta dibawakan, orang yang menuangkan, penjualnya, pemakan keuntungannya, pembelinya, dan orang yang minta dibelikan."

Saudi Idol dan Liberalisasi

Setelah melakukan berbagai perombakan dalam aturan pergaulan, pemerintah Arab Saudi pun menyelenggarakan program-program yang menunjukkan keterbukaan negara itu. Pada tahun 2021 lalu, telah diadakan serangkaian konser musik. Diawali dengan konser bertajuk Season 2021 yang menampilkan rapper Pitbull. Berikutnya ada Global Flock Festival, dan terakhir MLDBeast Soundstorm. Konser yang terakhir digelar hingga empat hari dan berhasil menyedot pengunjung 500 ribu pengunjung. (cnbcindonesia, 21/12/2021)

Dalam berbagai acara tersebut, pengunjung laki-laki dan perempuan bebas berbaur. Pengunjung perempuan yang hadir juga tidak ada yang menutup aurat. Padahal, semua itu bertentangan dengan syariat Islam. Hal itu membuat Arab Saudi tak lagi istimewa. Negara itu tak ubahnya negara-negara lain yang telah terbius dengan kapitalisme.

Yang terbaru, Negara Teluk itu juga akan menyelenggarakan Saudi Idol. Gubernur General Entertainment Authority (GEA), Turki Al-Sheikh, menyampaikan hal itu melalui akun Twitternya. GEA telah melakukan kerja sama dengan jaringan media raksasa lokal, MBC Group. Program itu akan mulai ditayangkan di televisi pada bulan Desember, akhir tahun ini. Sejumlah musisi legendaris Timur Tengah dikabarkan akan menjadi juri. Mereka adalah Aseel Abu Bakr, Ahlam, Assala, dan Majid al-Muhandis. (cnnindonesia.com, 2/10/2022)

Berbagai perubahan yang terjadi di Arab Saudi menunjukkan bahwa negara itu telah melakukan liberalisasi besar-besaran. MBS beserta para pendukungnya mengira bahwa liberalisasi akan membangkitkan negara mereka seperti yang terjadi di Barat.

Padahal, kebangkitan yang didapatkan Barat adalah kebangkitan yang semu. Memang, mereka berhasil mendapatkan materi yang tak terhitung banyaknya. Namun, di saat yang sama, mereka tengah menenggelamkan diri mereka serta umat manusia ke dalam jurang kehinaan dan kehancuran.

Hanya Islam yang Membawa Kebangkitan Hakiki

Sebelum Islam datang, masyarakat Arab dalam kegelapan. Mereka terbiasa melakukan berbagai perbuatan buruk. Berjudi, minum khamar, membunuh bayi perempuan hidup-hidup, dan berperang antar suku adalah tradisi mereka.

Setelah Rasulullah saw. datang dan membangun peradaban Islam, sirnalah kegelapan itu. Jadilah masyarakat Arab sebagai pembawa cahaya bagi umat manusia. Cahaya Islam pun menyebar ke berbagai penjuru dunia.

Semestinya, MBS belajar dari perjalanan Rasulullah saw. dalam membangkitkan bangsa Arab, nenek moyangnya. Melalui risalah yang diturunkan melalui Malaikat Jibril a.s., Beliau saw. membangun peradaban Islam yang bertahan hingga 1300 tahun. Peradaban yang membuat Barat ketakutan dan senantiasa diliputi kecemasan.

Seharusnya, MBS membangun kembali peradaban itu. Peradaban yang akan menyelamatkan tidak hanya umat Islam, tetapi umat manusia seluruhnya. Peradaban yang akan menciptakan kesejahteraan dan kebahagiaan yang sebenarnya. Lebih dari itu, peradaban itulah yang diridai oleh Allah Swt., sehingga mendatangkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Wallaahu a'lam bishshawaab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Mariyah Zawawi Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Previous
Kasus KDRT Lagi Viral, Islam Punya Solusi Riil
Next
Elegi Primbon
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram