Perdamaian yang dijanjikan oleh Cina pada Palestina sejatinya adalah pencitraan saja. Cina tidak pernah benar-benar melindungi umat Islam. Rakyat Palestina tidak boleh lupa tentang perlakuan Cina pada muslim Uighur di Cina. Mereka ditindas, disiksa, bahkan dibunuh dengan cara yang biadab, sungguh mengerikan.
Oleh. Ragil Rahayu, S.E.
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Arah politik Palestina berubah. Setelah selama ini menggantungkan harapan pada Amerika Serikat (AS), kini Palestina justru berharap pada rival AS, yaitu Cina. Hal ini sebagaimana pengakuan Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki bahwa setelah tiga tahun Biden berkuasa, dukungan Amerika hanya berupa pemberian dukungan keuangan untuk The United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in The Near East (UNRWA) dan rumah sakit di Yerusalem Timur (CNN Indonesia, 5-8-2023).
Sementara itu, serangan-serangan Israel terhadap Palestina terus terjadi. Banyak muslim Palestina yang menjadi korban. Yang terbaru, Israel telah memborbardir kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat pada 20 Juni lalu. Akibat serangan helikopter perang Israel tersebut, setidaknya tujuh warga Palestina meninggal dunia (BBC Indonesia, 5-7-2023). Selain itu, 3.000 warga Palestina lari menyelamatkan diri dari serangan tersebut (CNBC Indonesia, 4-7-2023).https://narasipost.com/world-news/08/2022/palestina-di-titik-nadir/
Atas sikap Amerika ini, Palestina merasa bahwa Amerika berpihak pada Israel sehingga upaya perdamaian di antara keduanya menjadi macet. Kini Palestina lebih condong kepada Cina karena negara tersebut memberikan dukungan keanggotaan penuh Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Palestina memandang bahwa Cina hadir di Timur Tengah tidak hanya secara ekonomi, tetapi juga secara politik. Benarkah Cina bisa menjadi dewa penolong bagi Palestina untuk mewujudkan perdamaian?
Mengikuti Strategi Amerika Serikat
Sejatinya, Cina sama saja dengan Amerika Serikat. Cina tidak bisa memberikan solusi konkret atas masalah pendudukan Israel terhadap Palestina. Cina justru mendukung solusi dua negara yang diciptakan Amerika. Hal ini tampak dari pernyataan Juru bicara Kedutaan Besar Cina untuk Amerika Serikat, Liu Pengyu bahwa solusi mendasar untuk konflik Israel-Palestina adalah pembicaraan damai dan penerapan solusi dua negara (CNBC Indonesia, 4-7-2023).
Walhasil, solusi yang ditawarkan Cina sama saja dengan Amerika Serikat, yaitu solusi dua negara. Hal ini merupakan sebuah pengkhianatan terhadap darah rakyat Palestina yang telah tertumpah. Bagaimana bisa, penduduk Palestina yang secara sah memiliki tanah Al-Quds lantas disuruh menyerahkan tanah dan rumahnya serta hidup berdampingan dengan agresor Israel yang telah merebut tanah, rumah, dan harta mereka. Israel bahkan membunuh anak-anak Palestina dan melecehkan muslimahnya. https://narasipost.com/opini/05/2021/solusi-tuntas-bagi-muslim-uighur/
Jika solusi dua negara benar-benar diterapkan, rumah dan harta orang Palestina yang tersisa akan diambil paksa oleh tentara Israel. Sedangkan rakyat Palestina justru diusir dari rumahnya sendiri dan terpaksa tinggal di pengungsian selama bertahun-tahun.
Orang-orang Israel yang biadab itu, bagaimana mungkin bisa hidup berdampingan secara damai? Yang ada, mereka akan terus merebut wilayah Palestina, sebagaimana telah terbukti selama ini. Satu-satunya bahasa yang mereka kenal adalah bahasa kekerasan.
Kapankah serangan Israel akan berhenti? Tidak pernah, selama masih ada tanah Palestina yang belum mereka kuasai, serangan akan terus mereka lancarkan sampai tidak ada lagi orang Palestina di sana. Selanjutnya, Israel akan menguasai tanah tersebut secara keseluruhan.
Oleh karenanya, Palestina tidak bisa berharap perdamaian akan terwujud selama masih ada Israel sang agresor. Satu-satunya cara untuk mewujudkan hal tersebut adalah menghilangkan keberadaan Israel dari tanah Palestina. Ini sebenarnya hal yang mudah, asalkan militer di negeri-negeri muslim bersatu menyerang Israel. Sangat disayangkan, penguasa negara-negara Arab hari ini justru melakukan normalisasi hubungan dengan Israel. Sungguh terlalu!
Ingat Uighur
Perdamaian yang dijanjikan oleh Cina pada Palestina sejatinya adalah pencitraan saja. Cina tidak pernah benar-benar melindungi umat Islam. Rakyat Palestina tidak boleh lupa tentang perlakuan Cina pada muslim Uighur di Cina. Mereka ditindas, disiksa, bahkan dibunuh dengan cara yang biadab, sungguh mengerikan.
Kalau terhadap rakyatnya sendiri saja Cina bisa berlaku demikian kejam, apalagi terhadap muslim Palestina. Oleh karenanya, rakyat Palestina tidak boleh terbujuk oleh rayuan Cina.
Pada hakikatnya, posisi Amerika Serikat dan Cina sama, yaitu sebagai negara penjajah yang sedang berusaha berebut pengaruh di Timur Tengah. Oleh karenanya, setiap kebijakan mereka di wilayah tersebut adalah dalam rangka meraih kepentingannya. Bukan untuk kemaslahatan umat Islam.
Khilafah Adalah Junah
Satu-satunya negara yang tulus peduli pada kebaikan umat Islam adalah Khilafah. Negara Khilafah berfungsi sebagai junah (perisai) yang akan melindungi umat Islam dari musuh dan bahaya apa pun. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw.,
"Sesungguhnya imam adalah perisai, orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikannya pelindung.“ (HR. Bukhari, Muslim, an-Nasa'i, dan Ahmad).
Untuk merealisasikan hadis ini, Khilafah akan mengirimkan pasukan dalam jumlah besar untuk membebaskan Palestina. Agresor Yahudi akan diperangi dan diusir dari tanah Palestina. Muslim Palestina akan dikembalikan ke tempat tinggalnya sehingga bisa hidup tenang dan damai.
Sikap Khilafah ini sebagaimana kebijakan Umar bin Khaththab yang membebaskan Al-Quds dari kezaliman tentara Bizantium pada 638 H. Setelah berada di bawah naungan Khilafah, Al-Quds berada dalam kebaikan. Saat itu, pemeluk Islam, Kristen, dan Yahudi bisa hidup berdampingan dengan damai tanpa ada konflik. Semuanya tinggal dengan aman tanpa khawatir ada serangan. Mereka bisa beribadah sesuai ketentuan agamanya dengan tenang. Sungguh mengagumkan.
Wallahua'lam bi al-shawab.
Sebenarnya rakyat Palestina sudah tidak percaya kepada pemimpinnya. Karena pemimpin Palestina cenderung masih menerima perdamaian melalui diplomasi. Padahal sudah jelas, solusi Palestina adalah dengan menegakkan sistem pemerintahan Islam yang akan melakukan pembebasan bumi Palestina.
Rakyatnya sudah sadar politik, pemimpinnya yang masih di bawah kendali Barat. Mengsedih...
Beginilah potret ketika negeri muslim tak menjadi penguasa yang digdaya di dunia. Alhasil, mereka bergantung pada negera yang secara notabenenya adalah penjajah bagi mereka dan saudara mereka sendiri.
Sampai kapanpun negara- negara adikuasa tak akan ikhlas memberi bantuan. Dan yang paling penting lagi, mereka bukan kawan untuk mengangkat keterpurukan umat Muhammad dimanapun berada.
Melepaskan diri dari mulut harimau, masuk ke mulut buaya. Duh!
Hanya khilafah yang akan menyelesaikan masalah Palestina. Karena sejatinya asing dan aseng sama-sama memusuhi Islam. Hanya caranya saja yang terlihat halus bagai serigala berbulu domba.
Hakikatnya keduanya sama2 penjajah
Tidak ada negara yg betul2 peduli akan nasib Palestina kecuali Khilafah. Kini saatnya umat menyadari apa pun solusi yg ditawarkan aseng dan asing tdk akan membebaskan Palestina.
Betul Mbak. Jadi makin rindu Khilafah.
Cina dan AS setali tiga uang. Mereka ibarat serigala berbulu domba.
Sama2 penjajah, ya, Mbak.
Betul, negara-negara penjajah tidak mungkin serius dan ikhlas memberi solusi untuk Palestina. Menggantungkan harapan pada mereka, sama saja merelakan penjajahan lebih lama lagi atas Palestina. Penjajah tetaplah penjajah yang punya kepentingan atas Timur Tengah.
Umat harus melepaskan diri dari belenggu penjajahan ini.
Umat Islam harus punya sikap dan tegas kepada musuh Islam. Walaupun mereka memiliki topeng yang mampu mengelebui umat Islam.
Hanya dengan Khilafah, umat akan terjaga dengan baik.
Kalau melihat sejarah perlakuan Khilafah terhadap bumi Palestina, masyaallah, luar biasa indahnya. Pantas saja Palestina aman dan makmur saat di bawah Khilafah.
Satu-satunya solusi bagi Palestina maupun umat muslim di seluruh dunia tidak lain menghadirkan kembali negara adidaya Islam yang menyatukan seluruh negeri muslim , sehingga kekuatannya menggetarkan musuh-musuh Islam.
Setuju
Ayolah..tak ada negara yang akan benar-benar membela kaum muslim baik Palestina, Muslim Uighur, dll, kecuali Khilafah..
berganti kecondongan kepada salah satu dr mereka sama saja keluar dari mulut harimau pindah ke mulut buaya..
Betul sekali.
afwan, di alenia terakhir sepertinya 638 Masehi, bukan Hijriah..
Terima kasih, Mbak