Di balik perseteruan Cina-Taiwan, rupanya AS turut serta dalam permasalahan tersebut. Hal ini terlihat jelas ketika AS memberikan bantuan militer senilai 5,2 triliun rupiah kepada Taiwan. AS berharap bantuannya mampu meningkatkan pencegahan invasi Cina ke Taiwan saat ini dan masa mendatang.
Oleh. Firda Umayah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Pertarungan AS dan Cina di dunia internasional kembali memanas. Dua negara kuat itu berusaha menarik Taiwan menjadi bagian dalam kekuasaannya. Sebelumnya, Cina mengeklaim Pulau Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Diketahui Taiwan dan Cina berpisah pada 1949 setelah perang saudara yang berakhir dengan kontrol Partai Komunis Cina. Kelompok nasionalis yang berada di bawah pimpinan Kuomintang Chiang lantas menyingkir dan mendirikan pemerintahan Taiwan.
Upaya Cina untuk menyatukan Taiwan ke dalam wilayahnya, nyatanya tak disambut hangat oleh pihak Taiwan. Presiden Taiwan, Tsai Ing Wen, menyatakan bahwa Taiwan akan mempertahankan kedaulatannya setelah Cina melakukan latihan militer besar-besaran di sekitar pulau itu. Presiden Taiwan juga melakukan pertemuan dengan Ketua DPR Amerika Serikat, Kevin McCarthy untuk membahas upaya mempertahankan demokrasi Taiwan. (cnbcindonesia.com, 12/04/2023)
Lantas, akankah Taiwan mampu melepaskan diri dari Cina?
Ambisi Cina terhadap Taiwan
Cina beranggapan bahwa Taiwan adalah bagian wilayah Cina yang sengaja memisahkan diri darinya. Oleh karena itu, Cina bertekad menyatukan kembali Taiwan baik secara damai maupun paksa. Untuk hal itu, Cina melakukan dua tindakan. Pertama, menggencarkan reunifikasi damai dengan Taiwan melalui strategi pendekatan ke masyarakat sipil. Kedua, melawan pihak-pihak yang mendukung independensi Taiwan. (kompas.com, 10/03/2023).
Sayangnya, rencana penyatuan Taiwan oleh Cina secara damai tak mendapatkan respons baik dari Taiwan yang bersikukuh menjadi negara yang independen. Hal ini mengingat Taiwan telah memiliki pemerintahan sendiri sebagai negara terpisah. Walhasil, Cina pun melakukan serangkaian aksi untuk melemahkan Taiwan. Salah satunya adalah melakukan lonjakan aktivitas militer di Taiwan sejak Juli 2023. Lusinan pesawat tempur Cina melewati garis median Selat Taiwan dan masuk ke wilayah utama zona identifikasi pertahanan udara pulau itu.
Campur Tangan AS dalam Kedaulatan Taiwan
Di balik perseteruan Cina-Taiwan, rupanya AS turut serta dalam permasalahan tersebut. Hal ini terlihat jelas ketika AS memberikan bantuan militer senilai 5,2 triliun rupiah kepada Taiwan. Bantuan itu mencakup peralatan pengawasan, intelijen, pengintaian, dan amunisi senjata kecil. AS berharap bantuannya mampu meningkatkan pencegahan invasi Cina ke Taiwan saat ini dan masa mendatang. (news.detik.com, 29/07/2023)
Tak hanya itu, pasukan operasi khusus AS dan marinirnya telah melatih pasukan Taiwan secara diam-diam sejak 2020. Ini merupakan salah satu tekanan bagi Cina. Lebih dari itu, pelatihan militer AS kepada Taiwan merupakan bagian dari bisnis industri dalam aspek militer yang sudah lama dijalankan oleh AS. Ketegangan perseteruan AS dan Cina di Taiwan juga tampak saat Cina melakukan serangan ke zona pertahanan udara Taiwan yang kemudian disambut dengan gertakan kapal selam nuklir AS di Laut Cina Selatan.
Posisi Negeri Muslim
Jika perseteruan AS dan Cina terus terjadi, posisi negeri muslim akan makin terjepit. Ini karena negeri muslim seperti Malaysia dan Indonesia sudah banyak bekerja sama dengan Cina dan AS. Potensi munculnya masalah turunan dapat mengancam potensi domestik negeri muslim ini. Terlebih lagi jika Australia juga turut terlibat dari perseteruan ini.
Indonesia, Malaysia, dan negeri muslim lain yang tak mandiri, baik dari aspek ekonomi dan militer, tidak akan mampu menghindari keputusan yang nanti akan diminta oleh Cina dan AS. Terutama ketika Cina dan AS meminta dukungan dari para negeri muslim. Ini akan membuat negeri muslim bagaikan memakan buah simalakama.
Perang antara AS dan Cina di Laut Cina Selatan juga dapat terjadi. AS dan Cina sempat bersitegang saat kedua belah pihak memperdebatkan manuver yang tidak aman. AS dengan Pentagon menyatakan bahwa RC-135 milik Cina telah melakukan provokasi. Begitu pula sebaiknya, Cina mengatakan bahwa AS yang telah berbuat demikian. Faktanya, sebuah jet tempur Cina dan pesawat AS nyaris bertabrakan di udara saat berada di atas Laut Cina Selatan dengan jarak keduanya hanya 3 meter.
Islam Meniscayakan Peleburan Bangsa
Keinginan Cina untuk menyatukan Taiwan tak lepas dari peleburan bangsa-bangsa yang ingin dilakukan. Namun, hal ini sulit dilakukan mengingat dalam sistem demokrasi tak lepas dari paham nasionalisme. Paham ini memiliki konsep bahwa setiap negara atau wilayah kekuasan yang berdiri atas pemerintahan tertentu berhak menentukan nasibnya sendiri. Termasuk pula hak untuk menentukan aturan dan menjalin hubungan kerja sama dengan negara lain.
Cina yang bersikukuh bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayahnya jelas tak akan pernah mundur untuk menaklukkan Taiwan. Terlebih lagi Cina merupakan negara kuat yang telah menjalin hubungan kerja sama dengan banyak negara. Cina siap melakukan perlawanan fisik jika Taiwan menolak segala perundingan yang diminta. Peleburan bangsa dalam sistem demokrasi ini hanya akan merugikan rakyat yang menjadi korban dari ambisi para pemimpin bangsa.
Kondisi peleburan bangsa semacam ini, jelas tidak akan terjadi jika negara adidaya memiliki kesatuan akidah, pemikiran, perasaan, dan peraturan seperti yang ada dalam ideologi Islam. Ya, peleburan bangsa-bangsa merupakan keniscayaan dalam ideologi Islam. Peleburan bangsa telah ada sejak Rasulullah saw. wafat dan seluruh Jazirah Arab masuk Islam serta menghilangkan kemusyrikan yang ada di dalamnya. Daulah Islam yang didirikan oleh Rasulullah saw. telah mampu melakukan pembebasan bangsa-bangsa dari kalangan masyarakat Arab, Persia, Romawi, dan wilayah lain. Bangsa-bangsa ini bergabung menjadi satu kesatuan di bawah wilayah Daulah Islam dengan ragamnya suku, budaya, bahasa, dan agama yang ada di sana.
Keberhasilan peleburan bangsa-bangsa ini tidak terlepas dari empat faktor. Pertama, adanya perintah-perintah Islam yang mengharuskan pemeluknya untuk menyeru kepada Islam, mengemban dakwahnya, dan menyebarkan hidayahnya sekuat kemampuannya. Kedua, umat Islam melakukan pembauran kepada bangsa-bangsa yang dibebaskan pada kehidupan dan tempat tinggal mereka. Daulah Islam tidak akan membedakan pelayanan dan peradilan bagi masyarakat penakluk dan taklukan. Ketiga, masuknya seluruh penduduk negeri yang dibebaskan ke dalam Islam. Ini biasanya terjadi setelah masyarakat yang ditaklukkan merasakan keadilan yang ada dalam sistem pemerintahan Islam. Keempat, proses revolusi terjadi pada semua orang yang telah memeluk Islam sehingga ada peralihan dari satu keadaan ke keadaan lainnya.
Semua faktor di atas mampu mengubah pola pikir dan sikap masyarakat yang melebur ke dalam wilayah Daulah Islam. Bangsa-bangsa juga tunduk kepada aturan Islam dengan penuh kerelaan dan menyatukan kemaslahatan mereka menjadi satu yaitu kemaslahatan Islam. Mereka juga menjadi umat yang satu yaitu umat Islam. Maka benarlah firman Allah Swt.,
وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَٰلَمِينَ
"Dan tidaklah Kami mengutus kamu (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat seluruh alam."(QS. Al-Anbiya' : 107)
Penutup
Pertarungan AS dan Cina di Taiwan tak lepas dari kepentingan dua negara tersebut. Ini merupakan watak sistem pemerintahan kapitalisme yang haus akan kekuasaan. Berbeda dengan Islam yang menginginkan peleburan bangsa-bangsa untuk menyatukan umat manusia dengan aturan Islam demi terciptanya rahmat bagi seluruh alam. Wallahu a'lam bishawab []
As dan cina negara adidaya yang akan tersungkur pada waktunya jika masih berideologi batil..
Konflik besar yang digawangi negara adidaya di bawah sistem kapitalisme hanya untuk memenuhi ambisi kekuasaan. Hal itu pasti membawa kesengsaraan untuk seluruh rakyat. Lagi-lagi rakyat menjadi korban.
Jazakunnallah khoiron katsiron kepada semua tim NP. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Betul, konflik kepentingan terus saja terjadi di negara-negara Barat dan Timur. Ini jelas tidak lepas dari sistem kapitalisme yang manaunginya. Jadi jelaslah kalau api konflik akan terus muncul untuk menjadi yang paling berkuasa.
Pertarungan para kapitalis dalam mengeklaim kekuasaan
Hedeh,, hampir semua negara yang bertikai di dunia ini selalu saja AS menjadi orang ketiga. Emang munafik ya ini negara
Nebeng gelar Polisi dunia. Jadi dia merasa berkewajiban ikut campur.
Apakah ada kemungkinan terjadi perang? AS memberikan bantuan 52T sementara AS sendiri adalah negara dengan utang terbesar di dunia. Bantuan ini mungkin dalam bentuk utang? Ulasannya keren, menambah perspektif tentang pergolakan dunia
Bantuan AS sejatinya ingin menunjukkan bahwa AS masih punya kekuatan. Padahal, AS sendiri memiliki kerapuhan karena sistem kapitalisme memang meniscayakan hal itu terjadi.