Pengaruh Pemberontakan Wagner Rusia terhadap Dunia

"Apa yang terjadi di balik pemberontakan Wagner terhadap Rusia menunjukkan bahwa dalam sistem demokrasi tidak ada kawan dan musuh abadi. Semua hubungan yang terjalin baik di dalam maupun di luar negeri terjadi karena ikatan kemaslahatan."

Oleh. Firda Umayah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Pembelotan Wagner terhadap pemerintahan Rusia yang terjadi pada Sabtu, 24 Juni 2023, sempat menghebohkan dunia dan menuai berbagai spekulasi terhadapnya. Diketahui, Wagner merupakan kelompok tentara bayaran Rusia yang menjadi pasukan garda terdepan dalam pertempuran di palagan Ukraina. Kelompok ini melakukan pemberontakan kecil di wilayah Rostov dengan berbaris menggunakan tank-tank dan alat berat, kemudian berjalan menuju Moskow, ibu kota Negara Rusia. Namun, konvoi Wagner tersebut berhenti saat mencapai jarak 200 km menuju Moskow, setelah Wagner memblokir semua infrastruktur militer termasuk pangkalan udara di sepanjang jalan tersebut.

Pemimpin Wagner, Yevgeny Prigozhin, menjelaskan bahwa aksi kelompoknya tersebut bukan untuk menggulingkan pemerintahan Rusia. Tetapi sebagai bentuk protes kepada Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, yang telah merencanakan penandatanganan kontrak dengan semua pejuang Wagner yang berperang di Ukraina dalam naungan Negara Rusia. Prighozin menilai bahwa penandatangan tersebut akan menjadikan pejuang Wagner menjadi tentara Rusia, yang akan menghancurkan potensi tempur dan pengalaman tempur para pejuang Wagner. Ia juga menuding bahwa pasukan Kremlin telah menyerang kamp kelompok mereka hingga menewaskan banyak personel. Tak ingin terjadi pertumpahan darah, ia lalu menarik pasukannya setelah bernegosiasi dengan Rusia dan pindah ke Belarus, negara tetangga Rusia. (Cnnindonesia.com, 27/06/2023)

Posisi Wagner terhadap Rusia

Awalnya, Wagner merupakan organisasi rahasia yang beroperasi sebagian besar di Afrika dan Timur Tengah. Kelompok ini diidentifikasi pada 2014, saat mendukung pasukan separatis yang pro terhadap Rusia di Ukraina. Kelompok ini semakin besar setelah melakukan rekrutmen tahun 2022 karena pihak Rusia yang mempekerjakannya kesulitan untuk mencari orang yang bisa dijadikan tentara reguler. Saat ini, jumlah anggota grup Wagner diperkirakan mencapai 50.000 orang dengan 40.000 orang di antaranya merupakan bekas tawanan atau mantan narapidana.

Presiden Putin yang menyewa Wagner memiliki pengaruh besar dalam invasi Rusia ke Ukraina. Pasukan Wagner berhasil merebut Crimea, membunuh para petinggi Ukraina, dan merekrut narapidana ke pertemuan garis depan. Mengingat besarnya hasil yang diperoleh Wagner, pemerintah Rusia harus membayar mahal kelompok tersebut sebesar satu dolar AS miliar atau sekitar lima belas triliun rupiah selama Mei 2022-Mei 2023. (kompas.com, 27/06/2023)

Setelah insiden pemberontakan Wagner pada akhir pekan lalu, Putin meminta agar perang sipil dihentikan. Ia juga meminta agar proses pengambilan kembali perangkat militer dari Wagner segera dilakukan. Untuk para pejuang Wagner, pemerintah memberikan tiga pilihan. Yaitu, pergi ke Belarus, bergabung dengan militer Rusia, dan kembali kepada keluarga mereka. Pilihan ini juga diberikan kepada pasukan Wagner yang masih berada di Ukraina. Tak ada kepastian apakah Rusia akan kembali menggunakan Wagner di masa mendatang. Ada perkiraan, bahwa kelompok ini akan digantikan. Mengingat telah ada penandatanganan kontrak antara pasukan khusus Chechen dengan Rusia. (cnnindonesia.com, 27/06/2023)

Pengaruh Pemberontakan Wagner

Sebagai negara besar, dinamika politik Rusia selalu memiliki pengaruh di mata dunia. Bagi Ukraina, pemberontakan kecil yang dilakukan Wagner sedikit melegakan tentara Ukraina. Pemberontakan ini juga dapat melemahkan posisi Rusia yang memengaruhi jalannya perang di Ukraina. Sebab, sebagian pasukan Wagner telah ditarik sejak insiden pemberontakan. Melihat beredar isu penurunan kredibilitas Rusia, Putin lantas menjelaskan bahwa pemberontakan itu tak memengaruhi invasinya ke Ukraina karena serangan Rusia ke Ukraina tetap berjalan pada hari yang sama hingga menewaskan lima orang di Kyiv, ibu kota Negara Ukraina.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, merespons tindakan pemberontakan Wagner tersebut dengan mengatakan bahwa ia dan Presiden AS, Joe Biden, tengah membahas lebih banyak bantuan AS dengan penekanan pada senjata jarak jauh dan mengoordinasikan posisi keduanya menjelang KTT NATO di Vilnius, ibu kota Negara Lithuania, bulan depan. Zelensky juga menyatakan bahwa dunia harus menekan Rusia hingga tatanan dunia dipulihkan. Di samping itu, Zelensky juga menyambung kerja sama dengan Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, dan Presiden Polandia, Andrzej Duda, yang ketiganya sama-sama membahas situasi di medan perang dan ancaman terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di Ukraina Selatan, yang diduduki oleh pasukan Rusia. (voaindonesia.com, 26/06/2023)

Pemberontakan Wagner terhadap Rusia juga berdampak kepada hubungannya dengan Cina. Beberapa perusahaan Cina mulai panik dan menghentikan pengiriman barang-barang yang ditunjukkan ke Rusia. Cina juga mulai mempertanyakan dan mempertimbangkan hubungannya di aspek ekonomi, apakah perlu dilonggarkan atau tidak. Sebelumnya, Cina menyatakan dukungannya terhadap Rusia dengan menjalin kemitraan tanpa batas sebelum Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022. Namun, hingga saat ini belum ada keputusan pasti dari pihak Cina terkait sikapnya terhadap Rusia. (kompas.com, 28/06/2023)

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan bahwa gejolak di Rusia setelah pemberontakan Wagner bisa memakan waktu berbulan-bulan untuk diselesaikan. Pasar khawatir ketidakstabilan politik di Rusia akan berdampak kepada pasokan minyak mentah dunia karena Rusia merupakan salah satu produsen besar energi. Sedangkan Indonesia, menyikapi pemberontakan Wagner dengan pernyataan sikap siap menjadi penengah terhadap negara yang berkonflik. Hal ini disampaikan oleh Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto. Ia juga menyatakan bahwa Indonesia akan menjalin hubungan baik dengan semua pihak. (Cnnindonesia.com, 26/06/2023)

Pemberontakan kecil yang sempat dilakukan oleh grup Wagner merupakan sebuah gertakan bagi Rusia. Dalam pembelotan tersebut, Wagner siap mengambil alih kemiliteran Rusia yang dianggap tidak konsisten terhadap perjanjian sebelumnya. Meskipun pembelotan itu berhenti setelah Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, melakukan negosiasi dengan pemimpin Wagner dan memberikan jaminan keselamatan kepada pasukan Wagner saat mereka berada di Belarusia. Pembelokan itu juga memengaruhi kredibilitas Rusia di mata dunia yang tak mampu menyelesaikan dinamika politik dalam negeri. Hubungan Cina dan Rusia yang disebut sebagai oposisi terhadap AS dan aliansi militer NATO juga terancam renggang lantaran Rusia dianggap meragukan dalam menjamin keamanan hubungan keduanya.

Di balik perseteruan antara pemerintahan Rusia dan Wagner, muncul Lukashenko yang menjadi penengah keduanya. Lukashenko berbicara kepada Putin untuk tidak melenyapkan gerakan Wagner. Begitu juga sebaliknya. Ia mengatakan kepada Wagner untuk tidak menggulingkan Kementerian Pertahanan Putin. Lukashenko yang merupakan sekutu dekat Putin, sebelumnya dikenal dengan otoritarianisme dan pelanggaran HAM. Namun kini, ia terkenal sebagai penengah dan negosiator yang baik agar tidak terjadi perang saudara di Rusia.

Apa yang terjadi di balik pemberontakan Wagner terhadap Rusia menunjukkan bahwa dalam sistem demokrasi tidak ada kawan dan musuh abadi. Semua hubungan yang terjalin baik di dalam maupun di luar negeri terjadi karena ikatan kemaslahatan. Jika dalam hubungan tersebut sudah tidak ada kemaslahatan atau manfaat yang diperoleh, maka hubungan itu akan renggang dan hilang, serta akan beralih kepada hubungan lain yang dapat membawa kemaslahatan. Selain itu, sistem demokrasi juga tidak menjamin persatuan umat yang ada di dalam suatu negara karena tidak ada kesatuan pemikiran, perasaan, peraturan, dan kepengurusan yang baik. Semua ikatan yang terjalin bagaikan hubungan bisnis antara pihak pekerja dengan yang mempekerjakan. Ikatan ini jelas ikatan yang lemah dan rawan perpecahan antarkelompok sekalipun itu antara kelompok bersenjata dengan pemerintah.

Pandangan Islam terhadap Kelompok Militer

Jika Putin menyewa Wagner hanya untuk menjalankan kepentingannya dalam menginvasi Ukraina, maka hal ini akan berbeda dengan keberadaan kelompok militer yang ada dalam Daulah Islam. Negara yang tegak berlandaskan akidah Islam dan menjalankan semua syariat Islam memandang bahwa hubungan antara pemerintah dengan masyarakat dan semua umat yang berada di dalamnya terikat dengan ukhuwah islamiah. Yaitu hubungan yang terjalin dengan menghadirkan pemikiran, perasaan, dan peraturan yang sama yaitu Islam. Meskipun umat yang ada di dalamnya terdiri dari beragam agama, suku, budaya, dan bahasa.

Dalam menjaga keamanan dalam negeri dan menjalankan tugas mengemban dakwah keluar wilayah Daulah Islam yang didukung dengan keberadaan militernya, Daulah Islam memiliki Direktorat Peperangan yang disebut Amirul Jihad. Direktorat Peperangan menangani seluruh urusan yang berkaitan dengan kekuatan bersenjata baik pasukan, polisi, persenjataan, peralatan, logistik, dan sebagainya. Termasuk juga mengurusi akademi militer dan semua misi militer baik dalam tuntutan untuk memahami pemikiran Islam dan menyiapkan segala hal baik teknis maupun strategi.

Dalam Daulah Islam, dasar jihad fi sabilillah menjadi dasar saat dakwah Islam ditolak oleh pihak luar dengan kekerasan. Jihad juga dilakukan saat musuh menyerang Daulah Islam. Jihad yang dilakukan umat Islam, bukan untuk menginvasi apalagi menjajah seperti yang dilakukan kaum kafir.

Jihad merupakan kewajiban bagi seluruh muslim. Setiap muslim yang telah berusia 15 tahun harus mengikuti pelatihan militer, guna mempersiapkan jihad. Daulah Islam juga butuh rekrutmen anggota pasukan reguler dan hukumnya adalah fardu kifayah. Allah Swt. berfirman,

"Diwajibkan atasmu berperang, padahal kamu membencinya. Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah lebih mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui." (TQS. Al-Baqarah: 216)

Adapun prajurit militer Daulah Islam, terdiri atas dua bagian. Pertama, pasukan cadangan yang terdiri atas seluruh muslim yang mampu memanggul senjata. Kedua, pasukan reguler yang memperoleh gaji dan masuk anggaran belanja sebagaimana para pegawai negeri lainnya. Khalifah sebagai panglima angkatan bersenjata, mengangkat kepala staf gabungan. Seluruh angkatan bersenjata ditetapkan sebagai satu kesatuan, yang ditempatkan di berbagai markas.

Setiap prajurit diberikan pendidikan militer semaksimal mungkin termasuk kemampuan berpikir dan pemikiran Islam. Setiap pasukan dilengkapi dengan persenjataan, logistik, sarana, dan fasilitas yang dibutuhkan. Begitu juga dengan kebutuhan lain yang memungkinkan pasukan untuk melaksanakan tugasnya sebaik mungkin sebagai pasukan Islam. Daulah Islam juga memiliki Direktorat Keamanan Dalam Negeri yang menangani segala hal yang dapat mengganggu keamanan dan mencegah segala hal yang dapat mengancam keamanan dalam negeri. Untuk hal ini, direktorat ini dibantu oleh kepolisian dan tidak diserahkan kepada militer kecuali atas perintah khalifah. Segala tindakan yang merupakan kemurtadan, pembangkangan, penyerangan, dan pelanggaran jiwa serta kehormatan akan ditangani oleh direktorat ini. Tak hanya itu, Daulah Islam juga memiliki Direktorat Luar Negeri yang menangani seluruh urusan yang terkait dengan hubungan Daulah Islam terhadap negara-negara asing baik dalam aspek politik, ekonomi, perdagangan, industri, dan lainnya.

Semua direktorat tersebut dan direktorat lainnya mendapatkan kepengurusan negara dengan sebaik-baiknya agar semua amanah dapat berjalan baik. Ini karena, Daulah Islam yang dipimpin oleh seorang khalifah sangat memahami perannya sebagai pengurus rakyat sebagaimana hadis Rasulullah saw.,

"Imam (khalifah) adalah pengurus rakyat dan bertanggung jawab atas kepengurusan rakyatnya." (HR. Bukhari)

Penutup

Keberadaan Daulah Islam yang amanah dalam mengurus segala urusan rakyatnya akan meminimalisasi bahkan meniadakan terjadinya konflik dalam negeri. Ini juga dapat menjaga kredibilitas rakyat dan warga negara luar Daulah Islam akan kekuatan Daulah Islam. Sebab, sejak berdirinya Daulah Islam di Madinah, umat Islam menjadi umat yang disegani, begitu juga dengan tentaranya yang tak tertandingi. Umat Islam juga dikenal sebagai penebar rahmat, karena mampu melebur dan menyatukan umat-umat dari banyak bangsa di dunia.

Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Firda Umayah Tim Penulis Inti NarasiPost.Com Salah satu Penulis Inti NarasiPost.Com. Seorang pembelajar sejati sehingga menghasilkan banyak naskah-naskahnya dari berbagai rubrik yang disediakan oleh NarasiPost.Com
Previous
Kelas BPJS atau KRIS, Benarkah Untuk Rakyat?
Next
Medsos Banjir Hate Speech, Hi, Takut!
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

7 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Sartinah
Sartinah
1 year ago

Ngeri ya membaca dinamika politik di negara Barat yang memuja sistem demokrasi kapitalisme. Mereka saling sikut, saling injak, dan saling serang demi kepentingan masing-masing. Maka layak sebenarnya kalau dikatakan, sistem ini sungguh mengerikan dan tidak layak bagi eksistensi manusia.

Firda Umayah
Firda Umayah
Reply to  Sartinah
1 year ago

Benar sekali

Mimy Muthamainnah
Mimy Muthamainnah
1 year ago

Hasil didikan demokrasi...menjadikan manusia bergerak sesuai kepentingannya. Maka tak heran tdk ada musuh tdk ada kawan yg ada kebermanfaatan. Serem

Firda Umayah
Firda Umayah
Reply to  Mimy Muthamainnah
1 year ago

Benar..tak ada kawan dan musuh abadi dalam demokrasi. Yang ada hanyalah kepentingan dan manfaat abadi.

Wd Mila
Wd Mila
1 year ago

Hmm.. heran, mau2nya itu orang jadi anggota Wagner demi uang,, padahal taruhannya nyawa lho.

Eh,

But, sy pernah baca kalau anggota wagner itu kebanyakan adalah mantan napi.
Mereka lebih memilih bebas dr penjara, walaupun akhirnya jadi tumbal perang,
Sedihnya, katanya, kalau sudah gabung di wagner tidak bisa kabur atau memundurkan diri. Akhirnya, mereka terpaksa hidup di bawah tekanan aturan wagner group yg keras dan ketat itu.

Berarti, harusnya umat Islam bisa lebih dari wagner ya,, karna balasannya surga.

Firda Umayah
Firda Umayah
Reply to  Wd Mila
1 year ago

Ya, mbak..kalau Wagner itu bergerak karena materi..kalau umat Islam karena rida ilahi

Firda Umayah
Firda Umayah
1 year ago

Jazakumullah khoiron katsiron kepada semua tim NP

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram