“Bahkan, sistem pasar bebas yang dianut dalam sistem ekonomi kapitalis ini menihilkan peran negara, membuat para kartel oligarki diberikan ruang untuk bermain dalam mengambil keuntungan pribadi. Mereka itulah sosok invisible hand (tangan-tangan tak terlihat) yang mengendalikan produksi, konsumsi, dan distribusi melalui mekanisme harga.“
Oleh. Mariam
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Bank pangan kini menjadi solusi bagi ribuan warga Amerika Serikat yang berbondong-bondong untuk mendapatkan bantuan makanan setiap harinya. Antrean terjadi di seluruh bank pangan yang berada di berbagai penjuru Negeri Paman Sam. Bantuan makanan ini dari pemerintah yang berisi kacang kaleng, selai kacang, dan nasi.
St. Mary Jerry Brown seorang juru bicara bank makanan menyebutkan bahwa jumlah warga yang antre untuk mendapatkan bantuan makanan ini meningkat tajam hingga 78 persen dibandingkan tahun sebelumnya. (CNNIndonesia.com, 16/7/2022)
Penyebab Inflasi
Salah satu warga negara Indonesia, Zafran Arif yang merupakan mahasiswa matematika terapan di Washington State University membeberkan bahwa memang harga sejumlah barang kini meroket akibat inflasi di Amerika Serikat. Bahkan, hal ini mengakibatkan harga pangan melonjak naik hingga dua kali lipat.
Pada bulan Juni 2022, inflasi Amerika Serikat tembus hingga 9,1 persen, dan ini merupakan level tertinggi sejak 41 tahun terakhir. Inflasi ini terjadi akibat banyaknya harga yang mengalami lonjakan, baik dari segi pangan maupun nonpangan. Lonjakan inflasi di Amerika Serikat bermula dari perang Rusia dan Ukraina, sehingga ketegangan antara kedua negara ini memberikan dampak buruk bagi dunia.https://narasipost.com/2022/07/08/inflasi-melanda-kapitalisme-gagal-secara-nyata/
Kondisi dari peperangan geopolitik ini menyebabkan krisis yang berkesinambungan mulai dari krisis energi, kemudian berlanjut ke krisis pangan hingga krisis keuangan. (CNNIndonesia.com, 16/7/2022)
Menurut Bank Indonesia inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan barang dan jasa secara meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan harga barang dan jasa tersebut disebabkan karena turunnya nilai uang.
Solusi sederhana yang ditawarkan selalu dengan mendesak penguasa mematok harga, memang sepintas solusi ini bisa menjadi acuan. Namun, solusi ini ternyata bisa menyebabkan inflasi semakin berkelanjutan. Karena jika penguasa mematok harga, kelak jika harga akan stabil kembali pada waktunya dan perlahan malah akan mengurangi daya beli mata uang. Terlebih sistem mata uang saat ini begitu tidak adil dan tidak stabil, karena sistem mata uang yang berlaku adalah sistem mata uang hampa (kertas) tanpa kontrol dan tanpa adanya back up yang disebut dengan fiat money.
Akar Permasalahan
Sejak pembatalan perjanjian Bretton Wood oleh Presiden Amerika Serikat, Nixon pada tahun 1971, mata uang kertas dicetak tanpa back up emas dan sejak saat itu pula kini tidak ada satu pun negara di dunia yang memback up mata uangnya dengan emas. Akibatnya, kini mata uang bersifat fiat dan disebut dengan istilah managed money standard.
Sistem fiat money ini menyebabkan fluktuasi pada penggunaan mata uang kertas karena nilai intrinsik dan nominalnya berbeda. Sehingga, akan mudah dikendalikan dan dimonopoli oleh negara tertentu, dan semakin parah dengan adanya sistem bunga. Bahkan, sistem pasar bebas yang dianut dalam sistem ekonomi kapitalis ini menihilkan peran negara, membuat para kartel oligarki diberikan ruang untuk bermain dalam mengambil keuntungan pribadi. Mereka itulah sosok invisible hand (tangan-tangan tak terlihat) yang mengendalikan produksi, konsumsi, dan distribusi melalui mekanisme harga.https://narasipost.com/2022/06/30/gelombang-resesi-ekonomi-meresahkan-dunia-islam-berikan-solusi-nyata/
Inilah salah satu kezaliman dalam sistem kapitalisme yang menjadikan rakyat sengsara, sistem ini gagal dalam memberikan kesejahteraan kepada rakyat. Sehingga, rakyat begitu kesulitan dan menderita hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka.
Solusi Khilafah Mengatasi Inflasi
Berbanding terbalik, jika sistem Islam yang diterapkan berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunah, yang dalam ilmu fikih kenegaraan sistem ini dikenal dengan nama Khilafah. Khilafah dinobatkan sebagai institusi yang meriayah (mengurus) kebutuhan umat, maka dalam sistem ekonominya jaminan kesejahteraan rakyat mampu memenuhi kebutuhan mereka dengan baik dan layak menjadi visi dalam perekonomian Khilafah.
Untuk mengatasi masalah inflasi ini, ada beberapa langkah yang dilakukan Khilafah. Pertama, menjaga penawaran dan pemintaan pasar agar tetap seimbang, namun bukan dengan mematok harga barang. Karena itu bukan solusi yang tepat bahkan Rasulullah saw. pernah melarangnya sebagaimana hadis beliau “Allahlah Zat Maha Mencipta, menggenggam, melapangkan rezeki, memberi rezeki, dan yang mematok harga.” (HR. Ahmad dari Annas). Harga barang dalam Islam justru akan dibiarkan mengikuti mekanisme penawaran dan permintaan di pasar.
Kedua, negara memiliki peran menyeimbangkan ketersediaan barang dan jasa ketika penawaran dan permintaan tidak stabil. Negara bisa memasok barang dan jasa dari wilayah lain, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab ketika wabah penyakit melanda wilayah Syam yang mengakibatkan produksi mereka berkurang, kemudian Khalifah Umar menyuplai kebutuhan mereka dari Irak.
Ketiga, jika kurangnya pasokan diakibatkan penimbunan kartel oligarki, maka bagi para pelakunya akan mendapatkan sanksi takzir dan sekaligus wajib melepaskan barang kembali ke pasar.
Keempat, jika kenaikan harga dikarenakan penipuan, negara bisa menjatuhi sanksi takzir dan hak khiyar untuk membatalkan atau melanjutkan akad.
Kelima, jika kenaikan barang disebabkan faktor inflasi, maka negara wajib menjaga mata uang dengan standard emas dan perak, termasuk tidak menambah jumlahnya sehingga menyebabkan jatuhnya nilai nominal mata uang yang ada. Karena sistem keuangan dalam Khilafah berbasis dinar dan dirham, sistem keuangan ini sangat stabil tidak seperti sistem fiat money dalam kapitalis.
Inilah langkah-langkah yang dapat dilakuan oleh negara Khilafah dalam mengendalikan harga barang dan jasa, dan langkah ini pun sebagai jaminan bahwa Khilafah akan memastikan masyarakat mampu memenuhi kebutuhan dasar pokok mereka secara layak.
Wallahu a’lam bi ash-shawwab.[]