”Bagi kami, Anda perlu membuat satu langkah lagi yang mampu membawa keadilan bagi seluruh umat muslim dunia, apakah itu? Jawabannya adalah tegakkan syariat Islam secara kaffah, seperti halnya para kakek moyang dan leluhur kalian yang menegakkan syariat Islam dalam memimpin umat.”
Oleh. Desi Wulan Sari
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Kontestasi politik di negara Turki baru saja selesai. Perhelatan perebutan kursi kepemimpinan kian sengit. Lebih dari 60 juta pemilih akan pergi menuju tempat pemungutan suara untuk pemilihan. Sebanyak 24 partai politik dan 151 kandidat independen akan bersaing untuk 600 kursi. Saat ini Presiden yang berkuasa Recep Tayyip Erdogan akan menghadapi pesaingnya dari partai oposisi Partai Rakyat Republik (CHP) yang dipimpin oleh Kemal Kilicdaroglu yang melihat peluang-peluang dalam mengalahkan Erdogan.
Dalam pemberitaan laporan Daily Sabah, Sabtu, 13 April 2023, pemilu tahun ini dianggap penting, baik dari sisi Partai Keadilan dan Pembangunan (AK Party) yang berkuasa, maupun dari partai oposisi yaitu Partai Rakyat Republik (CHP) (kompas.tv, 14/5/2023).
Perhelatan pemilihan umum di Turki, tidak hanya menarik perhatian di dalam negerinya saja, tetapi dunia internasional pun tidak luput menyoroti peristiwa ini dalam rangka prediksi politik masing-masing negara yang menaruh kepentingan terhadap Turki di masa yang akan datang. Inilah dua sosok calon pemimpin Turki yang tengah memperebutkan kursi kepemimpinan baru nanti, mereka adalah:
- Recep Tayyip Erdogan
Beliau adalah seorang politikus Turki yang lahir di Istanbul, pada 26 Februari 1954. Erdogan dibesarkan di pesisir Laut Hitam dan kembali ke Istanbul pada usia 13 tahun. Ayah dan ibunya adalah dari keluarga golongan menengah, di mana ayahnya berasal dari Rize, ia seorang pelaut dan bertugas sebagai penjaga pantai Angkatan Laut. Mereka berasal dari keluarga pekerja keras. Erdogan mengenyam pendidikan di sekolah agama, Sekolah Imam Hatip, melanjutkan ke Universitas Mamara untuk belajar ekonomi dan bisnis. Erdogan remaja juga menyukai olahraga, membuat dia menjadi pemain sepak bola semi profesional pada usia 16 tahun. Hingga ketertarikannya pada dunia politik membuat dirinya bergabung dan berkarier politik bersama Partai Keselamatan Nasional (Milli Selâmet Partisi) di bawah pimpinan Necmettin Erbakan yang kini telah dibubarkan. Pada tahun 1982 Erdogan menjalani wajib militer sebagai seorang perwira dengan tugas khusus. Hingga Erdogan mendapatkan kursi kepemimpinan pada tahun 2014 sebagai Presiden Turki ke 12 dengan kemenangan suara 52 persen. - Kemal Kilicdaroglu
Sosok Kilicdaroglu seorang politikus Turki yang lahir di Desa Ballica, Distrik Nazmiye, Provinsi Tunceli, Timur Turki, ia lahir pada 17 Desember 1948. Sebagai anak keempat dari tujuh bersaudara. Ayahnya adalah salah satu dari ribuan Alevi (ket: aliran Islam yang berada di Turki dan Siprus, aliran ini bersumber dari Syiah yang bercampur sinkretisme Islam dan Sufisme) penganut yang diasingkan setelah pemberontakan Dersim gagal. Pendidikan dasar dan menengah yang ditempuh di berbagai tempat seperti Ercis, Tunceli, dan Elaziq. Kemal lulus pada 1971 belajar ekonomi di Akademi Ilmu Pengetahuan dan Komersial Ankara (Sekarang Universitas Gazi). Pada masa mudanya Kemal hidup dengan menjual barang-barang. Karier profesional pun ia jalani di antaranya sebagai akuntan dan dosen, pernah menjabat sebagai Deputi Direktur Jenderal Departemen Pembaharuan (1983). Kılıçdaroğlu menjadi Direktur Jenderal Organisasi Keamanan Sosial untuk Artisan dan Pekerjaan Sendiri (Bağ-Kur) (1991) dan pernah mengajar di Universitas Hacettepe (1999). Dalam karier politiknya, Kemal memimpin Partai Rakyat Republik (CHP) dan menjadi Pemimpin Oposisi Utama Turki sejak 2010. Pada tahun 2002-2015 ia menjabat sebagai anggota parlemen untuk distrik elektoral kedua Istanbul. Dan menjadi anggota parlemen untuk distrik elektoral kedua Izmir tahun 2015.
Melihat latar belakang kedua sosok calon pemimpin terpilih ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Turki. Persaingan ketat di antara keduanya saling menunjukkan kekuatan politik mereka masing-masing. Berbagai cara dan upaya terus dimainkan kedua kubu untuk bisa mendapatkan suara. Salah satunya, pemulangan pengungsi Suriah yang dilakukan oleh kubu Erdogan, bahkan suara perempuan pun menjadi fokus kegiatan yang dilakukan melalui istri Erdogan. Sedangkan Kemal dari kubu oposisi masih sedikit kesulitan dalam mengumpulkan dan menambah potensi suara, salah satu yang dilakukan adalah dengan berupaya mewujudkan komitmennya terkait pemulangan pengungsi Suriah dan pemberantasan terorisme.
Pemilu di Turki kali ini dilakukan melalui dua putaran pemilihan. Petahana putaran pertama, Erdogan memimpin dengan perolehan sementara 49,5 persen. Sedangkan politikus Kemal berada di angka 44,89 persen. Namun dikatakan bahwa putaran pertama perhitungannya belum selesai, kubu Erdogan sudah mengumumkan kemenangannya. Maka hal ini dianggap tidak sah, dan dibuat penghitungan putaran kedua, di mana ternyata tetap dimenangkan oleh kubu Erdogan dengan perolehan suara 52.5 persen sedangkan kubu Kemal memperoleh suara 47.7 persen.
Menariknya, sebelum putaran kedua dilakukan, media Amerika, New York Times, merilis artikel yang berisi harapan akan kekalahan Erdogan dengan judul “Kekalahan Erdogan di Turki Akan Menimbulkan Kelegaan di Barat dan Kecemasan di Moscow” hal tersebut seakan menunjukkan bahwa kemenangan Erdogan pada hakikatnya sangat tidak dikehendaki Barat. Karena berbagai kepentingan mereka banyak yang terhalangi oleh kebijakan yang dilakukan Erdogan sebelumnya, khususnya yang berkaitan dengan umat muslim dunia.
Namun, berbeda halnya dengan harapan umat muslim dunia yang justru menantikan dan mensyukuri kemenangan Erdogan menjadi seorang pemimpin Turki kembali. Adapun negara-negara yang mengumandangkan takbir atas kemenangan Erdogan di antaranya: Gaza-Palestina, Doha-Qatar, Beirut-Lebanon, Kosovo, Sarajevo-Bosnia Herzegovina, Boku-Azerbaijan, Brussel-Belgia, Berlin-Jerman, Stockholm- Swedia.
Ucapan selamat dan doa penuh anugerah kepada Erdogan membanjiri di belahan dunia, mengatakan bahwa Turki memiliki status yang istimewa secara regional dan global, kekuatan, stabilitas, dan pengabdian untuk agama sangat dinantikan. Harapan persaudaraan dan persahabatan umat muslim di dunia terus terjalin dengan baik.
Ada juga yang menaruh harapan pada Erdogan bahwa dia dapat memimpin rakyatnya menjadi lebih stabil dan sejahtera. Tak kalah dari berbagai kelompok muslim dunia ikut memberikan ucapan selamat atas proses demokratis yang mencerminkan citra peradaban yang unik bagi Turki dan rakyatnya. Harapan negara dunia Islam juga terus mengalir, bahwa kemenangan historis Erdogan menjadi titik awal baru bagi Turki untuk mempererat hubungan dengan dunia Arab dan muslim, meningkatkan posisinya secara regional dan internasional. Hingga harapan-harapan tersebut membuat Erdogan mengeluarkan doa:
“Tanah yang telah menyatu Islam di dalamnya, Janganlah Engkau cabut dari kaum muslim, ya Allah. ” -Recep Tayyip Erdogan-
Pemimpin Hakiki Dambaan Umat
Dalam Islam sosok pemimpin umat yang menjadi teladan terbaik adalah Nabi Muhammad saw., begitu pun para Khulafaur Rasyidin yang menjadi khalifah bagi Daulah Islam yang memimpin umat muslim menjadi masyarakat yang bahagia, makmur dan sejahtera.
Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baiknya pemimpin adalah mereka yang kamu cintai dan mencintai kamu, kamu berdoa untuk mereka dan mereka berdoa untuk kamu. Seburuk-buruk pemimpin adalah mereka yang kamu benci dan mereka membenci kamu, kamu melaknati mereka dan mereka melaknati kamu.” (HR. Muslim)
QS. An-Nisa ayat 48-49:
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا﴿٥٨﴾يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (-Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (An-Nisâ’/4:58-59).
Sehingga dalam memilih setiap pemimpin umat, khalifah memiliki dasar-dasar kepemimpinan yang tidak bisa diabaikan, di antaranya:
Pertama, tidak mengambil orang kafir atau yang tidak beriman sebagai pemimpin umat muslim.
Kedua, tidak mengangkat pemimpin dari orang-orang yang mempermainkan ajaran Islam.
Ketiga, pemimpin harus mempunyai keahlian, pemberian tugas dan wewenang sesuai dengan ahlinya dan kompeten dalam bidangnya.
Keempat, pemimpin harus bisa diterima, mencintai dan dicintai umatnya, mendoakan dan didoakan oleh umatnya.
Kelima, pemimpin harus mengutamakan, membela dan mendahulukan kepentingan umat, menegakkan keadilan, melaksanakan syariat, berjuang menghilangkan segala bentuk kemungkaran, kekufuran, kekacauan, dan fitnah bagi umat.
Adapun karakter seorang pemimpin Islam, haruslah berkarakter seperti memiliki motivasi tinggi untuk menjadi pemimpin yang terlihat dalam tingkah laku, sikap, dan kepribadian yang senantiasa berlandaskan syariat. Karakter yang harus dimiliki dalam sebuah kepemimpinan antara lain: Pertama, shidiq (jujur). Kedua, amanah (tanggung jawab). Ketiga, tidak menipu. Pemimpin hendaknya menghindari penipuan, sumpah palsu, janji palsu, keserakahan, perselisihan dan keburukan. Keempat, menepati janji. Seorang pemimpin juga dituntut untuk selalu menepati janjinya, baik kepada rakyat terlebih menepati janjinya kepada Allah Swt. Kelima, murah hati. Hadis Rasulullah saw. menganjurkan para pemimpin selalu bermurah hati dalam melaksanakan pemerintahan. Keenam, tidak melupakan akhirat, di mana kepemimpinan adalah perdagangan dunia, sedangkan melaksanakan kewajiban syariat Islam adalah perdagangan akhirat.
Sehingga, gambaran perhelatan mencari sosok pemimpin muslim dalam suatu negara, tidak hanya berefek pada negara itu sendiri, melainkan negara-negara lainnya dan khususnya negara muslim yang ada di dunia. Mereka mencari sosok pemimpin umat yang bijak dan mampu membela, melawan pada musuh-musuh kezaliman di dunia Islam, dengan ketegasan dan keberaniannya yang ditunjukkan pada Barat dan Eropa kini.
Apa yang tengah terjadi pada umat muslim dunia hari ini seakan tergambarkan dalam pemilu yang terjadi di negara Turki baru-baru ini. Pemilu yang sengit terjadi dalam kontestasi memilih pemimpin muslim yang disukai dan diharapkan dunia, khususnya umat muslim. Sehingga, kekhawatiran jika kemenangan berada di tangan partai oposisi akan menambah masalah baru yang tidak akan ada ujungnya lagi.
Erdogan saat ini tengah di elu-elukan dunia. Harapan umat muslim pada kebijakan pemerintah Turki di bawah kepemimpinan Erdogan, akan membawa angin segar atas masalah-masalah yang tengah dihadapi, khususnya di negara Islam yang berada dalam tekanan, kezaliman Barat dan komunis saat ini.
Jikalau bisa memberikan sepatah kata pada beliau, tentu ucapan inilah yang akan kami sampaikan kepadamu. “Wahai Erdogan, selamat atas terpilihnya Anda menjadi pemimpin muslim di negara Turki, dalam setiap kebijakan dan tindakan yang Anda lakukan untuk negara muslim, khususnya Palestina sangat diapresiasi hingga hari ini. Bagi kami, Anda perlu membuat satu langkah lagi yang mampu membawa keadilan bagi seluruh umat muslim dunia, apakah itu? Jawabannya adalah tegakkan syariat Islam secara kaffah, seperti halnya para kakek moyang dan leluhur kalian yang menegakkan syariat Islam dalam memimpin umat. Sebagaimana Sultan Muhammad Al-Fatih telah menjadikan negara Turki sebagai negara adidaya yang hebat pada masanya. Maka, bercerminlah pada kejayaan Islam yang akan membawa seorang Erdogan dan negaranya menjadi yang dicintai seluruh umat muslim di dunia.”
Sejatinya, yang didambakan umat hari ini adalah tegaknya Daulah Islam di dunia. Dengan sosok khalifah sebagai pemimpin membawa syariat dalam menjalankan pemerintahan bagi kemaslahatan seluruh umat manusia. Karena satu-satunya sistem yang mampu membawa kemenangan hakiki hanyalah Islam rahmatan lil alamiin.
Wallahu a’lam bishawab.[]
kepemimpinan dalam Islam meniscayakan penerapan hukum Islam secara menyeluruh..
Pemimpin yang didambakan umat setidaknya harus memiliki tujuh syarat utama : beragama Islam, laki-laki, balig, berakal, mampu, adil, dan merdeka. Merdeka artinya bebas dari intervensi apa pun dan siapa pun. Adil berarti ia paham semua syariat Islam. Jadi, tak hanya butuh sistem Islam, pemimpin yang didambakan umat juga harus mencerminkan kepribadian Islam pada dirinya.
Pemimpin yang baik akan melahirkan generasi yang baik, karena sejatinya yang didambakan umat hari ini adalah tegaknya Daulah Islam di dunia. Dengan sosok khalifah sebagai pemimpin membawa syariat dalam menjalankan pemerintahan bagi kemaslahatan seluruh umat manusia. Karena satu-satunya sistem yang mampu membawa kemenangan hakiki hanyalah Islam rahmatan lil alamiin.