Iran Rilis Pangkalan Drone Bawah Tanah, Eksistensi Militer AS Terancam?

“Sebesar apa pun upaya yang dilakukan Iran, jika masih dilakukan dengan semangat nasionalismenya, hanya akan melelahkan dan menghantarkan pada kekalahan bertahap. Hingga menjadikan nasibnya sama seperti negeri-negeri muslim lainnya pada kawasan Timur Tengah.”

Oleh. Drh. Lailatus Sa’diyah
(Tim Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Gejolak adu kekuatan dan pengaruh di Timur Tengah kian memanas. Berbagai kekuatan militer dihimpun untuk mempertahankan negara dan pengaruh terhadap kawasan tersebut. Berbagai senjata mutakhir dikembangkan untuk menggetarkan musuh. Adalah Iran kembali menunjukkan senjata militer dengan menampilkan pangkalan drone bawah tanah dalam pemberitaan. Akankah senjata baru Iran ini mampu menciutkan nyali AS dan sekutunya?

Tanggapan atas Sanksi AS

Diberitakan oleh televisi pemerintah Iran pada Sabtu (29/05), militer Iran telah memamerkan pangkalan drone bawah tanah di tengah ketegangan yang memanas di Teluk. Televisi pemerintah memberitakan ada 100 pesawat tak berawak disimpan di jantung pegunungan Zagros, termasuk di dalamnya Ababil-5 yang dilengkapi dengan rudal Qaem-9.

Menurut Komandan Militer Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi, tidak diragukan lagi bahwasanya drone milik Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran adalah yang paling kuat di kawasan itu dan kemampuan Iran untuk meningkatkan drone tidak dapat dihentikan (republika.co.id, 29/05/2022).

Begitu besar ambisi Iran untuk terus mengembangkan senjata militernya. Hal ini tidak lain untuk melawan berbagai serangan fisik AS dan sekutunya kepada Iran. Dalam perjalanan Iran mengembangkan drone nirawak sejak tahun 1980, AS dan Israel menuduh Iran telah mengirim armada drone ke proksinya di Timur Tengah, termasuk gerakan Hizbullah Lebanon, rezim Presiden Suriah Bashar Al-Assad, dan pemberontak Houthi Yaman. Berbagai sanksi internasional oleh AS sering didapatkan. Namun, hal tersebut malah menjadikannya beringas dalam berbagai aksi melawan AS dan sekutunya.

Faktanya, laporan televisi pemerintah Iran muncul sehari setelah Garda Revolusi Iran menyita dua kapal tanker Yunani di Teluk. Penyitaan ini sebagai aksi pembalasan atas penyitaan kapal minyak Iran oleh AS di sebuah kapal tanker yang ditahan di lepas pantai Yunani. Bulan lalu pihak berwenang Yunani menyita kapal tanker Pegas dengan bendera Iran, didapati ada 19 awak Rusia di dalamnya, penyitaan ini didasari atas sanksi dari Uni Eropa. Kemudian Amerika Serikat menyita kargo minyak Iran tersebut dan membawanya ke AS.

Konflik antara Iran dan AS seakan tak ada ujungnya. Tindakan saling balas dendam dan sanksi internasional justru menjadikan konflik semakin memanas. Mampukah Iran melawan militer AS dengan segala kecanggihan senjata militer yang dimilikinya?

Perjuangan Melelahkan

Tidak dapat dimungkiri, berbagai macam upaya AS dan sekutunya untuk melumpuhkan kekuatan militer Iran, justru menjadikan Iran sebagai negara yang tidak mudah dikalahkan. Tindakan Iran justru berbanding terbalik dengan harapan AS untuk membuat dominasi Iran semakin melemah di Timur Tengah. Melalui kebijakan agresif, justru Iran mampu mengimbangi AS dalam proses struggle for power. Namun akankah upaya ini berhasil?

Perjuangan melawan hegemoni AS dan sekutunya bukanlah hal yang mudah. Hingga saat ini belum ada satu pun negara yang mampu menandinginya. Tidak ada yang mampu menjamin seberapa kuat semangat nasionalisme Iran dalam membendung serangan AS dan sekutunya. Jika kita mau jujur, sebenarnya kekuatan militer Iran tidak akan pernah mampu mengalahkan kekuatan militer AS.

Berdasarkan situs pemeringkat militer dunia Global Fire Power (GFP) merilis daftar peringkat militer terkuat di dunia pada 2022, posisi Iran tidak masuk dalam 10 besar sebagai negara dengan militer terkuat di dunia. Justru sebaliknya yang menempati peringkat pertama sebagai negara dengan militer terkuat di dunia adalah Amerika Serikat. Kemudian disusul oleh Rusia dalam peringkat kedua, Cina dalam peringkat ketiga, India dalam peringkat keempat dan Jepang dalam peringkat kelima (kompas.com, 27/03/2022).

Maka jika ditilik berdasarkan kekuatan militer, sekalipun dengan kecanggihan senjata militernya, Iran tidak akan pernah mampu melawan hegemoni AS. Sebesar apa pun upaya yang dilakukan Iran, jika masih dilakukan dengan semangat nasionalismenya, hanya akan melelahkan dan menghantarkan pada kekalahan bertahap. Hingga menjadikan nasibnya sama seperti negeri-negeri muslim lainnya pada kawasan Timur Tengah.

Sejatinya AS hanya bisa di kalahkan dengan kekuatan besar yang sebanding atau lebih besar dari kekuatan AS. Namun faktanya adakah saat ini negara yang memiliki kekuatan militer sekuat AS?

Kapitalisme Ideologi Jahat

Ambisi Barat untuk menguasai dunia dengan penerapan kapitalisme telah menunjukkan cacatan buram khususnya bagi umat muslim. Bagaimana tidak? Umat muslim di negeri-negeri muslim terus menjadi sasaran kebiadaban AS dan sekutunya. Dengan dalih melawan teroris satu persatu negeri-negeri muslim dihancurkan. Kerakusan ideologi Kapitalisme telah mendorong Amerika dan negara-negara Barat melakukan intervensi di Irak, Suriah, Afganistan, Palestina dan negeri muslim lainnya. Mereka tak segan membunuh ratusan juta nyawa untuk memuluskan hasratnya menguasai dunia.

Di sisi lain, negeri muslim seperti Indonesia yang seakan tak berkonflik fisik dengan AS, tak luput dari upaya penjarahan kekayaan sumber daya alam dengan berbagai regulasi kebijakan pro kapitalisme. Di sinilah peran Barat dalam menanam antek-antek pemimpin boneka untuk memuluskan kepentingannya.

Maka, sudah selayaknya negeri-negeri muslim sadar, bahwa sejatinya kapitalisme ini telah menciptakan kezaliman yang menimbulkan penderitaan bagi umat muslim di seluruh dunia. Karena kesadaran inilah yang nantinya akan mendorong adanya revolusi hakiki di seluruh negeri-negeri muslim. Perlu adanya upaya penyadaran di tengah-tengah umat atas realitas rusaknya penerapan sistem kapitalisme.

Faktanya dengan berbagai cara, kapitalisme akan terus menggerogoti negeri-negeri muslim, untuk memadamkan berbagai upaya perjuangan mewujudkan revolusi hakiki ini. Yaitu kebangkitan pemikiran berasaskan syariat Islam. Barat sangat paham, kebangkitan pemikiran berasaskan syariat Islam akan menjadikan umat muslim sadar bahwa saat ini yang dibutuhkan adalah penerapan syariat Islam secara kaffah dalam bingkai Khilafah dan ini menjadi ancaman besar bagi eksistensi Barat.

Dunia Butuh Perubahan Global

Perlu dipahami bahwa semangat nasionalisme yang terus dipupuk di negeri-negeri muslim, hanya akan menjadikan umat muslim terpecah-belah. Hal ini diperparah dengan adanya pemimpin-pemimpin negeri muslim yang malah bersahabat dengan kafir penjajah dan bersifat represif kepada umat muslim.

Maka, untuk menghentikan itu semua, tidak ada jalan lain, negeri-negeri muslim harus bersatu, menghimpun kekuatan untuk melawan kafir penjajah di bawah naungan Khilafah Rasyidah. Hanya kekuatan militer Khilafahlah yang nantinya mampu mengalahkan kekuatan militer AS dan sekutunya.

Inilah satu-satunya sistem yang mampu menghantarkan kondisi umat muslim menjadi umat terbaik. Mewujudkan kondisi terbaik dalam kehidupan dunia dan akhirat. Yaitu sistem Islam yang aturannya bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunah. Sebagaimana sabda Rasulullah saw. : “ Telah aku tinggalkan pada kalian dua perkara. Kalian tidak akan tersesat selama berpegang pada keduanya. Itulah kitab Allah dan sunah Rasul-Nya (HR. Malik, Al-Hakim, Al-Baihaki).

Menerapkan sistem Islam secara kaffah bukanlah pilihan bagi umat muslim, namun merupakan suatu kewajiban yang harus diwujudkan. Maka itulah sejatinya arah perjuangan umat muslim yang hakiki.

Wallau’alam bishowab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
drh. Lailatus Sa'diyah Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Panasnya Menggenggam Bara Idealisme
Next
Revolusi Transportasi Hyperloop, Mempermudah Umat atau Ladang Investasi Bisnis Semata?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

2 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram