"Kian suburnya aliran sesat di belahan dunia, disebabkan penerapan sistem politik sekuler yang menjunjung tinggi paham liberalisme dan sekularisme. Paham ini tidak akan pernah menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunah sebagai sumber dalam memandang hak dan batil dari suatu paham atau ajaran. Tak heran, dunia hari ini tak mampu mengurai benang kusut paham yang menyimpang."
Oleh. Witta Saptarini, S.E.
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Sesuai fitrahnya manusia memiliki naluri beragama, yakni kecenderungan untuk mengultuskan alias mengagungkan sesuatu. Jika manusia tidak menemukan Tuhan yang benar, bisa jadi mengagungkan sesuatu yang salah. Alhasil, jalan hidupnya pun salah kaprah, bahkan tersesat. Sehingga, tidak dapat menggapai kebahagiaan yang hakiki. Seperti halnya dengan fenomena sekte sesat, yakni sekelompok orang yang percaya bahwa sistem agama yang ada dinilai tidak cukup, serta tidak sesuai dengan nilai-nilai yang mereka anggap sebagaimana mestinya. Alhasil, mereka mengubah dunia dengan menyebarkan paham serta pemikiran yang sehaluan dengan mereka. Tak hanya karena ketidakpuasan dalam ajaran agama, bahkan demi popularitas, kekuasaan, keturunan, serta kekayaan. Celakanya, banyak sekte yang mengatasnamakan agama menyebarkan paham ekstrem penuh tindakan kriminalitas.
Sekte Sesat yang Pernah Ada di Dunia
Berikut secuil fakta deretan sekte sesat, dengan berbagai ritual ekstrem dan keji yang pernah ada di dunia. Di antaranya, Children of God tahun 1968 di Huntington Beach, California. Sekte ini dikenal juga sebagai aliran pemuja seks yang terbilang keji. Di mana ritualnya mengharuskan melakukan seks sesama para penganutnya, bahkan dengan anak-anak. Lebih parahnya, sekte ini tak segan menculik, menyiksa, bahkan membunuh gadis belia demi tujuan di luar nalar, yakni ganjaran pahala yang besar.
Kemudian, sekte The Ku Klux Klan tahun 1865, di Amerika Serikat, dengan pengikut mencapai 4 juta orang. Sekte yang berawal dari komunitas kecil ekstremis Kristen yang dikenal dengan jubah putih, topi segitiga, dan topeng untuk menutupi identitasnya. Dengan prinsip White Power alias kekuatan orang kulit putih yang diagungkan. Sekte ini menyasar pada rasialisme ekstrem, serta menganggap masyarakat lain adalah hina dan tidak suci. Bahkan, tak segan menghilangkan nyawa manusia yang berbeda identitas dengan mereka, serta pemuka agama.
Selanjutnya, sekte Order of the Solar Temple tahun 1984, dikenal sebagai komunitas sadis di Jenewa, Swiss. Salah satu kejadian yang membuat sekte ini dikenal sadis, yakni ketika membunuh seorang bayi yang dianggap titisan anti Kristus. Sekte ini menjadikan bunuh diri sebagai seremonial utama penganutnya, yang diyakini dapat langsung menempati surga. Namun pada akhirnya, pemimpin sekte itu membantai habis 100 pengikutnya dengan cara diracun, ditembak, hingga dibakar. Sungguh mengerikan, kini sekte sesat entitasnya kian subur di berbagai belahan dunia.
Terkuaknya Sekte Sesat Pimpinan Pastor Mackenzi
Seperti kabar dunia yang baru saja terjadi. Ya, keterkejutan tengah melanda Kenya, yakni terkait penemuan kuburan massal yang diduga menjadi korban pengikut sekte sesat Good News International Church, pimpinan Pastor Paul Mackenzie Nthenge. Di mana, doktrin Mackenzie mengajarkan para jemaatnya melakukan ritual berpuasa hingga nyawa melayang, yang diyakini sebagai satu-satunya jalan cepat masuk surga dan bertemu Tuhan. Kini, korban terkubur dalam hutan Shakahola di kota Malindi, Kenya. Pemimpin Palang Merah Kenya mengabarkan 112 orang masuk daftar pencarian orang hilang, serta diperkirakan korban kian bertambah. Ia menilai tragedi ini bisa menjadi kasus kematian massal terparah dalam sejarah Kenya. Pasalnya, proses evakuasi yang dilakukan baru menyentuh permukaan. Kecurigaan kian bertambah dengan hadirnya truk-truk berkapasitas 300 jenazah, seiring penelusuran yang masih berjalan. (BBC News Indonesia, 1/5/2023)
Mati Kelaparan Jalan Cepat Bertemu Tuhan
Terkuaknya tragedi ini bermula di saat pihak kepolisian tengah menangani kasus kematian 7 orang yang diduga akibat kelaparan di Kenya Timur, tak jauh dari markas Mackenzie alias gereja yang didirikannya sejak tahun 2003. Disusul dengan penangkapan dirinya yang notabene pemimpin aliran sesat tersebut, lantaran diketahui ritual yang dilakukannya beserta para jemaatnya, yakni ‘kultus puasa’. Faktanya, tak sekadar puasa melainkan hingga mati kelaparan yang dipercaya sebagai jalan menuju surga dan bertemu Tuhan. Doktrin Mackenzie terhadap pengikutnya dilandasi pengakuan kontroversialnya, yakni telah bertemu dengan Tuhan dan mendapat wahyu. Tak ayal, sosok ini pun mengaku memiliki kekuatan kenabian.
Selain warga sekitar Shakahola, orang-orang dari berbagai penjuru Kenya pun mendatangi tempat tersebut untuk bergabung menjadi jemaat sekte pimpinan Mackenzie. Rasa duka menyelimuti hati seorang ayah bernama Jacob, yang tengah mencari putranya. Ia sudah tak melihatnya selama 4 bulan. Jacob sempat bertanya terkait komunitas yang diikuti anak lelakinya tersebut. Pria tersebut mendapat jawaban, bahwa manusia itu hidup tak hanya untuk makan. Lalu, putranya tersebut menuturkan telah menyaksikan para jemaah sekte berpuasa hingga mati kelaparan. Dari sinilah Jacob memberanikan diri untuk mencari anaknya.
Pastor Paul Mackenzie Nthenge yang notabene pemimpin sekte beserta 14 jajaran pengurus gereja lainnya telah ditahan. Menurut kabar media Kenya, selama di tahanan Mackenzie pun menolak makan dan minum. Mackenzie dijadwalkan hadir di persidangan pada tanggal 2 Mei 2023. Dengan dakwaan berlipat disebabkan kekejiannya yang membahayakan keamanan publik, yakni pembunuhan, radikalisasi, serta terorisme. Bahkan, otoritas Kenya telah menetapkan Pastor Mackenzie bersalah sebelum persidangan. Perlu diketahui, Paul Mackenzie sempat menyerahkan diri pada tahun 2019, terkait kematian anak-anak. Namun, ia dibebaskan dengan jaminan uang. Kini, Mackenzi kembali diringkus pada tanggal 15 April 2023 setelah banyak menelan korban jiwa.
Sekte Sesat Tumbuh Subur di Peradaban Kapitalis Sekuler
Otoritas Kenya menyesali bahwa tragedi ini tidak seharusnya terjadi. Begitu pula dipastikan tidak akan ada hal yang ditutupi terkait kasus ini. Namun, warga menilai pemerintah tidak bergerak cepat dalam melakukan intervensi dan investigasi secara komprehensif. Pasalnya, penyelidikan terhadap aktivitas Mackenzie dan orang-orang yang diduga terlibat, telah dilakukan sejak tahun 2017. Bahkan, perseteruannya dengan pihak kepolisian telah berlangsung sejak awal Mackenzie mendirikan gereja. Bila menilik regulasi terkait pemimpin keagamaan Kenya, setiap pemuka agama dari keyakinan apa pun yang melenyapkan nyawa manusia, serta terlibat dalam tindakan kriminal atas nama agama harus dihentikan. Namun, tak sesuai dengan fakta. Sebab, ini bukanlah kasus pertama bagi Mackenzie.
Oleh sebab itu, kian suburnya aliran sesat di belahan dunia, disebabkan penerapan sistem politik sekuler yang menjunjung tinggi paham liberalisme. Dengan dalih hak asasi manusia dan kebebasan berkeyakinan. Sekularisme tidak akan pernah menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunah sebagai sumber dalam memandang hak dan batil dari suatu paham atau ajaran. Tak heran, dunia hari ini tak mampu mengurai benang kusut paham yang menyimpang.
Perlu dipahami, tidak setiap orang yang berpikir serius itu sampai pada hakikat kebenaran. Apakah hasil pemikiran mereka sampai pada level yang sudah bisa menyingkap kebenaran atau tidak. Dalam konteks ini, apa yang dilakukan Mackenzi adalah buah dari pemikiran yang tidak lahir dari konsep berpikir hakiki, yang mengantarkan pada disharmoni antara fakta dan kebenaran. Sebab tidak mungkin diwujudkan, sekadar doktrin, perasaan, dan mimpi. Oleh Sebab itu disebut pemikiran yang absurd. Bertentangan dengan konsep berpikir hakiki. Alih-alih bertemu Sang Pencipta, namun justru mendapat murka dan menjadi penghuni neraka. Inilah implikasi dari tertancapnya nilai-nilai kapitalis sekuler. Di mana konsep pemikiran-pemikiran salah yang hari ini terus dipropagandakan dan dilegitimasi. Walhasil, mengantarkan manusia pada bencana.
Khilafah Membabat Habis Aliran Sesat
Akidah yang kokoh sejatinya mampu menyingkirkan berbagai penyimpangan, serta secara otomatis menolak segala bentuk kesyirikan. Aliran sesat tidak akan marak seperti hari ini jika Islam diterapkan dalam format negara ideal yakni Khilafah, yang melandaskan sistem pemerintahannya berdasarkan akidah Islam. Khilafah dengan seperangkat sistemnya tidak akan memberi ruang bagi tindak kriminal. Khilafah akan membangun mindset tentang kehidupan yang sahih, menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok dan dasar individu masyarakat, menciptakan keadaan kondusif, hingga penerapan sanksi tegas berefek jera bagi pelaku kejahatan (zawajir). Begitu pula sanksi yang menjadikan penebus dosa bagi pelakunya (jawabir).
Sebagai kekuatan politik terbesar bagi umat muslim, tidak ada satu pun negara yang mampu menandinginya. Oleh sebab itu, Khilafah meniscayakan perlindungan bagi kaum muslim dan nonmuslim dari berbagai ancaman. Khalifah akan menjaga nyawa rakyatnya. Sebagaimana Allah Swt. telah menegaskan dalam surah Al-Maidah ayat 32.
“Barang siapa yang membunuh satu jiwa manusia tanpa hak, maka sama halnya dengan membunuh manusia seluruhnya.”
Hal ini menunjukkan betapa luar biasanya Islam. Sebab, tak hanya menghormati darah umat muslim saja. Terlebih lagi terhadap darah umat Islam. Sebagaimana pesan Rasulullah saw., saat haji wada. Bahwasanya, hancurnya Ka’bah lebih ringan di mata Allah Swt. dibanding hilangnya nyawa seorang muslim. Tak hanya penjagaan terhadap darah. Khilafah pun akan menjaga agama, harta, jiwa, akal, kehormatan, keturunan, negara, termasuk wilayah. Maka, Khalifah akan melakukan tindakan nyata dan tegas terhadap para perusuh yang membunuh banyak jiwa, membabat habis aliran sesat, serta tidak membiarkan rakyatnya dibunuh dan dibantai.Wallahu a’lam bish-shawab.[]