Islamofobia dan Ujaran Kebencian terhadap Muslim di India

Islamofobia dan kebencian terhadap muslim di India

Para pemimpin muslim harus memiliki kesatuan sistem politik dan melakukan langkah riil terhadap ujaran kebencian yang diberikan kepada muslim di India.

Oleh. Firda Umayah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Perdana Menteri India, Narendra Modi kembali menghebohkan dunia mengenai pernyataannya terhadap muslim di negara tersebut. Ia dituding menyulut ujaran kebencian saat menyatakan muslim sebagai penyusup. Hal itu terjadi saat Modi berkampanye di Rajasthan dengan mengatakan bahwa Kongres Nasional India (INC) akan bagi-bagi kekayaan dengan penyusup dan mereka yang memiliki banyak anak. (cnnindonesia.com, 24/04/2024)

Pernyataan Modi lantas mendapatkan banyak kecaman dari muslim di sana. Seorang jurnalis muslim, Rana Ayyub, menuliskan bahwa apa yang dikatakan Modi merupakan ujaran kebencian yang ditujukan secara langsung terhadap suatu komunitas yaitu muslim. Pemerintahan Modi memang terkenal tidak menyukai muslim dan Islam. Sejumlah aturan kontroversial pun ia keluarkan untuk menyudutkan muslim di India. Lantas, bagaimana sikap kita sebagai muslim terhadap fakta ini?

Islamofobia dalam Pemerintahan India

Sebagai negara dengan sistem republik parlementer, India memiliki aturan bahwa kepala pemerintahan dipimpin oleh seorang perdana menteri. Saat pemerintahan India dipimpin oleh Narendra Modi, aroma islamofobia pun makin hadir di dalamnya. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kejadian yang menunjukkan adanya sentimental terhadap muslim.

Beberapa kejadian dengan aroma islamofobia pekat di India di antaranya:

Pertama, pemberlakuan CAA atau Undang-Undang Amandemen Kewarganegaraan sejak 11 Maret 2024. Pemberlakuan CAA ini berpotensi akan menyingkirkan sekitar 200 juta muslim yang tinggal di negara tersebut secara sistematis dan terstruktur. (narasipost.com, 20/03/2024)

Kedua, adanya upaya penindasan dan penghapusan identitas budaya muslim. Seorang arsitek dan penulis yang tinggal di India, Sara Ather, menuliskan bahwa Idulfitri tahun ini, muslim di India cenderung ditekan dan mendapat kekerasan diskriminatif oleh komunitas Hindu. Hal itu mengingat penyerangan terhadap mahasiswa muslim yang dilakukan oleh massa Hindu saat beribadah di kampus. (media-umat.info, 17/04/2024)

Ketiga, penggambaran dan penghinaan terhadap muslim sebagai teroris. Kejadian ini mengundang kemarahan muslim saat anggota parlemen Partai Bharatiya Janata yang dipimpin Modi mendeskripsikan dengan keji tentang muslim pada September tahun lalu. (mediaumat.id, 26/09/2023)

Keempat, penghapusan kurikulum kesultanan Islam. Masih pada tahun 2023, melalui Dewan Nasional dan Pelatihan Pendidikan, rezim Modi resmi menghapus bab-bab dalam kurikulum yang berkaitan dengan sejarah kesultanan Islam di negara tersebut. Penghapusan kurikulum tersebut tentu akan menyebabkan generasi penerus tidak memahami kaitan antara sejarah India dan Islam. (hidayatullah.com, 28/04/2024)

Kelima, seruan kepada umat Hindu untuk menyerang Makkah dan merebut Ka’bah dari pernyataan pendeta Hindu, Yati Narshainghanand. Setelah Modi berkuasa, ungkapan kebencian dari para ekstremis Hindu makin santer digaungkan. Berbagai persekusi dan diskriminasi pun sering dialami muslim oleh para ekstremis ini. (detik.com, 13/04/2023)

Keenam, upaya penghancuran situs-situs Islam di India. Upaya ini ditargetkan untuk menghilangkan jejak peradaban Islam di negara tersebut. Salah satu situs yang menjadi sasarannya adalah Taj Mahal. Sebuah makam yang dibangun oleh Sultan Mughal Shah Jahan. (cnnindonesia.com, 20/05/2022)

Menyikapi Islamofobia di India

Melihat berbagai kejadian yang menyudutkan muslim di India, tidak boleh membuat umat Islam diam tanpa aksi yang nyata. Sebagai muslim yang memiliki kewajiban amar makruf nahi mungkar, muslim harus menyuarakan bahwa semua ujaran kebencian, penindasan, dan diskriminasi terhadap umat Islam harus dihentikan. Upaya menghentikan ini tentu membutuhkan kekuatan melalui tangan-tangan para pemimpin muslim yang berkuasa.

Para pemimpin muslim harus memiliki kesatuan sistem politik dan melakukan langkah riil terhadap semua hal tersebut. Pemimpin muslim di sekitar India seperti Pakistan dan negeri lain tidak boleh diam atau sekadar mengecam dan mengutuk perbuatan yang telah dilakukan. Butuh kekuatan militer untuk menolong muslim di India dan negeri yang lainnya. Tanpa semua hal itu, sangat sulit bahkan mustahil muslim akan terbebas dari segala penindasan dan diskriminasi.

Sayangnya, sekat nasionalisme dan mengakarnya sistem sekularisme menyebabkan ketiadaan persamaan pemikiran, perasaan, aturan di kalangan para pemimpin muslim. Oleh karena itu, dakwah pemikiran untuk menghilangkan tsaqafah asing dan mengembalikan tsaqafah Islam ke dalam benak umat adalah hal penting yang harus selalu dilakukan.

Khilafah Menjaga Eksistensi Muslim

Khilafah sebagai satu-satunya institusi penerap syariat Islam akan dapat menjaga keberlangsungan hidup muslim di berbagai wilayah dunia. Termasuk muslim di India. Dalam sejarah, saat seorang raja Hindu di Sindhi kala itu menawan rombongan pedagang muslim termasuk anak-anak dan perempuan pada tahun 711 M, Khilafah sebagai negara yang mandiri tidak tinggal diam.

Khilafah yang dipimpin oleh Khalifah Walid bin Abdul Malik mengirimkan dua puluh ribu pasukan tangguhnya untuk menyelamatkan mereka. Di bawah kepemimpinan Amirul Jihad, Muhammad bin Qasim, rombongan muslim tersebut dapat dibebaskan dari penawanan yang dilakukan oleh Raja Dahir.

Dari peristiwa di atas terlihat jelas bahwa Khilafah begitu besar memberikan perhatian kepada muslim. Wibawa Khilafah juga hadir saat mengerahkan pasukan yang begitu besar meskipun hanya untuk membebaskan rakyat biasa. Apalagi untuk hal lain seperti penistaan terhadap Nabi Muhammad saw. dan ajaran Islam. Tentu akan lebih tegas dan besar lagi kekuatan yang ditunjukkan oleh Khilafah. Semua itu dapat dijumpai dalam berbagai sejarah panjang Khilafah yang tegak lebih dari 13 abad lamanya.

Penutup

Sungguh, tidak ada jalan lain untuk menjaga eksistensi muslim kecuali dengan Khilafah sang perisai sekaligus pelindung umat Islam. Adalah kewajiban muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. Untuk menegakkannya, sebagaimana firman Allah Taala,

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً…

"Dan ingatlah ketika Rabbmu berfirman kepada malaikat, 'Sesungguhnya Aku akan menjadikan di muka bumi khalifah…" (QS. Al-Baqarah : 30)

Wallahu a'lam bishawab. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
Firda Umayah Tim Penulis Inti NarasiPost.Com Salah satu Penulis Inti NarasiPost.Com. Seorang pembelajar sejati sehingga menghasilkan banyak naskah-naskahnya dari berbagai rubrik yang disediakan oleh NarasiPost.Com
Previous
Menjadi Penghafal atau Pengamal Al-Qur’an?
Next
Harga Gula Meroket, Ada Apa?
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

4 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Sartinah
Sartinah
10 days ago

Agak lain memang PM India ini. Permusuhannya terhadap Islam dan kaum muslim benar-benar terang-terangan. Ini jadi bukti bahwa permusuhan kaum kafir tidak ada hentinya sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur'an.

novianti
novianti
16 days ago

Padahal saat dakwah Islam sampai ke sana, kehidupan kaum muslimin dan penganut agama lainnya bisa berdampingan. Kedamaian terkoyak setelah Inggris memasuki wilayah tersebut lalu mengiris-iris menjadi ada negara Pakistan, Bangladesh. Munculnya Mirza Gulam Ahmad juga tidak lepas dari peran Inggris. Penganut agama lain sering menuduh muslim sebagai teroris, faktanya mereka lah melakukan tindakan intimidasi kepada orang-orang muslim.

angesti widadi
16 days ago

padahal India tu awalnya termasuk negara islam yg memiliki banyak keistimewaan, tp setelah di pimpin hindu, diskriminasi thd muslim begitu besar, jadi terlihat buruk²nya saja..

Firda Umayah
Firda Umayah
17 days ago

Jazakumullah khoiron katsiton kepada tim redaksi NP

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram